Usaha Alfa mencari keberadaan Reina tak berhenti. Saat dia bekerja mengurusi pekerjaannya dia tak berhenti melakukan pencarian.
"Oh Tuhan tolonglah" gusar Alfa keluar untuk keluar menuju kantin. Dia membawa makanannya dan menuju tempat biasa duduk. Disana Rosalie tampak murung sekali. Hans dan lio berusaha menghiburnya.
"Hai" sapa Alfa tersenyum tipis tapi dibalas dengan tatapan Rosalie yang kesal. Rosalie menggebrak meja dan membuat semua orang terkejut.
"Hai? Hai? Kau bisa bilang hai ke kita saat salah satu teman kita menghilang tanpa jejak" geram Rosalie menarik kerah Alfa. Hans dan lio berusaha melerai dan Thomas datang membantu Alfa.
"Rosalie sudahlah" cegah Hans menarik badan Rosalie untuk menjauh.
"Nona Hunter jangan membuat keributan disini" cegah Thomas melindungi Alfa. Rosalie berdecih dan melepaskan dirinya dari kedua temannya. Dia menghampiri Alfa dengan tatapan matanya yang benar-benar putus asa. Alfa memandang mata Rosalie yang sedikit menghitam karena kekurangan tidur.
"Aku? Tidak bisa kontrol diri? Ha!" Desis Rosalie menghapus air matanya sendiri.
"Apa kau tak khawatir Alfa bagaimana keadaan Reina? Kekasih macam apa itu! Tidak berusaha mencari kekasihnya yang menghilang entah kemana oleh seseorang dan tak tahu keadaannya bagaimana. Apa dia sudah makan atau dia masih keadaan sehat saat ini?" Rosalie menggelengkan kepalanya pelan.
"Tapi kau sibuk dengan pekerjaan perusahaan mu itu! Apa kau tak berpikir seperti itu Alfa? Aku yang mengkhawatirkannya Alfa setiap hari. Dia bukan siapa-siapa ku, tapi dia aku anggap seperti adikku Alfa. Kau sudah tahu seberapa pedulinya aku padanya Alfa. Anda aku jadi pria, aku akan mencarinya dan membiarkan aku dipecat untuk mencarinya keliling dunia akan aku cari" Isak Rosalie menangkupkan tangannya di wajahnya. Alfa yang bergetar mendengarnya menitikkan air matanya. Ada benarnya apa yang diucapkan oleh Rosalie. Badannya sedikit bergetar.
"Rose... Aku sudah mencarinya rose. Setiap hari aku mencarinya sampai aku lupa akan kesehatanku. Aku berusaha mencarinya setiap hari sampai aku lupa pekerjaanku disini dan aku lupa makan" Alfa menghapus air matanya dengan tangannya.
"Aku selalu menghawatirkan nya setiap hari rose. Aku juga khawatir keadaan dia. Aku sampai gila memikirkannya apa yang akan kakakku lakukan padanya" lirih Alfa membuat Hans dan lio terkejut mendengarnya.
"Hah? Arthur yang menculik nya?" Teriak mereka dan didengar oleh pegawai disana. Alfa mengangguk pelan dan menghembuskan nafasnya pelan.
"Dari cctv parkiran gedung itu bahwa seseorang yang mirip bentuk dan tinggi badannya mirip dengan Arthur. Dan itu benar dia dan dia juga membawa mobil pribadinya saat itu" ucap Alfa pada semuanya. Rosalie menutup mulutnya tak percaya.
"Ya Tuhan... Aku akan membunuhnya" kesal Rosalie tapi dihadang oleh Lio.
"Jangan gegabah dulu rose. Kita cari keberadaan Reina dengan cara apapun" Lio menatap Alfa yang masih terdiam itu.
"Aku dan semua pegawai akan membantumu mencari Reina. Tidak peduli dipelosok negeri atau hutan kita akan membantu" ucap lio lantang. Hans mengangguk mantap.
"Aku akan membantumu" ucap Hans tegas. Semua pegawai juga mengangguk kepala mereka.
"Kami juga" ucap mereka lantang membantu Alfa mencari Reina.
"Terimakasih semua. Aku tidak akan melupakan kebaikan kalian" ucap Alfa senang. Akhirnya mereka melanjutkan pekerjaan mereka dan tak lupa membantu mencari keberadaan Reina di media sosial dan di lingkungan sekitar.
Di tempat lain
Reina akhirnya boleh keluar dari kamarnya oleh Arthur. Reina berada di dapur untuk memasak karena baginya dia tak suka masakan Arthur yang rasanya kurang enak dimakan. Arthur yang baru selesai berenang memasuki area dapur dan memeluknya dari belakang.
"Masak apa kamu sayang?"tanya Arthur yang masih basah kuyup. Reina berusaha menjauh dan melanjutkan masaknya.
"Keringkan badanmu itu. Baru aku akan menyiapkannya" ucap Reina dingin. Arthur menghembuskan nafasnya dan mengacak rambut Reina itu.
"Baiklah sayang" Arthur segera kekamarnya dan membersihkan dirinya. Reina yang selesai memasak segera ke ruang tamu untuk menyalakan tv,tapi dia tidak menontonnya. Pikirannya masih kemana-mana dan melamunkan sesuatu sambil mengelus perutnya.
' bagaimana aku bisa keluar dari sini? Disini benar-benar tak ada celah untuk keluar. Pintu pun dikunci dengan sidik jari Arthur. Jadi Arthur yang bisa mengatur tempat ini' dia menatap perutnya itu sambil menghapus air matanya yang menetes.
' aku harus apa? Aku belum siap menjadi ibu dari orang yang aku benci. Aku tak menginginkanmu' Isak Reina meringkuk diatas sofa besar itu. Tak lama kemudian sebuah tangan memeluk Reina dengan eratnya. Ternyata itu Arthur yang sudah membersihkan diri dan memakai pakaiannya.
"Jangan menangis sayangku. Itu tak baik bagi bayi kita" Arthur menarik Reina dengan lembut dan mengajaknya ke sudut ruangan yang ada sebuah piano hitam. Arthur mendudukkan Reina di kursi dan Arthur duduk disampingnya.
"Aku akan menghiburmu ya sayang. Aku tak suka kau cemberut" ucap Arthur memainkan piano itu. Reina mendengar dentingan piano itu dengan seksama. Arthur memainkan piano itu dengan lihai.
" All of me" lirih Reina pelan. Arthur mengangguk pelan dan mengambil tangan Reina dan menciumnya.
"Ya. Lagu yang kumainkan ini ialah seorang kekasih yang mencintai pasangannya dengan sepenuh hati" Arthur mengelus pipi Reina yang memerah itu dan mengecupnya.
"Maaf perbuatan ku waktu itu yang memukul mu Reina. Aku menyesal melakukannya sampai..." Dia mengelus perut Reina.
"... Aku tak tahu kau mengandung anak yang aku impikan dari dulu dari orang yang aku cintai" lirih Arthur sampai Reina tercengang mendengarnya. Arthur memeluk Reina dengan kasihnya dan menghirup leher Reina itu.
"Kau benar-benar yang terbaik untukku sayang" desah Arthur menggigit kecil leher putih Reina itu. Reina hanya terdiam dan membiarkan Arthur memeluknya.
' aku takut'

YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...