11

71 1 0
                                    

Reina terkejut suara itu familiar di telinga nya. Mata biru dengan setelan biru tua yang dia temui di kantor membuatnya benar-benar muak. Sudah dia duga kalau orang itu mempunyai tujuan tertentu.

"Tuan Arthur?" Lirih Reina melirik Arthur yang berada di pinggir kasurnya. Reina segera melepaskan diri.

"Apa yang kau inginkan tuan? Kenapa anda melakukan ini padaku?" Panik Reina berusaha melepaskan ikatannya itu. Arthur tersenyum miring dan mengelus pipi Reina yang mulus itu.

"Kau semakin cantik saja" lirih Arthur melepaskan jasnya dan melemparkannya ke lantai. Reina membelakkan matanya saat Arthur berada di atasnya.

"Apa yang ingin anda lakukan tuan? Apa salah saya?" Tanya Reina ketakutan karena dia benar-benar tak tahan. Arthur memandang mata coklat Reina dan dia menaruh hidungnya di ceruk leher Reina dan membuat Reina merasa risih.

"Kau benar-benar tak ingat Reina padaku?" Tanya Arthur memelankan suaranya. Reina mengerutkan keningnya kebingungan.

"Apa maksudnya?" Tanya Reina yang tidak tahu apa-apa. Arthur bangkit dari badan Reina dan dia duduk di samping kasur sambil mengelus wajah Reina.

"Ingatkah kau 11 tahun yang lalu tentang toko coklat itu dan taman di sore itu Reina?" Tanya Arthur tersenyum lembut menatapnya. Reina merasa kebingungan saat ini. Dia mengingat tentang toko coklat yang dia kunjungi bersama Arthur tempo itu.

"Coklat?" Tanya Reina berusaha mencerna ingatan nya. Arthur mengelus rambut Reina yang panjang itu.

"Seorang pria yang kau temui di taman dan memberikannya permen rasa susu di sore hari" ucap Arthur berusaha mengingat kejadian itu.

"Kau tak ingat?" Tanya Arthur membuat Reina menggelengkan kepalanya. Arthur tersenyum seringai dan tangannya merambat ke leher Reina.

"Aku Arthur Reina" Reina tersentak mendengar nama itu yang dia yakini bukan imajinasi nya. Mata Reina membelak saat mata Arthur menatapnya tajam.

"Kau... Arthur?"

Flashback 2011

Reina dan Arthur selalu menghabiskan sore mereka di taman sambil bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing saat pulang sekolah. Arthur yang merasa nyaman dekat dengan Reina menganggap kalau dia yakin jika Reina memiliki perasaan yang sama dengan nya.

"Reina, kau ada waktu hari ini?" Tanya Arthur pada Reina yang memakan coklat nya.

"Ada. Kebetulan mama dan daddyku sedang di luar kota sedangkan kakakku bermain di rumah temannya. Kenapa?" Tanya Reina penasaran. Arthur tersenyum dan memainkan jari-jarinya.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Apa kau mau?" Ajak Arthur memberikan tangannya itu. Dengan polos Reina mengiyakan nya.

"Boleh" jawab Reina menggandeng tangan Arthur itu dan mereka pergi ke suatu tempat seperti apartemen elite dekat dengan sekolah Reina. Arthur membuka pintu apartemen nya yang di lantai 30 dan menyuruh Reina masuk.

"Silahkan" ucap Arthur pada Reina dan Reina segera memasuki apartemen nya. Arthur duduk di sofa nya dan melihat Reina yang duduk itu.

"Reina, sebenarnya aku jatuh cinta pada seorang gadis yang baru aku temui" ucap Arthur malu. Reina memiringkan kepalanya.

"Siapa gadis itu? Pasti dia cantik" tanya Reina sambil memuji orang yang disukai temannya itu. Arthur menunjukkan jarinya pada Reina.

"Gadis itu adalah kamu. Reina" jawab Arthur malu. Tapi Reina terdiam dan respon nya tidak terduga.

"Aku?" Tanya Reina sekali lagi. Arthur mengangguk kepalanya.

"Semenjak aku baru pulang dari rumah sakit, aku mengalami bipolar disorder dan psikopati di diriku. Aku dirawat selama 3 tahun dan dikatakan sembuh. Tapi aku merasa itu belum pasti. Saat aku bertemu denganmu aku merasa penyakit jiwaku ini sudah hilang. Aku benar-benar nyaman denganmu" Arthur mengambil tangan Reina dan menatap mata coklatnya.

"Kau mau menjadi kekasihku Reina? Aku tahu kita berbeda usia tapi aku siap menunggu" tanya Arthur berharap padanya. Tapi Reina menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Maaf ya Arthur. Aku tidak bisa" jawab Reina pelan.
"Aku masih kecil" jawab Reina polos. Arthur membelak matanya saat dia di tolak.

"K...kenapa?" Tanya Arthur dengan suara yang bergetar. Reina menghembuskan nafasnya.

"Kau adalah temanku bukan? Aku tidak mengerti tentang hubungan seperti itu" Reina beranjak dari duduknya.

"Aku izin pulang dulu ya. Sudah menjelang gelap. Kakakku pasti khawatir" Reina memakaikan sepatu nya.

"Aku pulang ya" pamit Reina keluar dari apartemen Arthur. Sedangkan Arthur terdiam dan mengepalkan tangannya itu. Tiba-tiba dia tersenyum seringai.

"Kau tak bisa lari dariku Reina" ucapnya dan mengambil pisau lipat dan jaketnya itu.

Reina yang baru saja pulang itu menutup pintu rumahnya dengan cepat. Reina membaringkan tubuhnya di atas sofa dan menstabilkan nafasnya.

"Bipolar dan psikopati? Apa itu? Sepertinya hal yang seram" Reina membuka komputer ayahnya itu dan mencari hal yang dimaksud tadi di internet.

" Bipolar adalah Suatu gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati mulai dari posisi terendah depresif/tertekan ke tertinggi/manik. Sedang psikopati adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan beberapa ciri, di antaranya yaitu perilaku antisosial, tidak memiliki empati, dan memiliki temperamen yang sulit diprediksi" Reina tidak mengerti dan pintu rumah terbuka. Reina segera turun dan ternyata itu Reno yang baru pulang.

"Kakak" Reina segera menghampiri Reno yang baru pulang dari rumah temannya itu.

"Kak bipolar dan psikopati itu apa ya?" Tanya Reina memberikan segelas jus untuk Reno. Reno menaikkan alisnya.

"Untuk apa bertanya itu?" Tanya Reno penasaran.

"Aku punya teman tetapi dia mempunyai itu. Apa itu hal yang menyeramkan ya?"tanya Reina dengan polosnya. Reno membelalakkan matanya dan memegang bahu Reina dengan tatapan panik.

"Reina jangan berteman dengannya ya. Yang kau tanya itu adalah hal yang menyeramkan. Dia adalah orang jahat yang menyamar sebagai orang baik" panik Reno membuat Reina kebingungan.

"Aku tidak mengerti" ucap Reina polos. Reno menyerahkan handphone nya dan menunjukkan tentang film psikopati.

"Ini orang yang mengalami yang kau maksud" Reina ditunjukan film ' American psyco' di handphone Reno. Dia merasa takut kalau tokoh di film itu membunuh dan memanipulasi seseorang.

"Kak" Reina memeluknya.
"Takutt" lirih Reina ketakutan. Reno memeluk nya dengan erat.

"Sudah lah. Kaka cuma beritahu kau saja. Jangan dekat-dekat dengannya ya" Reno memakai jaketnya kembali.

"Ayo kita beli burger. Kakak belum beli bahan makanan" ajak Arthur menaiki sepedanya. Reina duduk dibelakang sepeda Reno dan mereka menuju kedai burger. Sesampai di sana Reno menyuruh Reina menjaga sepedanya.

"Kau jaga sepeda kakak ya. Sebentar lagi kakak kembali" ucap Reno memasuki kedai itu. Reina yang duduk di dekat trotoar itu masih berpikir tentang Arthur.

"Apa dia jahat ya?" Tanyanya sambil melihat kendaraan yang berlalu lalang. Tiba-tiba mulutnya di bekap dan dia diseret oleh seseorang. Reina menggigit tangan orang itu dan berusaha berteriak.

"Kakakk!!!" Tapi Reina dibekap kembali oleh nya. Reno yang sudah membeli burger itu tersentak mendengar teriakkan Reina. Dia mencari Reina dan memanggil polisi yang kebetulan ada disana.

Off

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now