19

56 1 0
                                    

Reina makan malam dengan Reno diruang makan. Suasana ini membuat Reina rindu akan masa lalunya yang selalu bersama dengan Reno.

"Kak, Minggu depan aku menjadi tour guide untuk teman-teman ku. Apa boleh?" Tanya Reina pada Reno yang sedang minum. Reno melirik adiknya dan meletakkan gelas itu.

"Apa orang itu ada? Maksudku pria brengsek itu?" Tanya Reno khawatir pada Reina. Dia menggelengkan kepalanya.

"Katanya dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa oleh Thomas" jawab Reina mengambil piring nya untuk dicuci. Reno menghela nafasnya.

"Baiklah" izin Reno membuat Reina kesenangan.

"Terimakasih" Reina menyudahi membersihkan piring dan segera memasuki kamarnya. Reina membuka laptopnya yang penuh dengan email.

"Hmmm... Tak sabar Minggu depan"

7 hari kemudian

Reina membawa kertas besar bertuliskan nama empat temannya itu di bandara.

"Lama sekali" umpatnya dan tak lama kemudian, segerombolan orang dari new York datang dan Reina melihat orang-orang yang familiar diingatnya. Dia segera mengangkat tulisan itu.

"Heii" Reina melambaikan tangannya dan seorang wanita berlari menghampirinya dan memeluknya dengan erat.

"I Miss you" lirih wanita itu adalah Rosalie. Reina memeluknya dengan eratnya.

"Rose" lirih Reina mendapatkan temannya datang dan seorang pria menghampiri nya.

"My mochi" ternyata itu Hans berlari dan memeluk Reina.

"Bro" seru Reina memeluknya dan ada Lio dan Alfa yang membawa koper.

"Hei, makin cantik saja kau" puji Alfa menjabat tangan Reina itu.

"Hahaha aku biasa saja" balas Reina senang mendapat teman-teman nya datang untuk liburan bersama dari kantor.

"Kau semakin cantik saat kau menjadi model di Instagram" sambung Lio mengacak rambutnya. Reina terkekeh pelan.

"Oh kalian menginap dimana ya?" Tanya Reina membantu membawa koper Rosalie.

"Oh dekat dari perusahaan Smith. Kunjungilah kalau kau ada waktu" balas Alfa dan mereka berdiam diri di dekat cafe untuk istirahat.

"Hmm baiklah" jawab Reina meneguk coklat hangat nya itu. Rosalie memeluk Reina karena dia merindukan Reina selama 6 bulan terakhir.

"Kalian tahu, perusahaan Smith itu adalah milik kakaknya Reina. Dan dia adalah adik dari Reno Andreas Smith" ujar Rosalie bermanja-manja dengan Reina. Ketiga pria itu terkejut mendengarnya.

"Benarkah? Kau adalah adik dari Reno Smith?" Tanya Lio penasaran.

"Tapi kenapa kau kerja sebagai karyawan ditempat Johnson?" Tanya Hans tak percaya kalau Reina adalah adik pemilik Smith company. Reina menghembuskan nafasnya.

"Pertama aku merindukan tempat tinggalku di new York, kedua aku ingin mencari jalanku sendiri tanpa bantuan kakakku. Walau kakakku pemilik perusahaan di Australia, aku tidak bermanja-manja seperti sosialita karena itu bukan diriku sekali. Sudah jelas?" Jelas Reina meneguk coklatnya.

"Kau benar sekali Reina perbuatan mu. Kau ingin sukses dengan usahamu sendiri tanpa bantuan orang lain" puji Alfa pada Reina.

Sorenya, Reina memasak di dapur untuk makan malam. Besok dia sudah izin seminggu pada Madeline untuk menemani Rosalie dan yang lain untuk ikut dengan mereka berlibur. Tak lama kemudian Reno datang dan segera membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai.

"Masak apa Reina?" Tanya Reno duduk di meja makan. Reina membawa daging ayam panggang dengan kentang panggang dan salad.

"Ini saja" jawab Reina memberikan makanan itu untuk Reno. Mereka menikmati makan malam mereka.

"Dik, besok kau ikut kakak ke kantor ya. Ada perusahaan lain ingin kerjasama dengan perusahaan kakak" jelas Reno meneguk minuman nya. Reina mengangguk setuju.

"Boleh. Tapi perusahaan apa?" Tanya Reina memasukkan ayam ke mulutnya. Reno menghembuskan nafasnya berat.

"Johnson" Reina terkejut mendengarnya.

"Apa dia ada kak?" Tanya Reina sedikit ketakutan. Reno menggelengkan kepalanya.

"Kakak tidak tahu dik. Itu yang kakak dapat jadwalnya" balas Reno mengambil piring kotor adiknya untuk di cuci. Reina berada di kamarnya dan melihat berita tentang Arthur. Tidak ada berita tentangnya. Dia menarik nafasnya panjang.

"Positif thinking aja" ujar Reina dan segera tidur.

Esoknya

Reina dan Reno berada di kantor Smith company. Reina mengenakan dress putih dan jas berwarna beige sebagai pelengkap. Mereka tidak sabar pada orang yang ingin bekerja sama dengan Reno. Pintu terbuka dan masuklah seorang pria berambut cheesenut dengan mata biru yang dingin. Reina terkejut melihatnya dan menyentuh tangan Reno.

"Dia" lirih Reina dan Reno melihat adiknya yang sedikit ketakutan. Itu Arthur yang datang bersama dengan Thomas. Reno menatap tajam Arthur dan menyuruhnya untuk duduk.

"Selamat datang di Smith company Mr Johnson. Kedatangan anda membuat adik saya ketakutan" sindir Reno menjabat tangan Arthur.

"Hmmm sambutan yang baik" balas Arthur duduk di kursi. Reina menundukkan kepalanya.

"Aku keluar" Reina berlari keluar dari kantor Reno dan menyentuh dadanya.

"Dia... Keluar?" Pekik Reina dan mendekatkan telinganya ke pintu ruangan Reno. Dia mendengar percakapan tentang kerjasama bisnis dan lain-lain. Tapi dia sedikit mendengar Arthur mencari dirinya.

"Aku mencari Reina untuk menjadikan istri" ucap Arthur membuat Reno naik pitam. Dia mengepalkan tangannya untuk menahan diri.

"Jangan bermimpi sialan. Kalau kau menyentuh adikku lagi maka aku akan membunuhmu" ancam Reno membuat Reina tercengang mendengarnya.

"Perasaanku lebih dalam dari yang kau tahu Reno Smith" ujar Arthur terkekeh. Kesabaran Reno sudah habis dan merobek projek kerjasamanya.

"Aku rela hidup susah asal adikku aman bersamaku daripada memberikannya padamu yang psikopati dan sakit jiwa sepertimu" umpat Reno marah. Arthur terkekeh dan memakai kacamata hitamnya.

"Baiklah jika itu maumu" ucap Arthur pergi meninggalkan Reno. Reina segera menjauh dari pintu dan pergi ke sofa yang ada. Arthur melihat Reina itu segera menghampirinya.

"Long time Reina" lirih Arthur membuat Reina terkejut mendengarnya. Ternyata Arthur berada di depannya.

"Tuan" Reina berusaha menjauh tapi Arthur menahan tangannya. Dia menarik Reina dan membisikkan sesuatu padanya.

"I love you" desah Arthur membuat Reina merinding. Reina segera menepisnya.

"Only your dreams" umpat Reina pergi meninggalkan Arthur. Dia tersenyum seringai dan mengelus dagunya sendiri.

"Seksi" puji Arthur tersenyum melihat punggung Reina yang sudah menghilang.

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now