Reina menghembuskan nafasnya dan melirik ke belakangnya. Untunglah Arthur tidak mengikutinya.
"Syukurlah"Reina pergi menuju restoran cepat saji dekat kantor Reno. Dia memesan cheese burger dengan kentang goreng dan milkshake vanila. Tak lama kemudian datanglah Rosalie dan lainnya.
"Reina apa kau baru datang?" Tanya Rosalie memeluk Reina seperti biasa. Mereka lalu membeli makanan dan duduk bersama dengan nya. Reina menatap keempat kawannya satu persatu dengan tajam.
"Kalian benar-benar tidak tahu kalau tuan Arthur sudah kembali?" Tanya Reina curiga. Alfa terkejut mendengarnya.
"Hah? Benarkah? Tapi beliau bilang kalau tuan Arthur masih dirumah sakit" jawab Alfa meneguk softdrink nya. Hans menaikkan alisnya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Hans penasaran kenapa Reina menanyakan Arthur.
"Dia datang ke kantor kakakku dan kakakku menolaknya" balas Reina menundukkan kepalanya. Keempat orang itu terkejut mendengarnya.
"Benarkah? Jadi ini alasannya tuan Thomas mengajak semua pegawai untuk berlibur ke sini" pekik Rosalie meremas kepalanya. Dia baru mengetahui semuanya.
"Kau benar Ros, ternyata itu semua agar Arthur datang untuk mengetahui keberadaan mu" pekik Lio yang sedari tadi diam. Reina meremas kepalanya bingung.
"Aku harus bagaimana?" Lirih Reina cemas. Alfa dan Hans saling menatap satu sama lain.
"Begini saja. Kau harus menjauh darinya. Kebetulan kita keliling kota ini hanya seminggu. Kemungkinan tuan Arthur ikut serta. Jadi kita akan menghubungi dirimu kalau dia tidak ada saat perjalanan dengan pegawai bagaimana?" Ucap Hans membuat Reina tidak takut lagi. Reina mengangguk pelan.
"Boleh juga" lirih Reina pelan. Rosalie memeluk Reina dari samping.
"Jangan takut sayangku. Ada kita-kita" ujar Rosalie menenangkan Reina itu. Mereka menghabiskan waktu bersama di tempat itu dan mengajak keempat kawannya itu berkeliling dengan naik bis. Mereka bersenang-senang bersama sampai malam.
"Reina, besok kami berkeliling ke suatu tempat dengan semua pegawai. Sore kau bisa datang ke hotel kami. Kebetulan aku tidur sendiri" ajak Rosalie mengelus kepala Reina.
"Boleh saja. Aku akan datang ke hotel kalian" ujar Reina tersenyum lebar. Hans terkekeh dan menepuk kepala Reina itu.
"Tak sabar kita bertemu lagi besok sore. Bagaimana kita besok bermain kartu dan memesan pizza?" Ajak Hans padanya.
"Kedengarannya asik" girang Reina. Lio tersenyum kecil dan menghampirinya.
"Ingat hati-hati kau pulang ya" pesan Lio padanya. Alfa memeluk singkat Reina.
"See you tomorrow" pamit Alfa dan mereka pergi menaiki bis umum. Reina melambaikan tangannya.
"Bye bye" teriak Reina melihat bis itu sudah menghilang. Reina segera pulang berjalan kaki menuju rumahnya. Reina memasukkan dirinya kedalam bathtub nya dengan air dingin.
"Besok ada pemotretan pakaian besok pagi" keluh Reina melihat jadwal di handphonenya yang dia pegang. Dia menenggelamkan diri nya kedalam bathtub.
Esok harinya
Reina berada di sebuah studio foto dan dia bergaya didepan kamera.
"Nice" puji sang fotografer itu pada Reina yang mengenakan pakaian casual itu.
"Thanks" Reina duduk di kursi yang tersedia sambil menyeruput teh mint dinginnya. Salah satu wanita membantu merapikan riasan Reina itu.
"Rey, kau tahu pakaian yang kau kenakan itu adalah pakaian dengan bahan yang berkualitas sekali" ucap wanita itu bernama Cindy. Reina menaikkan alisnya.
"Oh ya siapa yang mensponsori?" Tanya Reina penasaran.
"Pemilik Johnson company" balas Cindy membuat Reina tersedak seketika.
"Uhukk" Reina menepuk dadanya keras. Tapi ada tangan yang menepuk leher belakangnya itu.
"Hati-hati kalau kau sedang minum" ujar pria itu membuat Reina menolehkan kepalanya. Reina membelakkan matanya yang dibelakangnya itu adalah Arthur. Dia mengenakan setelan hitam dengan dasi putih.
"Arthur" lirih Reina segera berdiri. Arthur tersenyum melihat Reina berada di depannya.
"Kau suka semua pakaian itu?" Tanya Arthur melipatkan kedua tangannya itu. Reina masih terdiam dan meremas rok hitamnya.
"Mau apa kau?" Reina melangkahkan kakinya mundur tapi Arthur menangkap tangannya dengan cepat.
"Aku hanya melihat model yang memakai merk ku itu disini." Jawab Arthur menarik Reina dan mendekatkan nya.
"Kau cantik" lirih Arthur menaruh rambut Reina kebelakang telinganya.
"Tapi rambutmu pendek" ujar Arthur kembali. Reina menepis nya dan menjauh.
"Itu hak ku Arthur aku memotong rambutku seperti apa. Aku tak butuh pendapat mu" Reina segera pergi menuju ruang ganti dan mengganti pakaiannya menjadi kaus oversize dengan celana pendek jeans nya. Dia membawa tas ranselnya.
"Aku pulang ya " Reina berpamitan dengan staf studio itu dan berlari meninggalkan Arthur yang entah kemana.
"Sial" umpat Reina menguncir rambut coklat nya menjadi satu.

YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...