3

112 5 0
                                    

Malam hari

Reina sedang memakan ayam goreng yang ke 4. Dia merasa baikan dengan semua masalahnya dan  melampiaskan nya dengan makan makanan kesukaan nya. Dia menyedot minuman sodanya.

"Membaik" dia melirik handphonenya di sampingnya.

"Sudah malam. Sebaiknya aku tidur" Reina beranjak dari sofanya menuju wastafel untuk mencuci tangan nya. Lalu dia membersihkan ruang tamu yang sedikit berantakan. Dia menaiki kasurnya dan berbaring diatas bantal nya dan terlelap.

Esoknya

Reina merasa malas saat bekerja. Dia masih takut akan bertemu dengan atasannya yang telah menciumnya tanpa alasan. Dia hanya mengetik diatas komputer nya dan mengusap matanya.

"Gara-gara kepikiran itu membuatku semakin gila" umpatnya sambil mengetik pekerjaan nya. Dia melihat dirinya di layar handphonenya. Reina lupa mengenakan lipbalm di bibirnya.

"Astaga. Pantas saja bibirku jadi kering" dia mengambil lipbalmnya yang berwarna coral di bibirnya dan meratakan nya dengan jarinya.

"Ini lebih baik" pujinya sambil tersenyum. Tak lama kemudian Arthur datang memasuki ruangan Reina.

"Selamat pagi Reina" sapa pria itu membuat Reina terkejut. Reina segera bangkit dari duduknya.

"Selamat pagi tuan" sapa Reina menundukkan kepalanya. Dia takut untuk melihat wajah atasannya itu. Arthur terkekeh melihat tingkah laku Reina itu dan menaikkan dagunya.

"Tatap orangnya langsung Reina" ucap Arthur pelan. Tapi Reina memejamkan matanya takut. Arthur menaikkan alisnya keheranan.

"Kenapa kau menutup matamu itu? Apa ada yang salah?" Tanya Arthur ingin menyentuh pipinya tapi dengan sigap Reina memundurkan langkahnya.

"Tidak apa-apa tuan" ujar Reina terus melangkah mundur. Arthur mendekati Reina dengan langkah kaki yang pelan.

"Kau kenapa?" Tanya Arthur melihat Reina masih memejamkan matanya sambil melangkah mundur ke kursinya.

"Tolong menjauh pak" lirih Reina meraba tas nya dan mengambil sebuah tabung mini berwarna oranye dan membukanya dengan satu tangan dan mengambil nya sebutir. Arthur keheranan kenapa Reina meminum obat.

"Kau sakit apa Reina? Bukannya di CV mu tidak ada keterangan sakit?" Arthur melihat sekilas nama obat itu. Reina masih memejamkan matanya itu.

"Beri saya ruang untuk sendiri tuan" mohon Reina yang menutup mata nya dengan tangannya. Arthur menghembuskan nafasnya dan pergi meninggalkan Reina disana. Reina melihat Arthur menjauh dan menghembuskan nafasnya lega. Dia mengusap wajahnya kasar dan mata Reina berkaca-kaca.

"Kenapa muncul lagi?" Lirihnya segera memakai airpod nya dan menyalakan lagu yang berada di handphonenya. Dia memegang botol obat yang dia bawa itu sambil tersenyum miris.

11 Oktober 2012

"Tidakk" berontak gadis berambut cokelat itu pada seorang pria yang memaksanya ke sebuah gang sempit. Pria itu tersenyum dan menahan gadis itu di tangannya.

"Kau memang cantik Reina. Aku suka melihat dada mu itu" pria itu meraba dada gadis itu yang tertutup pakaian dan merobeknya. Gadis itu menggelengkan kepalanya sambil menangis.

"Lepaskan aku lepaskan" teriak gadis itu yang bernama Reina berusaha melepaskan diri tapi pria itu menahannya. Pria itu terkekeh dan mendekatkan wajahnya ke leher Reina itu.

"Kau benar-benar sempurna Reina. Anak sekecil dirimu membuatku bergairah" parau pria itu yang kemungkinan masih sekolah menengah atas. Reina berusaha mendorong pria itu tapi dengan cepat pria itu meraba paha Reina.

"Kau benar-benar sempurna" desah pria tersebut membuat Reina mengutuk dirinya sendiri. Tiba-tiba ada yang menarik pria itu dan seorang pria lain menghajar dirinya dengan keras.

"Bedebah kau memperkosa adikku" pria yang ternyata adalah kakak Reina menghajar pria itu sampai terjatuh. Pria itu membalas perbuatan kakak Reina.

"Dia milikku" pria itu mengeluarkan pisaunya tiba-tiba datanglah mobil polisi menodongkan senjatanya pada pria itu.

"Angkat tangan" teriak para polisi itu. Kakak Reina segera menghampiri Reina yang memeluk dirinya sendiri dan memberikan jaketnya.

"Kau tak apa Reina?" Tanya kakaknya yang bernama Reno. Reina memeluknya dengan erat.

"Takut"lirih Reina terisak. Reno menggendong adiknya itu dan melihat pria yang berusaha memperkosanya dimasukkan ke mobil polisi.

"Kakak khawatir kamu menghilang saat kakak membeli burger. Kakak langsung memanggil polisi yang bertugas disana dan segera mencari jejak mu" ujar Reno memeluk adiknya yang ketakutan itu. Dia mengecup ujung kepala Reina.

"Jangan buat kakak khawatir ya" ucap Reno berusaha menenangkan Reina.

Off

Reina mengingat kejadian yang menimpanya waktu itu. Seorang pria hampir memperkosanya yang masih berusia 11 tahun di gang sempit. Dia merasa ketakutan selama berbulan-bulan sampai akhir nya dia di bawa ke psikiater untuk melupakan kejadian itu dan akhirnya dia sembuh total. Reina merasa badannya waktu itu sangat langsing tetapi memiliki dada yang lumayan berisi diusianya yang masih remaja. Dia merasa takut kalau laki-laki melihat badannya dan memutuskan untuk menambah berat badannya itu. Dia selalu memakai pakaian yang longgar untuk menutup badannya itu. Sampai sekarang dia sudah memiliki berat badan 75 kg.

"Benar-benar sial" umpatnya.

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now