Reina berjalan-jalan sambil bersepeda seorang diri. Arthur tidak ikut karena dia masih tidur. Jadi Reina bisa melepaskan diri sejenak dengan sepedanya.
"Tidak peduli intinya aku mau kabur dari si pedo" ucapnya mengenakan airpod nya itu dan menyalakan lagu sambil bersenandung ceria.
"Oh my my my
Oh my my my
I've waited all my lifeOh my my my
Oh my my my
Looking for something rightI want something stronger
Than a moment than a moment loveI have waited longer
For a boy with
For a boy with luv"Reina memberhentikan sepedanya menuju taman yang lumayan dekat dengan kantor nya.
"Aku baru tahu kalau ada taman disini" Reina turun dari sepeda dan memasuki area taman itu. Begitu cantik sekali taman itu penuh dengan bunga-bunga beraneka ragam dan aroma.
"Cantik-cantik sekali" puji Reina memotret beberapa bunga itu. Dia melihat pohon besar di sana dan segera duduk dibawah pohon itu.
"Santainya" ucap Reina sambil memainkan handphone nya itu dibawah pohon. Reina mengupload beberapa foto yang dia potret itu.
"Nyaman sekali aku disini. Andai aku tidak pulang bertemu dengan si pedofil itu. Pasti aku merasa bebas seperti burung" keluhnya dan dia melihat jam tangannya.
"Sudah jam 12" Reina berlari menuju sepeda nya dan mengayuhnya.
"Aku ke Rosalie saja ah. Aku malas ke apartemen" ucapnya mengayuh ke rumah Rosalie.
Reina baru pulang dari rumah Rosalie tepat jam 9 malam. Reina melihat sekeliling apartemennya.
"Aman" Reina berlari pelan menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya yang belum mandi sedari sore itu. Selesai mandi dia mengenakan bathrobe nya dan menggosok rambutnya dengan handuk.
"Darimana saja kau?" Reina terkejut mendengar suara yang berasal dari sofanya itu. Itu Arthur yang menunggunya dari tadi.
"Sial" umpat Reina dan berlari memasuki kamarnya. Arthur menggedor pintu kamar Reina
"Buka pintunya Reina" ucap Arthur terus menggedor pintu nya. Reina mengunci nya dari dalam.
"Tidak mau" balas Reina bergegas memakai bra dan celana dalam nya itu. Baru dia selesai mengenakan celana pendek, tiba-tiba Arthur mendobrak pintu kamarnya.
'brakk'
Reina menutup dadanya dengan handuk. Arthur benar-benar marah seperti nya. Arthur mengambil tangan Reina itu dan mengambil sebuah borgol di kantung celananya."Apa yang kau lakukan?" Tanya Reina melihat tangan kanannya diborgol dan Arthur memborgol tangan kirinya itu. Reina membelakkan matanya apa yang Arthur lakukan.
"Apa-apa ab kau ini? Aku belum memakai bajuku" gertak Reina berusaha membuka borgol itu. Arthur menarik borgol itu dan merangkul pinggang Reina itu.
"Kemana saja kau seharian ini?" Tanya Arthur menahan emosinya. Reina berdecih melirik sembarangan arah.
"Bukan urusanmu Arthur aku mau kemana. Ini hidupku" jawab Reina mengambil handuknya itu dan menutup badannya yang hanya mengenakan bra hitam. Arthur menelan ludah melihat Reina yang hanya memakai bra itu.
"Kau... seksi sekali" wajah Arthur memerah seketika melihat dada berisi Reina itu. Reina menutupi nya dengan handuk.
"Awas kau...." Arthur mendorong Reina ke kasur dan menindihnya sambil menciumnya dengan rakus.
"Kau.. membuatku bergairah" Arthur mencium Reina kembali secara bertubi-tubi. Reina berusaha mengelak tapi dia benar-benar terjebak.
"Sial..." Lidah Arthur memasuki mulut Reina. Tangan kanan Reina berusaha mendorongnya tapi tenaga Arthur tidak terkendali. Arthur menyudahi permainan lidahnya.
"Aku ingin bercinta denganmu Reina. Aku sangat menginginkannya" desah Arthur meraba dada Reina itu dengan kerasnya. Reina mengigit bawah bibirnya dan Arthur menurunkan bra nya itu. Arthur menghisap dada berisi Reina itu seperti bayi. Reina merasakan sesuatu yang belum dia rasakan sebelumnya.
"Ahh...." Desah Reina meremas rambut cheesenut Arthur itu. Reina menggelengkan kepalanya dan menyadari apa yang terjadi.
"Arthur... Hentikan" pinta Reina sedikit bergairah itu. Arthur menjilati leher nya dan Reina berusaha menolak. Dia memejamkan mata.
"Hentikan!"
'plak'
Reina menampar pipi Arthur dengan kerasnya. Arthur menyentuh pipinya itu yang lumayan berdenyut.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Arthur dengan dinginnya. Reina menstabilkan nafasnya itu dan menutup dadanya dengan tangan kirinya itu.
"Kau... Hampir... Memperkosa ku lagi" jawab Reina meraih selimutnya itu.
"Kau bilang kau mencintaiku. Tapi kau berusaha merusak ku" bentak Reina menyelimuti dirinya itu. Arthur terdiam dan menyadari perbuatan nya itu.
"Maaf, aku benar-benar lupa" sesal Arthur mengecup ujung kepala Reina itu. Dia memeluk Reina dengan eratnya.
"Aku tidak tahan seperti ini Reina. Kau membuatku tergila-gila padamu" ucap Arthur berlutut di depannya sambil membuka borgol ditangan mereka. Reina mengelus tangannya itu yang memerah. Reina menatap Arthur yang mengambil tangan dan mencium pergelangan tangannya yang memerah karena borgol. Dia menghembuskan nafasnya.
"Kau tahu beri aku waktu untuk menerima mu. Aku takut hal ini terjadi terus menerus" pinta Reina mengambil pakaiannya. Arthur mengangguk dan memeluk Reina disebelahnya.
"Kau yang terbaik" ucap Arthur mencium pipinya itu. Sementara Reina hanya diam tak bergeming.

YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Dragosteseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...