"Siapa kau jalang gemuk?" Gertak seorang wanita yang berpakaian ketat dan memakai rok yang sangat mini sambil mengebrak meja. Reina menyembur minuman nya di baju wanita itu.
"Apaan kau ini? Aneh sekali?" Tanya Reina mengelap mulutnya dengan tisu. Rosalie menahan tawa begitu juga Hans. Wanita itu mengacak pinggang nya.
"Aku Lisa jalang gemuk. Yang kau dekati terus itu adalah kekasihku" jawab Lisa mengelap bajunya yang terkena semburan Reina. Reina menaikan alisnya.
"Kekasihmu? Yang mana? Aku juga punya kekasih. Untuk siapa aku mendekati kekasihmu yang entah itu siapa" ucap Reina menggaruk tengkuknya. Lisa menatap Reina dengan tajamnya.
"Kekasihku adalah Arthur babi. Kau tak layak olehnya" balas Lisa menunjukkan tangannya pada Reina. Reina menghembuskan nafasnya dan menatap wanita bermake-up tebal itu.
"Lisa, ada sesuatu di pipimu. Biar aku bantu membersihkan nya" Reina mengeluarkan tisu basahnya. Dia mengelap wajah Lisa dan Reina tertawa melihatnya.
"Sudah bersih" Lisa menyentuh wajahnya dan terkejut kalau make-up nya hilang.
"Aaaaa kau" Rosalie tertawa keras melihat Lisa yang benar-benar kacau itu.
"Hahahaha kau ini kebanyakan obat jadinya halusinasi" umpat Rosalie memegang perut nya. Begitu juga dengan Lio dan Alfa.
"Hei Lisa. Tuan Johnson tidak memiliki kekasih kau tahu. Kau terlalu mengkhayal" ujar Lio dan Reina hanya tertawa melihatnya. Lisa menatap tajam Reina.
"Kau awas saja kau babi jelek" ancam Lisa menunjuk jarinya ke Reina. Reina menaikkan alisnya dan menatap Lisa tajam.
"Memang aku jelek. Tapi aku tidak bermuka tebal sepertimu nenek sihir" sindir Reina membuat semua orang tertawa terbahak-bahak. Lisa menutupi wajahnya dan berlari karena malu. Reina menggelengkan kepalanya dan duduk kembali di kursinya.
"Benar-benar wanita halusinasi"umpat Reina meneguk jusnya. Rosalie memeluk Reina di sampingnya.
"Kau benar-benar savage Reina" puji Rosalie mencubit pipi Reina itu.
"Hehehe aku mengikuti salah satu personil bts yang benar-benar savage. Jadinya aku ikutan juga" balas Reina sambil tersenyum. Hans menepuk tangannya.
"Jangan bilang Suga bukan?" Tanya Hans dan Reina hanya mengangguk.
"Benar" jawab Reina bersemangat. Dia melihat jam tangannya.
"Sudah waktunya balik kerja. Aku pergi dulu ya" Reina melambaikan tangannya pada teman-teman nya dan berlari menuju lift. Saat dia ingin menutup lift, tiba-tiba ada tangan yang menghadangnya.
"Tunggu" ternyata itu Arthur. Reina menundukkan kepalanya.
"Selamat siang tuan" sapa Reina segera menjauh dari Arthur.
"Siang juga" balas Arthur dan dia menekan tombol lantai 50. Didalam lift mereka hanya terdiam. Arthur hanya melirik Reina yang masih menundukkan kepalanya.
"Rey.." Reina tersentak ketika seseorang memanggil namanya.
"Reina, kau tidak apa-apa?" Tanya Arthur penasaran. Reina hanya menggelengkan kepalanya.
"Tidak ap..." Tiba-tiba lift mati seketika. Lampu menjadi padam dan mereka berhenti di lantai 20.
"Apa yang terjadi?" Panik Reina berada di pojok lift. Arthur menekan tombol bantuan lift sambil melirik Reina.
"Reina kau tak apa?" Tanya Arthur mendekati Reina yang terdiam itu. Reina menutup telinga dan matanya itu lalu menekuk lututnya sambil duduk.
' jangan jangan kumohon ini berakhir ' ucapnya dalam hati. Arthur segera menghampiri Reina itu dan berlutut di depannya.
"Reina tatap aku. Ini akan baik-baik saja" ucap Arthur melihat reaksi Reina yang ketakutan itu. Arthur memeluk badan Reina yang bergetar dengan eratnya dan wajah Arthur tepat di kepala Reina.
"Reina dengarkan aku. Sebentar lagi bantuan akan datang. Aku akan menemanimu" ucap Arthur di telinganya. Reina masih memejamkan matanya itu yang masih ketakutan.
"Sekarang kau bayangkan. Apa yang kamu inginkan?" Tanya Arthur masih memeluknya. Reina menjawabnya walau suaranya sedikit serak.
"M..magic shop" jawab Reina pelan. Arthur sepertinya mengerti apa yang dimaksud Reina. Dia membisikkan sesuatu padanya.
"Okay, bayangkan kamu berada di sebuah pintu kayu berukiran indah yang bertuliskan magic shop. Kamu membuka pintu itu pelan dan kau masuk kedalamnya. Tempat itu bukanlah sebuah ruangan, melainkan taman yang sangat indah. Ditaman itu kau menemukan meja dan diatasnya ada secangkir teh hangat. Kau meminum teh itu sambil terduduk diatas rumput sambil melihat galaksi diatasnya. Kau merasa bahagia dan kau berlari ke taman itu sambil bersenang-senang" ucap Arthur dan Reina menstabilkan nafasnya itu. Reina mengikuti arahan Arthur itu.
'sudah lebih tenang dia ' ucap Arthur dalam hatinya. Dia masih memeluk Reina dan mengelus punggungnya.
"Apa kau membayangkan nya?" Tanya Arthur pada Reina yang masih membayangkan itu.
"Aku membayangkan nya" jawab Reina serak. Arthur tersenyum dan mengecup ujung kepala Reina yang harum shampoo mint itu.
"Baguslah" jawab Arthur setia memeluknya. Tiba-tiba lift bisa terbuka dan disana ada Rosalie dan Hans menunggu Reina.
"Reina" panik Rosalie dan membawa Reina ke pelukannya.
"Kau tak apa?" Tanya Rosalie khawatir pada keadaan Reina. Thomas datang untuk Arthur.
"Tuan" Thomas khawatir akan keadaan Arthur itu. Reina hanya lemas dan Rosalie khawatir seketika.
"Hans, kita bawa dia ke apartemennya. Dia sedikit lemas" ucap Rosalie. Hans mengangguk dan membopong Reina di pundaknya. Arthur yang melihatnya hanya mengepalkan tangannya. Tapi Thomas menyentuh pundaknya.
"Tahan tuan, biar dia bersama temannya" ucap Thomas dan Arthur segera pergi meninggalkan kantor.
Rosalie khawatir melihat Reina yang masih lemas itu. Dia berada di apartemen Reina dan Hans sudah pulang duluan.
"Reina, kau tidak usah kerja dulu ya. Istirahat" ucap Rosalie mengelap keringat Reina itu. Reina hanya mengangguk pelan.
"Terimakasih Rose, kau baik sekali padaku. Kau seperti kakakku" ucap Reina tersenyum kecil. Rosalie hanya tersenyum dan memeluk Reina.
"Kau seperti adikku Reina. Walau aku mengenalmu sebulan tapi aku merasa kita berteman lama" Rosalie membenarkan selimut Reina itu.
"Aku sudah membuatkan bubur susu untukmu ya. Apa aku perlu hidangkan?" Tanya Rosalie tapi Harley menggelengkan kepalanya.
"Kau pulang saja. Aku akan makan" ucap Harley menatap Rosalie. Rosalie mengelus kepala Reina itu.
"Baiklah kalau begitu. Tapi kalau kau ingin apa-apa bilang padaku atau ketiga pria itu oke" jawab Rosalie berada di pintu. Reina mengangguk dan melambaikan tangannya.
"Hati-hati Rosalie" ucap Reina dan Rosalie kembali ke rumahnya. Reina menghembuskan nafas dan segera istirahat. Tiba-tiba ada telfon yang berdering.
"Siapa?" Reina segera mengangkatnya.
"Halo?" Tapi tidak ada suara di handphonenya. Tiba-tiba ada suara.
"Bagaimana keadaan mu?" Tanya seseorang di sana. Reina menaikkan alisnya.
"Siapa ini?" Tanya Reina penasaran. Seseorang itu terkekeh dan segera menjawabnya.
"Ini aku Arthur" Reina tersentak kaget mendengarnya.
"Maaf tuan, saya tidak tahu kalau itu anda" ucap Reina menyesal. Arthur terkekeh sambil meneguk wine nya.
"Tidak apa. Istirahat kau. Aku beri izin sampai kau sembuh" ujar Arthur kembali. Reina mengangguk kepalanya.
"Baiklah tuan" Reina mematikan handphonenya dan dia segera tidur. Arthur yang berada di apartemen nya itu hanya tersenyum mendengar suara Reina.
"Segeralah ingat Reina. Aku merindukanmu"
YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...