Arthur membenahi pakaiannya yang baru dia bawa itu dan dimasukkan ke dalam lemari Reina. Reina menatap datar melihat Arthur yang antusias yang mau tinggal serumah dengannya.
"Sekarang kita tinggal bersama Reina" ucap Arthur merangkul pinggang nya tapi ditepis oleh Reina.
"Sudahlah" Reina pergi ke dapur dan mengambil susu kotaknya itu dan pergi ke balkon apartemen nya. Dia benar-benar belum menerima semua yang dia alami itu. Reina hanya menatap langit yang sudah berwarna oranye itu dan tersenyum getir.
"Bodohnya aku" lirihnya dan menyeruput susu pisangnya itu. Arthur yang melihat Reina itu hanya tersenyum melihat punggung Reina itu.
"Aku biarkan saja dia sendirian. Aku perlu waktu yang tepat" Arthur segera meneguk kopinya itu dan terduduk di sofa.
Malamnya Reina membersihkan dirinya dengan air hangat. Suasana malam ini benar-benar dingin sampai dia ingin mandi dengan air hangat. Selesai mandi dia mengenakan pakaian tidur yang oversize seperti biasa. Arthur yang sudah berada di kasurnya hanya memakai bathrobe sambil membaca buku.
"Sudah mandi?" Tanya Arthur menarik tangannya.
"Sudah" jawab Reina dan menaiki kasurnya. Arthur menaruh bukunya itu dan memeluk Reina yang membelakangi nya.
"Kenapa kau berusaha menghindar ku hmm?" Tanya Arthur menyibak rambut Reina ke samping dan mencium ceruk lehernya. Reina merasa risih dan menaikkan selimutnya sampai ke kepala.
"Hentikan" ketus Reina didalam selimut. Arthur tersenyum seringai dan masuk kedalam selimut dan menindihnya.
"Sudah berani ya bentak aku" Reina terkejut dan benar-benar terjebak disini.
"Apa yang..." Arthur segera mencium bibirnya itu dengan rakusnya. Reina menggelengkan kepalanya berusaha untuk menolaknya.
"Ber...hen...ti" tapi Arthur menciumnya bertubi-tubi dan membuka selimut.
"Bibirmu membuat ku candu Reina" desah Arthur menciumnya kembali dan merambat ke dada Reina sambil membuka kancing piyamanya.
"Sudah" Reina mendorong Arthur dan mengancingi kembali pakaiannya.
"Kau boleh tinggal bersamaku tapi jangan kau kurang ajar denganku" marah Reina menstabilkan nafasnya. Arthur tersenyum dan mengelus rambut nya itu.
"Akhirnya kau marah juga" puji Arthur dan Reina berbaring kembali dan mengenakan selimut nya itu.
"Biarkan aku istirahat. Aku lelah" keluh Reina dan dia tertidur. Arthur mencium pipi kanan Reina dan berbaring sambil memeluk Reina dari belakang.
"Tidurlah" ucapnya dan mereka tertidur pulas.
04.00
Reina terbangun dari tidur nya itu dan melihat jam di handphonenya. Dia melirik Arthur yang masih tertidur itu.
' masih tidur ' Reina melangkahkan kakinya begitu pelan dan dia mengambil pakaian kerjanya itu dan memasukkannya ke dalam tas ransel. Dia mengambil sepeda nya dan mengendap-endap membuka pintu dan menutupnya dengan pelan.
"Fyuhh aman" Reina berlari sambil menggandeng tas ranselnya. Reina menelfon seseorang di luar apartemen.
"Rosalie aku ke rumahmu" pinta Reina yang tahu kalau Rosalie selalu bangun sangat subuh itu.
"Boleh saja" jawab Rosalie yang sedang berolahraga itu. Reina mengayuh sepedanya dengan cepat dan melihat ke belakang. Untunglah Arthur masih tidur.
Sesampai di rumah minimalis Rosalie, Reina disambut oleh Rosalie dengan memeluk nya.
"Hai Reina ada apa kau datang sepagi ini untuk mencariku?" Tanya Rosalie melihat Reina yang mengenakan pakaian tidurnya dan sepatu Converse merahnya.

YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...