37

37 2 0
                                        

Ditempat lain

Alfa berkumpul di apartemennya dengan Reno dan juga kedua detektif. Thomas baru datang dan duduk dikursi yang tersedia.

"Ada apa kau membawa kami kesini Alfa?" Tanya Reno menyilangkan kakinya. Alfa mengeluarkan foto itu dan memperlihatkan diatas meja.

"Aku baru melihat foto ini disekitar dinding kamar Arthur. Sebuah mansion bernuansa hitam yang megah" Alfa melirik Thomas yang juga memperhatikannya.

"Apa kau tahu mansion ini Thomas?" Tanya Alfa pada Thomas. Dia melihat foto itu sejenak.

"Ini adalah mansion yang tuan Arthur inginkan sedari dulu. Aku pernah membantunya untuk mendesain mansion ini. Tapi sayangnya dia tidak ingin memberitahukan dimana lokasi itu" jawab Thomas padanya. Alfa mengangguk pelan sambil memijat batang hidungnya.

"Rumit sekali. Dimana mansion ini" umpat Alfa putus asa. Kedua detektif itu mengambil foto itu dan memotretnya dengan kamera handphone nya.

"Mungkin kami bisa melacak tempat itu" ucap Will mengeluarkan suaranya. Disambung dengan anggukan Sammy.

"Kita cari sekitar kota ini" Alfa mengangguk dan juga Reno.

"Temukan adikku dimanapun dia berada"

Di mansion

Reina tak percaya apa yang didapatnya. Dia benar-benar hamil anaknya Arthur. Reina meremas kepalanya sendiri dan berteriak histeris.

"TIDAK!!!" Arthur yang mendengar teriakan itu segera memasuki kamar Reina.

"Ada ap.." belum dia berbicara Reina melemparkan nya dengan vas kecil dan tepat kena kepala Arthur.

'pryangg'
Arthur terkejut dengan perlakuan Reina yang melemparkan nya dengan vas. Darah mengalir pelan dikepalanya. Arthur menyentuh darahnya. Dia menghampiri Reina langsung menampar nya.

'plakk'

Reina tersungkur terjatuh sambil menyentuh pipinya. Arthur menjambak rambutnya dengan keras.

"Apa yang kau lakukan sayang! Lihat perbuatan mu" gertak Arthur pada Reina yang menahan tangisnya. Reina menatap Arthur dengan tatapan benci dan menggigit pergelangan tangannya.

"Arghh" tangan Arthur melepas jambakan dirambut Reina dan Reina menjauh dari Arthur.

"Jangan pernah kau menyentuhku lagi atau mengasariku Arthur. Aku bukan boneka seks mu yang setiap hari kau bisa pakai sepuasnya sampai hamil!" Teriak Reina dengan air mata yang menetes. Arthur terkejut mendengarnya dan menghampiri Reina yang menekuk lututnya sambil menangis.

"Kau?hamil?" Tanya Arthur tak percaya. Dia berlari menuju kamar mandi dan melihat sesuatu di wastafel. Testpack dengan 2 garis merah. Arthur tersenyum senang walau darah mengalir di kepalanya. Dia berlari menuju Reina dan memeluknya.

"Akhirnya" Arthur mengecup ujung kepala Reina berkali-kali. Reina tersentak kaget dibekapan Arthur.

"Akhirnya kita menjadi keluarga bahagia sayang" ucap Arthur memeluknya dengan erat. Reina menitikkan air matanya tak terima dengan semua ini.

"Pergi aku mohon. Biar aku sendiri disini" pinta Reina memohon. Tapi Arthur menggelengkan kepalanya. Dia mengangkat badan Reina menuju kasur. Dia membaringkan Reina dengan lembutnya. Arthur mencium pipi Reina yang lebam karena tamparannya.

"Maafkan aku sayang. Aku menyakitimu" Arthur memeluk Reina diatas badannya dan mencium wajah Reina yang sedikit memerah. Dia mencium perut Reina juga berkali-kali.

"Maafkan Daddy sayang" sesal Arthur di perut Reina. Reina terdiam sejenak dan menoleh kepalanya ke arah jendela.

' aku tidak siap '

Malam harinya

Arthur terus melihat Reina dan mengelus kepalanya yang sudah tertidur lelap itu. Dia merasa bahagia kalau dia akan menjadi ayah dari wanita yang dia cintai.

"Aku segera kembali sayangku" bisik Arthur mengecup pipi kiri Reina yang sedikit lebam itu dan turun dari kasur. Dia keluar dan mengunci pintu kamar Reina dari luar. Arthur segera memasuki kamar nya dan melihat dirinya di cermin besar sambil tersenyum.

"Aku harus pergi ke pusat perbelanjaan kesukaan nya. Aku harus membelikan nya hadiah" ucapnya menuju meja. Dia mengambil kotak softlens dan mengenakan warna abu-abu dimata birunya. Lalu Arthur memakai wig rambut hitam dan juga kacamata bening. Arthur pergi menuju mobilnya dan pergi meninggalkan mansion nya. Selama ini dia melakukan penyamaran dari Alfa dan juga polisi selama ini dengan menjadi orang lain. Arthur melihat sekelilingnya yang penuh dengan pepohonan hutan di malam itu. Kebetulan waktu disana tepat jam 8 dan dia segera pergi kekota untuk membelikan Reina hadiah atas kehamilannya.

Beberapa jam kemudian

Arthur sudah kembali dari kota tepat jam 11 malam. Dia juga melihat keadaan Reina yang masih tertidur dikasur dengan selimut yang menyelimuti dirinya. Arthur tersenyum tentram dan meletakkan bungkusan itu didekat kasur dan tak lupa mencium bibir Reina singkat.

"Kau benar-benar cantik sayang. Aku masih ingat kebaikanmu dulu menemaniku ditaman. Kau berani berteman dengan seorang psikopati sepertiku" lirihnya dan dia meninggalkan Reina yang masih terlelap itu. Arthur membersihkan dirinya dan tak lupa melepaskan semua penyamaran nya itu. Selesai membersihkan diri Arthur meminum sebotol wine diatas es batu dikamarnya.

"Hidup yang sangat indah"

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now