22

58 2 0
                                    

" benar-benar gila!" Umpat Rosalie mengebrak meja makan Reina di rumahnya. Reina mengundang teman-teman nya itu kerumah karena dia sendirian.

"Begitulah" keluh Reina meneguk minuman nya. Hans menggelengkan kepalanya.

"Aku akan berhenti di perusahaan Johson. Orang itu hampir melecehkan temanku lagi" geram Hans mendengar cerita Reina itu kalau Arthur datang diam-diam dan menguntitnya.

"Aku juga. Orang itu benar-benar gila" balas Lio emosi. Sedangkan Alfa hanya menghembuskan nafasnya.

"Aku tak mengerti pemikiran orang psikopati. Tapi ini diluar batas" ujar Alfa meneguk sodanya.  Reina hanya tersenyum hambar dan menyandarkan kepalanya di bahu Rosalie.

"Aku sudah tidak takut lagi. Tapi syukurlah aku tidak meninggalkan nama saja" balas Reina memainkan rambut pendeknya. Rosalie memeluknya.

"Jangan buat kami khawatir sayang. Dia sudah di penjara saat ini. Tuan Thomas mengatakan bahwa yang menggantikan dirinya di kantor adalah adiknya sendiri" ujar Rosalie mengelus kepala nya.

"Oh ya. Tapi aku tidak tahu kalau tuan Johnson memiliki saudara" ucap Lio membuang kaleng sodanya itu. Hans melirik Alfa yang sedari tadi hanya terdiam.

"Hei, kau lebih lama bekerja dari kami. Apa kau tahu siapa adik dari si mesum itu?" Tanya Hans pada Alfa yang mengambil pizza di atas meja. Alfa hanya terkekeh pelan.

"Aku pernah bertemu dengannya" jawab Alfa menggigit pizza nya. Mereka menatap Alfa penasaran.

"Siapa?" Tanya mereka tak sabar. Alfa melirik mereka satu persatu.

"Entahlah" jawabnya membuat Lio dan Rosalie kesal. 

"Sial kau" umpat mereka berdua melemparkan bantal padanya.

"Hehehe tapi aku tak tahu namanya. Hanya orangnya saja aku lihat sekitar 4 tahunan" ujar Alfa mengelap mulutnya dengan tisu. Reina hanya tersenyum kecil.

"Semoga dia tidak parah seperti kakaknya" Reina mengambil minuman kaleng lagi dan mereka berkumpul sambil bermain kartu.

Esoknya

Hari terakhir mereka berada di Australia. Reina mengantarkan Rosalie dan yang lain ke bandara.

"Jaga diri kalian baik-baik ya. Aku akan merindukan kalian" lirih Reina menahan sedihnya saat teman baiknya pergi.

"Kau juga. Jaga dirimu ya" balas Rosalie menangis karena tak rela untuk pergi.

"Ayolah. Pesawat kita sudah menunggu" ujar Alfa membawa kopernya. Reina melambaikan tangannya pada mereka semua yang sudah masuk ke bandara.

"Hati-hati" mereka membalas lambaian tangan Reina. Dia menghembuskan nafasnya dan pergi meninggalkan bandara.

"Aku akan merindukan mereka" ujar Reina mengendarai mobilnya menuju kantor Reno. Reina menghampiri Reno yang sedang mengurus berkasnya.

"Kakak" panggil Reina duduk didepannya. Reno menyambut Reina dengan hangatnya.

"Adikku" Reno menyuruh Reina duduk.

"Perlu bantuan?" Tanya Reina melihat Reno yang sedang mengurus berkas. Reno mengangguk kepalanya.

"Sebenarnya iya. Aku ingin kau ke new York untuk bekerjasama dengan perusahaan Johnson company yang sekarang ini sudah dipimpin oleh CEO yang baru. Dia memang saudara dari bedebah itu tapi kau tidak akan bertemu dengannya karena dia sudah di penjara" jawab Reno menyerahkan dokumen itu pada Reina.

"Apa kau mau membantuku? Kebetulan kau boleh dapat cuti selama 1 bulan karena kau bekerja sudah 6 bulan tanpa cuti" tanya Reno pada Reina yang membaca dokumen itu. Reina mengangguk kepalanya.

"Baiklah kak. Tapi siapa nama orang itu?" Tanya Reina penasaran. Reno tersenyum dan mengelus rambut Reina.

"Namanya A. Johnson. Agak aneh dia memakai 1 huruf saja" jawab Reno kembali ke tempatnya.

"Oh kau akan kesana 3 hari lagi.  Jadi bersiaplah dan selamat menikmati liburanmu" ucap Reno tersenyum melihat adiknya yang sudah tidak murung lagi.

"Baik" jawab Reina tersenyum lebar.

3 hari kemudian

Reina sudah sampai di kota lamanya dan juga trauma masa lalunya. Dia pergi ke apartemen lamanya itu dan melihat beberapa tempat yang sudah berbeda.

"Tinggal membersihkan saja" Reina membersihkan apartemen itu sampai bersih dan wangi. Ditambah dengan dekorasi ruangan lamanya.

"Beres" dia melihat jam dindingnya. Ternyata sudah jam 14.00.

"Astaga aku harus bergegas" Reina berlari membersihkan dirinya dan bergegas merias dirinya seperti biasa. Dia segera memberhentikan taxi dan pergi menuju Johnson company.

Sesampai di sana, Reina melangkahkan kakinya menuju lift dan memencet tombol 50. Dia terdiam di dalam lift itu dan sedikit teringat masa menjadi pegawai di Johnson company.

"Masa lalu" kekehnya dan sesampai di lantai 50. Reina melangkahkan kakinya menuju ruang CEO baru itu. Dia menarik nafasnya.

"Semoga ini lancar" Reina menatap dirinya dari atas kebawah. Dia mengenakan dress putih dibawah lutut dan jas putih. Dia segera mengetuk pintu itu dan terdapat suara pria.

"Masuklah" Reina mengerutkan keningnya mendengar suara yang familiar itu.

'aku mengenali suaranya' Reina membuka pintu itu dan melihat seorang pria yang terduduk di kursinya. Pria itu membalikkan kursinya dan Reina membelakkan matanya.

"Kau... Alfa?" Pekik Reina melihat Alfa yang duduk di kursi itu dengan setelan putih itu. Alfa tersenyum kecil dan menghampirinya.

"Selamat datang nona Smith. Semoga kerjasama ini lancar tanpa gangguan" ujar Alfa menjabat tangan nya itu. Reina masih terdiam kaku dan menggelengkan kepalanya.

"B... bagaimana bisa kau.." Alfa terkekeh dan menyuruhnya duduk di kursi.

"Sebenarnya aku adalah adik dari Arthur Johnson. Aku dan dia tidak pernah akrab seperti kau dan kakakmu. Dia sangat membenciku karena masalah masa lalu. Jadi saat aku lulus kuliah, aku meminta nya bekerja disini. Tapi Arthur tidak menyetujuinya dan tidak mau aku merebut posisinya. Aku hanya pasrah dan memintanya aku sebagai pegawai biasa. Dia menyetujuinya dengan syarat gajiku disamakan oleh pegawai disini" cerita Alfa membuat Reina sedikit kebingungan.

"Kau benar-benar penuh kejutan" umpat Reina membuat Alfa terkekeh.

"Okay, mana dokumen yang harus aku tanda tangani?" Tanya Alfa padanya. Reina segera memberikan dokumen itu dan Alfa langsung menandatangani nya.

"Aku tidak perlu membacanya karena aku tahu tentang kerjasama ini. Selamat Reina" Alfa menjabat tangan nya dan Reina menyetujui nya.

"Semoga kerjasama ini membuat kita semakin sukses" ujar Reina tersenyum.

"Tapi apa yang lain tahu kalau kau adik darinya?" Tanya Reina penasaran dan Alfa memberikannya secangkir teh yang dia seduh di kantornya.

" Mereka terkejut dan Rosalie dan yang lain juga terkejut hebat saat aku mengenalkan diri ku sebagai pengganti kakakku sendiri" balas Alfa meneguk tehnya. Reina mengangguk mengerti dan mereka menghabiskan waktu bicaranya di kantor sampai sore.

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now