4

94 4 0
                                    

Arthur membaca selembar kertas dan tersenyum miring.

"PTSD ya?" Lirihnya dan meletakkan lembaran itu diatas meja. Dia mengelus dagunya itu sambil tersenyum.

"Tidak peduli kau semakin gemuk atau kurus. Aku tetap menyukai mu" dia beranjak dari kursinya dan memandang foto di layar handphonenya sambil tersenyum miring.

"Aku masih ingat pertemuan kita walau hanya 10x bertemu"


10 September 2011

Seorang pemuda berdiam diri di kursi taman sambil memandang danau di taman itu dengan tatapan datar. Tiba-tiba ada seorang gadis datang membawa anjingnya untuk bermain di taman tersebut. Pria itu melihat gadis itu dengan seksama. Badan yang masih ranum tapi memiliki dada yang lumayan berisi.

"Ayo powpow kemari" gadis itu berlari-lari bersama dengan anjing nya itu. Tapi anjing itu menghampiri pria yang sedang duduk itu. Gadis itu mengejar anjingnya itu. Pria itu hanya menatap datar anjing tersebut.

"Maafkan dia kak" gadis itu mengambil anjingnya kembali. Pria itu hanya mengangguk dengan datarnya. Gadis berambut cokelat itu merogoh sesuatu didalam kantung celananya. 2 buah permen lollipop rasa susu dan strawberry.

"Pilihlah satu" tawar gadis itu kembali. Pria itu mengambil rasa susu.

"Enak tidak?" Tanya gadis itu membuat pria itu menoleh ke arahnya.

"Siapa kau gadis kecil?" Tanya pria itu penasaran. Gadis itu menjulurkan tangannya.

"Aku Reina Adora Smith" sapa gadis itu yang bernama Reina. Pria itu menjabatnya.

"Aku Arthur" balas pria itu dengan senyum datarnya. Arthur melirik Reina yang tepat di sampingnya itu. Reina memiliki mata coklat yang indah dengan bulu mata yang lentik. Badannya yang tidak terlalu kurus itu tetapi memiliki dada yang berisi.

"Berapa usiamu?"tanya Arthur membuat Reina segera menolehkan kepalanya.

"Aku 11 tahun dan masih kelas 6 sekolah dasar" jawab Reina dengan senyuman nya.

"Kau sendiri bagaimana?" Tanya Reina pada Arthur yang hanya terdiam itu.

"Aku 17 tahun kelas 12 sekolah menengah atas" jawab Arthur pada Reina.

"Wahhh keren sekali. Aku tidak sabar ingin menjadi anak sekolah menengah atas. Pasti rasanya keren" girang Reina membuat Arthur terkekeh melihat tingkah nya.

"Hahaha kau ini ada-ada saja" umpat Arthur mengelus kepala Reina.

' lembut' pujinya dalam hati.
Reina melihat jam tangan nya itu. Sudah menunjukkan 17.30.

"Oh aku harus pulang. Sudah menjelang malam" Reina menggendong anjingnya itu.

"Terimakasih sudah menemaniku Arthur" pamit Reina tapi tangannya di tahan oleh Arthur.

"Apa kau akan kesini lagi?" Tanya Arthur menahan Reina.

"Iya seperti biasa. Jam 16.30 aku selalu datang" jawab Reina sambil tersenyum. Arthur mengangguk mengerti.

"Baiklah sampai ketemu nanti" Arthur melambaikan tangannya. Reina juga membalasnya.

"Bye bye" Reina segera berlari meninggalkan Arthur disana. Arthur menatap tangan kanannya itu sambil tersenyum.

"Apa boleh aku menyukai gadis berusia 11 tahun ya? Nanti aku dibilang pedofil" Arthur segera meninggalkan taman itu dan menelan sebuah obat dan meminum air nya.

Esoknya

Arthur menunggu Reina di tempat kemarin. Dia membawa 2 batang coklat dan 2 botol minum dingin. Tak lama kemudian Reina datang dengan memakai t-shirt yang menunjukkan lekuk tubuhnya.

"Hai Arthur" sapa Reina dan Arthur memberikan coklat itu.

"Untukmu" ucap Arthur dan Reina menerimanya dengan senang hati.

"Wahh ini bukannya coklat mahal itu ya? Darimana kau dapat kan ini?" Tanya Reina duduk disampingnya. Arthur tersenyum dan membuka coklat nya.

"Aku membelinya" jawab Arthur memakan cokelat nya itu. Reina hanya menatap coklat di tangannya.

"Kau tahu. Butuh berminggu-minggu aku menabung untuk mendapatkan coklat yang mahal ini" ujar Reina membuka coklat itu. Dia melahap nya dan matanya langsung berbinar.

"Enak sekali" puji Reina karena rasa coklat itu yang sangatlah lezat. Arthur menahan diri melihat reaksi Reina yang sangat mengemaskan itu.

' imut sekali ' pujinya dalam hati. Arthur mengelus rambut coklat Reina itu.

"Kalau ada waktu besok aku ajak kau keliling toko coklat itu ya" ajak Arthur membuat Reina mengangguk setuju.

"Aku mau" jawab Reina dengan polosnya. Arthur terkekeh melihat Reina yang antusias itu.

"Baiklah. Kutunggu saat pulang sekolah ya. Oh ya dimana sekolahmu?" Tanya Arthur mengelap coklat di ujung bibir Reina.

" Hmm sekolahku dekat dengan taman ini" tunjuk Reina membuat Arthur mengangguk.

"Hmm okay" mereka menikmati sore di taman itu dengan obrolan ringan.

Esoknya

Arthur menunggu Reina di depan sekolahnya. Reina berlari menghampiri Arthur dengan ransel merahnya.

"Arthur" panggil Reina dengan senyuman nya.

"Heii" Arthur mengacak rambut Reina itu.

"Ayo kita jalan kaki saja"ajak Arthur menjulurkan tangannya. Reina dengan polosnya menggandeng tangan Arthur dan berjalan bersamanya. Mereka menelusuri kota itu dengan riangnya. Akhirnya mereka sampai di toko coklat itu.

"Kau mau yang mana?" Tanya Arthur melihat Reina yang melihat-lihat bermacam-macam coklat disana.

"Aku tidak tahu. Mahal-mahal sekali" lirihnya. Arthur tersenyum dan menyuruh pegawai di sana mengambil satu persatu coklat disana. Reina tersentak kaget melihat Arthur membawa 2 buah tas besar berisi bermacam-macam coklat itu.

"Arthur" lirih Reina tapi Arthur hanya tersenyum menatapnya.

"Anggap saja ini hadiah pertemanan kita Reina. Kau sudah mengajakku berbicara dan menemani ku selama 2 hari ini" jawab Arthur memberikan tas berisi coklat itu. Reina menundukkan kepalanya.

"Tapi bukannya ini berlebihan ya?" Tanyanya masih menundukkan kepalanya. Arthur terkekeh sambil tersenyum padanya.

"Terimalah" pinta Arthur memelas. Reina menghembuskan nafasnya dan menerima walau terpaksa.

"Baiklah" Reina menerima bungkusan itu.

"Terimakasih Arthur" Arthur merasa senang dengan Reina saat ini yang menerima pemberiannya. Arthur mengeluarkan handphone nya dan menyuruh seseorang untuk menfotoi mereka.

"Kenangan Reina"  mereka berfoto di sana.

Off

Arthur mengingat pertemuan dirinya dengan Reina tempo itu. Dia sudah mengenal Reina saat Reina masih beranjak remaja.

"Kau lupa dengan namaku Reina. Tapi aku masih mengingatmu walau kau berubah penampilan. Yang ku ingat dari mu itu adalah mata coklat mu itu" desah Arthur mencium foto Reina yang masih remaja itu. Tiba-tiba Thomas memasuki ruangan Arthur. Dia menghembuskan nafasnya melihat Arthur yang mendesah memanggil Reina.

" Tuan ,jangan kumat lagi"

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now