Reno masih belum terlelap di kamarnya. Orangtuanya juga khawatir dengan keberadaan Reina.
"Mochi ku" Isak ibunya yang bernama Maria, sedangkan ayahnya Steve sedang menenangkan sang istri yang kehilangan putrinya saat pernikahan nya.
"Tenanglah sayang. Kita pasti menemukannya" hibur sang suami pada Maria. Reno menatap sedih melihat kedua orangtuanya itu. Dia pergi meninggalkan hotel itu dan mengendarai mobilnya menuju taman yang sering dikunjungi oleh Reina. Dia berlari mencari keberadaan Reina yang dia yakin Reina masih disana.
"Reina... Keluarlah. Apa kita sedang bermain petak umpat?" Teriak Reno di sekitar taman itu yang menjelang pagi. Reno mengusap wajahnya kasar dan dia berlutut putus asa.
"Tuhan! Jika kau baik tolong kembalikan Reina segera. Aku takut dia disakiti atau dicelakai oleh orang jahat. Aku mohon Tuhan! Dia adikku yang paling aku sayangi. Jika ada yang menyakiti adikku maka aku bersumpah aku akan menghabisi nya" teriak Reno mengeluarkan emosinya dengan air mata.
Keesokan harinya
Reina yang masih tidak tertidur meringkuk ketakutan dibalik selimutnya. Dia masih tak percaya apa yang dia alami tadi malam pada Arthur. Reina masih menahan rasa nyeri di kewanitaannya itu dan dia terus menggigit bibirnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara.
' bagaimana ini? Bagaimana aku bisa keluar?' isaknya dalam hati. Tangan Arthur masih memeluknya dari belakang dan dia masih tertidur sambil tersenyum. Tak lama kemudian Arthur terbangun dari tidurnya dan mencium pundak Reina dari belakang.
"Aku tahu kau tidak tidur sayang" ucap Arthur pelan. Reina masih tak membalikkan badannya dan menggenggam erat selimut tebal yang dia pakai saat ini. Arthur tersenyum dan mencium leher Reina dengan lembut dan membuat Reina sedikit risih.
"Lepaskan Arthur" bentak Reina menarik selimutnya ke kepalanya. Arthur menggelengkan kepalanya pelan dan dia menghembuskan nafasnya. Dia mengerti apa yang Reina inginkan.
"Baiklah aku tahu maumu" ucap Arthur mengenakan piyama kimono nya itu kembali.
"Aku akan membuatkan makanan untukmu. Jika kau ingin mandi silahkan. Pakaianmu juga ada dilemari itu" ucap Arthur mengunci Reina dari luar. Reina membuka selimutnya dan dia duduk di pinggir kasur. Dia menutup mulutnya dan menahan tangisnya. Reina mendapatkan sela pahanya ada bercak darah.
"Hiks... Ini mimpi bukan? Alfa akan membenciku" tak tahan air matanya turun dengan derasnya. Dia berjalan pelan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dia berendam di bathtub air hangat dan mengingat kejadian semalam.
Alfa mengendarai mobilnya menuju apartemen Arthur. Dia curiga Arthur masih berada disana. Dia membuka pintu apartemen Arthur dengan bantuan Thomas.
"Tolong buka cepat" pinta Alfa pada Thomas yang membuka pintu itu dengan kartu. Akhirnya pintu itu terbuka dan Alfa memasuki apartemen itu. Betapa terkejutnya Alfa melihat isi apartemen Arthur. Isinya semua foto Reina dikamarnya.
"Ya Tuhan" umpat Alfa begitu juga dengan Thomas. Dia menggelengkan kepalanya.
"Aku sudah menduga dia belum sembuh total" ucap Thomas menundukkan kepalanya. Alfa mengepal tangannya. Benar-benar Arthur terobsesi pada Reina dan itu berbahaya.
"Kita cari keberadaan nya. Tak peduli seberapa uang untuk menyewa polisi dan detektif terbaik. Intinya dia harus ditemukan" ucap Alfa meminta Thomas dan meninggalkan nya seorang diri disana. Thomas menghela nafasnya mendapatkan tuannya membawa kabur Reina.
Di tempat lain.
Reina yang sudah membersihkan diri menyisir rambutnya itu dengan sisir di meja rias dengan tatapan kosong. Dia mengenakan hoodie biru muda dan celana kain hitam. Entah bagaimana Arthur tau ukuran pakaiannya yang penting dia bisa memakai sesuatu untuk menutupi tubuhnya.
Tak lama kemudian Arthur membuka pintu itu sambil membawa nampan berisi makanan."Aku tahu kau belum makan sayang" ucap Arthur meletakkan nampan itu diatas meja. Sepiring steak sapi dengan kentang goreng ditambah salad dengan ice tea mint. Reina menghembuskan nafasnya gusar bagaimana dia tahu makanan kesukaan nya.
"Kau menyeramkan" umpat Reina membalikkan wajahnya dan terus menyisir rambutnya. Arthur terkekeh pelan dan memotong daging itu dengan pisau. Dia menyodorkan garpu dengan daging yang sudah tertancap itu di mulut Reina.
"Makanlah sayang" pinta Arthur disampingnya. Reina melirik daging itu dengan curiga.
"Kau menambahkan apa di makanan itu? Aku takut memakannya seperti kemarin" ucap Reina tak menatap Arthur yang disampingnya. Arthur terkekeh pelan dan dia memakan potongan daging itu ke mulutnya.
"See? Aku baik-baik saja" ucap Arthur meyakinkan Reina itu. Reina menghembuskan nafasnya dan melirik Arthur dengan tatapan datar.
"Aku tak selera memakannya" dia beranjak dari kursi dan pergi menuju kasur dan membelakangi Arthur. Arthur mengepalkan tangannya kesal dan dia menghampiri Reina tepat diatasnya.
"Apa yang.." Arthur mencekiknya dari atas. Reina membelakan matanya mendapatkan Arthur yang sedang marah padanya.
"Makan atau..." Marah Arthur menaik turunkan nafasnya.
"Atau apa? Membunuhku?.." ucap Reina berusaha tenang agar tidak panik. Arthur melepaskan cengkraman dari lehernya itu dan dia mencium bibir Reina lembut.
"Kau tahu? Aku mencintaimu Reina. Aku tak mau kau sakit atau sedih disini" Arthur memeluknya dan terus mencium leher Reina.
"Aku sangat merindukanmu Reina. Rindu ini membunuh ku selama bertahun-tahun mencari keberadaan mu" Arthur berbaring disebelah Reina sambil memeluknya erat. Dia mengecup telinga Reina dan mengigit nya pelan.
"Maaf perbuatan ku kemarin. Aku terlalu senang kau ada bersamaku. Aku tak mau orang lain memiliki mu sayang" bisik Arthur mencium pipi Reina dengan lembut. Reina menitikkan air mata nya dengan perasaan kesal. Kenapa Arthur menculik nya dan memperkosa nya.
"Aku membencimu Arthur. Aku mau pulang"

YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...