Suara sirine ambulan membuat Reina memicingkan matanya itu. Apa yang dia lihat semua samar, tidak terlalu jelas. Pertolongan pertama yang dia dapatkan itu tidak membuat nya sadar 100%.
Sesampainya di rumah sakit terdekat Reina dilarikan keruangan ICU untuk memberikan pertolongan ekstra karena darah yang kemungkinan dari kewanitaannya terus mengalir. Alfa hanya diam menunggu diruang tunggu sambil mencemaskan Reina.
"Tuhan selamatkan kekasihku" doanya terus mondar-mandir didepan ICU. Tak lama kemudian dokter datang sambil membuka maskernya.
"Tuan Johnson?" Panggil dokter itu. Alfa segera menghampirinya.
"Bagaimana dengannya dokter?" Tanya Alfa mengharapkan keajaiban yang terjadi. Dokter itu menghembuskan nafasnya pelan.
"Keningnya terkena pecahan kaca mobil dan itu kita jahit 5 jahitan lalu lehernya cedera tidak terlalu parah, dan tangan kirinya patah. Tapi sayangnya janin yang dia kandung tidak bisa diselamatkan" sesal dokter itu membuat Alfa terkejut mendengarnya. Dia mengusap wajahnya kasar.
"Bolehkah aku menjenguknya?" Tanya Alfa ingin meluapkan kesedihannya. Dokter itu mengangguk pelan.
"Dia aku pindahkan oleh suster ke ruangannya" jawab dokter itu dan meninggalkan Alfa di sana. Alfa mengunjungi Reina yang sedang terbaring di atas kasur pasien dengan leher diberi penyangga lengkap dengan kabel-kabel di badannya. Alfa menahan tangisnya melihat keadaan Reina yang menurutnya miris. Dia mengelus rambut coklat Reina yang sedikit memanjang sambil mencium nya.
"Sayang... Maafkan kakakku yang sebesar-besarnya. Dia telah berhasil menodaimu sampai kau mengandung anaknya. Aku tahu ini berat bagimu selama berminggu-minggu bersamanya. Aku hampir gila mencari keberadaan mu sampai kau mengirim pesan itu dan kau berani jujur padaku kalau kau hamil. Aku sebenarnya kecewa dengan kakakku, tapi tidak denganmu sayang. Kau tetaplah gadis cantikku. Kalau kau pertahan kan anak itu, aku rela menjadi ayah tirinya. Aku tidak peduli kau dinodainya, tapi aku tetap mencintaimu tulus" ucapnya dan tak sadar dia menghapus air matanya. Tak lama kemudian polisi datang memasuki ruangan Reina dan menghampiri Alfa.
"Tuan, kakak anda di rawat di kamar VIP dengan penjagaan polisi. Dia menjadi tersangka telah menculik kekasih anda" lapor polisi itu pada Alfa. Dia mengangguk pelan dan menyuruh polisi itu keluar. Alfa menatap kembali Reina yang masih terbaring. Tak lama kemudian mata Reina terbuka sedikit lalu melirik Alfa pelan. Alfa terkejut melihatnya dan segera memanggil dokter.
"Al..fa..." Lirih Reina melihat Alfa yang sedang bersama dokter itu yang sedang memeriksanya. Dia tidak terlalu jelas mendengarnya karena dia belum benar-benar sadar total. Alfa mengangguk kepalanya ke dokter itu dan menghampirinya sambil mencium tangan kanannya. Alfa menatap Reina begitu haru saat kekasihnya baru sadar.
"Hai sayang.." sapa Alfa mengelus pipi kanan Reina yang sedikit tergores itu.
"Kalau kau sembuh kita pergi honeymoon ke Seoul ya. Aku ingin lihat kau tersenyum lagi" ucapnya sambil mengambil tangan Reina dan menaruhnya di pipi Alfa. Reina langsung murung mendengarnya dan menarik tangan nya lagi. Dia menundukkan kepalanya sedih."Tapi..aku tidak gadis lagi Alfa. Aku kotor dan tidak pantas menjadi istri mu" lirih Reina sambil menitikkan air matanya. Alfa menaikkan dagu Reina dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Shh aku tahu sayang. Tapi kau sudah menjadi istriku secara hukum bukan" Alfa mengambil tangannya Reina lagi dan mencium telapak tangannya.
"Aku tidak peduli kau perawan atau tidak tapi kau tetap gadis cantikku Reina. Aku sudah mengikat sumpahku untuk mencintaimu sampai tuhan memisahkan kita" lanjut Alfa membuat Reina terharu.
"Tapi..." Reina mengelus perutnya. Alfa menghembuskan nafasnya berat.
"Kau keguguran Reina. Anakmu tidak bisa diselamatkan karena jatuh di jurang itu" Reina merasa syok mendengarnya. Reina menangis seketika.
"Alfa... Apa aku berdosa membenci anak yang belum lahir ini Alfa? Aku bersalah karena aku mengatakan tidak menginginkan nya. Tapi hati ku mengatakan kalau aku menyayangi nya. Disaat aku menerima takdirku dia malah pergi selamanya. Apa aku berdosa Alfa sebagai ibu?" Isak Reina menjadi-jadi. Alfa memeluk Reina begitu eratnya dan berusaha menenangkannya.
"Tidak Reina. Dia masih berbentuk gumpalan darah dan itu tidak dosa. Kau masih menyayanginya tapi Tuhan lebih menyayangi dirinya dan dirimu. Tuhan tahu kau belum siap dan tuhan mengambilnya sebelum waktunya. Itu bukan dosa" balas Alfa berusaha menenangkan Reina yang menangis.
Reno dan keluarga nya melihat keadaan Reina yang sedikit membaik. Sedangkan Alfa melihat keadaan Arthur yang berada dikamar VIP nya dengan keadaan tangan yang diborgol dengan pinggiran kasurnya. Alfa menggelengkan kepalanya melihat Arthur yang terus menatapnya tajam walau keadaan Arthur tidak terlalu berat. Alfa menghembuskan nafasnya dan menjauh dari kamar Arthur.
"Kau harus dihukum kak dengan hukum yang ada"

YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...