44

35 1 0
                                    

Reno mengangkat Reina yang sudah sesampainya di rumah sakit. Darah dipunggung Reina terus mengalir deras.

"Seseorang tolong adikku!" Teriak Reno khawatir. Seorang dokter dan perawat menyuruh Reno menaikan Reina diatas kasur pasien dan membawanya ke ruang operasi. Reno menghawatirkan Reina apa bisa diselamatkan.

"Tuhan, jangan ambil adikku dulu. Dia belum bahagia dihidupnya" lirih Reno menunggu Reina diruang tunggu pasien.

Sementara Arthur dimasukan ke sel tahanan seorang diri. Dia sempat memberontak ingin bertemu dengan Reina. Thomas dan Alfa yang berada di kantor kepolisian datang melihat keadaan Arthur.

"Tuan, anda sudah dijadikan tersangka penculikan dan pemerkosaan Reina dan juga mencelakai nya.  Anda juga melakukan penguntitan dan juga kejahatan yang anda lakukan padanya. Anda tidak bisa berkutik lagi" tegas Thomas pada Arthur di sel tahanan. Arthur terkekeh mendengarnya dan menghampiri mereka berdua.

"Hahaha aku bisa bebas dari sini. Karena..." Tapi Alfa mencelanya.

"Kau tidak bisa dibebaskan Arthur. Kejahatan mu terlalu banyak pada Reina selama ini. Dari penguntitan, memasuki apartemen nya diam-diam. Kau telah mencelakai istriku dan dia berjuang di ruang operasi saat ini karena ulahmu.  Dan sekarang perusahaan dan asey Johnson sudah beralih ke tanganku karena kau telah menjadi kriminal Arthur. Jadi kau tak bisa membayar kebebasanmu" jelas Alfa tak takut. Arthur membelakkan matanya mendengar kalau perusahaannya sudah berganti alih menjadi milik Alfa. Arthur menunjukkan tangannya dan menatap Alfa geram.

"Kau.. kau membiarkan kakakmu ini miskin hah? Kau ingin kakakmu menjadi gelandangan?" Geram Arthur mencengkram sel tahanan. Thomas menjauhi Alfa dari Arthur yang emosi.

" Tuan aku yang mengurus semua ini. Karena semua karyawan dan dewan telah setuju pada Alfa" ucap Thomas mengajak pergi Alfa. Arthur mengamuk didalam sel nya.

"Arghhh!!"

Reno masih mondar-mandir di pintu ruang operasi. Dia masih khawatir dengan adiknya. Tak lama kemudian dokter datang sambil membuka maskernya. Reno segera menghampiri nya.

"Dokter bagaimana dengan adikku?" Tanya Reno tak sabar.

"Peluru yang tertanam di punggungnya sudah kami cabut dan hampir kekurangan darah A. Tapi dia masih butuh 1 kantong darah karena persediaan kami hanya tersisa 1 kantong" jelas dokter itu padanya. Reno memegang bahu dokter itu dan menatapnya serius.

"Ambil darahku dokter. Aku juga A" pinta Reno pada dokter itu.

"Baiklah" dokter itu mengajak Reno keruangan donor untuk diambil darahnya. Selama mendonor Reno memikirkan Alfa apa sudah dia mengurus Arthur.

"Semoga pria itu bisa mengurus kakak sialannya itu" umpat Reno.

Akhirnya Reina sudah dipindahkan diruangannya walau dia diberi sekantong darah di gantung infusnya. Reina masih belum sadar dan lukanya bertambah. Alfa dan Reno melihat keadaan orang yang mereka sayangi masih belum terbangun dari masa kritis nya.

"Dia belum bangun ya" lirih Alfa mengusap rambut coklat Reina. Reno yang terduduk di sofa besar itu mengangguk lemah karena dia habis mendonorkan darahnya.

"Iya. Aku berharap dia cepat bangun dari mimpinya" jawab Reno membaringkan tubuhnya untuk tidur. Alfa mengangguk mengerti dan mengecup kening Reina.

"Kalian berisitirahat lah dulu. Besok aku akan kesini lagi" pamit Alfa pada Reno yang sudah terlelap itu. Alfa menutup pintu kamar Reina pelan dan terdiam sejenak.

"Cepatlah sembuh sayang" lirihnya meninggalkan rumah sakit itu.

Seminggu kemudian

Arthur akhirnya dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan. Karena kasus yang menimpanya mulai dari penyusupan, penguntitan, mencelakai seseorang dengan senjata api, menculik dan memperkosa. Arthur hampir memberontak diruang pengadilan tapi untungnya dia dicegah oleh beberapa polisi. Arthur dimasukan penjara khusus karena dia memiliki penyakit psikopati dan bipolar yang dia alami. Thomas yang mengikuti pengadilan hanya menggelengkan kepalanya melihat Arthur yang tidak terima dengan hukuman itu. Dia tidak bisa membantunya lagi karena Arthur sudah melewati batas.

Alfa masih merawat Reina dirumah sakit. Dia tidak bisa beranjak dari kamar Reina karena ingin meluapkan rindunya. Dia mengusap wajah Reina dengan lap basah.

"Sayang, bangun ya. Aku rindu padamu. Sudah seminggu kau terlelap dalam mimpi. Apa kau ingin bertemu dengan idolamu saat kau bangun? Kalau kau mau bangunlah. Aku akan membawamu ke Korea dan mengajakmu melihat konser" lirih Alfa mengusap tangan Reina itu. Tapi saat baru menyudahi mengelap Reina, jari tangannya bergerak dan matanya terbuka perlahan. Dia melihat sekeliling nya.

"Alfa..." Lirihnya.  Alfa yang kegirangan itu segera memanggil dokter. Reina yang berusaha menstabilkan keadaannya tidak bisa mendengar dan melihat dengan jelas. Dokter segera mengecek mata dan indera Reina.

"Syukurlah dia tidak mengalami cedera yang fatal. Tapi dia hanya mengalami trauma ringan kecelakaan itu" ucap dokter itu pergi meninggalkan mereka berdua. Alfa segera mencium kening Reina yang sudah sadar itu.

"Akhirnya kau sadar sayang" Isak Alfa mencium Reina berkali-kali. Reina hanya tersenyum kecil dan mengusap pipi Alfa yang sedikit menirus.

"Aku... Baik-baik.....saja" lirih Reina dengan suara yang masih parau. Alfa mengambil tangannya dan terus menciuminya berkali-kali.

"Jangan tinggalkan aku lagi ya sayang. Aku takut kehilanganmu lagi" lirihnya menahan haru. Reina mengangguk pelan kepalanya dan masuklah Reno dengan membawa makanan untuk Alfa. Reno terkejut melihat Reina yang sudah tersadar itu. Dia segera memeluk Reina erat.

"Akhirnya adikku " dia mengecup pipi Reina berkali-kali. Dia sangat terharu mendapatkan Reina sudah tersadar dari masa kritisnya.

"Terimakasih tuhan telah mendengar doaku" lirih Reno kembali memeluk Reina.

"Kak, terimakasih ya... Sudah memberikan darahmu padaku" ucap Reina masih dengan suara parau. Reno menaikan alisnya.

"Darimana kau tahu itu darahku adik?" Tanya Reno menghapus air matanya sendiri. Reina hanya tersenyum kecil dan dia menyentuh jantungnya.

"Dari sini kak. Aku merasakan bagian dari kakak masuk dalam diriku" jawab Reina lagi. Alfa memberikan segelas air hangat pada Reina agar menormalkan kembali suaranya. Reina segera meneguk nya dan dibantu oleh Reno.

"Ahh segar" akhirnya suara Reina terdengar jelas kembali. Reno hanya tersenyum simpul melihat kedua orang itu yang saling bertatapan. 

"Nahh bagaimana dengan pesta pernikahan kalian? Mau yang meriah atau yang biasa saja?" Tanya Reno memecah keheningan itu. Reina  terkejut mendengarnya.

"Kak tapi aku..." tapi Alfa mengambil cincin pernikahan nya dijari Reina dan dia berlutut di depannya.

"Reina, kita bisa mengulang kembali pernikahan kita sebelumnya. Walau sebenarnya kita sudah menikah ya. Tapi aku tahu kau tidak senang dengan pernikahan kita yang sebelumnya itu karena Arthur menghancurkannya.  Aku tak peduli kau sudah disentuhnya tapi aku sudah mencintaimu sayang" Alfa memasang kembali cincin itu pada Reina.

"Will you marry me again Reina?" Tanya Alfa tersenyum. Reina yang terharu mengangguk pelan.

"Yesss i will Alfa" jawab Reina menghapus air mata bahagianya. Merekapun berpelukan erat dan Reno juga terharu melihat sikap Alfa yang benar-benar mencintai Reina yang tidak memandang fisik atau lainnya.

"Jaga adikku Alfa"

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now