46

44 2 0
                                    

05.30 am

Alfa membuka matanya pelan dan melihat sekelilingnya. Dia melirik jam mejanya sambil mengusap matanya.

"Terlalu pagi" dia melirik disampingnya. Ternyata Reina masih terlelap dalam mimpinya. Alfa tersenyum kecil dan mengecup pipi tembam Reina itu.

' terimakasih kau menerima ku sebagai suamimu Reina. Kau wanita yang paling sempurna di mataku' ucapnya dalam hati. Dia turun dari kasurnya sambil memakai kimono hitamnya menuju kamar mandi.

08.00 am

Reina membuka matanya pelan dan beranjak dari tempat tidur nya. Reina mendapatkan dirinya tanpa sehelai benangpun didalam selimut. Reina mengusap wajahnya dan melihat sekelilingnya.

' Alfa dimana ya?' tanyanya didalam hati. Reina segera memungut gaun tidurnya dan memakainya kembali. Dia berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Selesai mandi Reina mengenakan t-shirt over size putih sampai diatas pahanya. Dia mencari Alfa di dapur. Ternyata benar Alfa sedang menikmati secangkir kopi dan roti panggang sambil membaca koran. Reina tersenyum dan memeluk Alfa dari belakang.

"Morning" sapa Reina yang habis keramas itu. Alfa tersenyum dan mencium bibir Reina sekilas.

"Good morning" balas Alfa menyuruh Reina duduk.

"Makanlah" Alfa memberikan roti panggang dengan selai coklat kesukaan Reina. Reina melahapnya sampai Alfa terus memandangnya.

"Ada apa Alfa? Kau menatapku terus" tanya Reina meneguk susu coklat nya. Alfa menggelengkan kepalanya pelan dan mengusap bibir Reina yang ada remah roti.

"Tidak ada. Hanya saja kau imut sekali hari ini" puji Alfa menopangkan dagunya dengan tangannya. Reina menunduk malu mendengar pujian Alfa. Dia meneguk susu coklatnya sampai habis tak tersisa. Alfa menghabiskan kopinya.

"Reina. Apa jadi kita ke.." tapi Reina mengangguk kepalanya.

"Iya jadi" sambung Reina mengambil piring kotornya dan juga Alfa. Alfa yang melihat Reina yang sedang mencuci piring itu menyusul nya dan mencium tengkuk Reina dari belakang.

"Apa kau tidak takut?" Tanya Alfa sambil memeluk Reina yang sudah mencuci piringnya. Reina mengangguk pelan.

"Iya. Aku tidak mau hubungan ku dan Arthur semakin berantakan. Aku menghargainya sebagai kakak iparku" Balas Reina tersenyum tanpa beban. Alfa tersenyum dan mencium bibir Reina yang manis itu. Reina yang merasa malu segera berlari menuju kamar untuk berganti pakaian. Alfa terkekeh pelan melihat istrinya itu.

"Kau memang wanita yang baik Reina. Beruntung diriku memiliki mu sebagai istri" puji Alfa segera berganti pakaian.

Reina sudah mengganti pakaiannya dengan dress santai putih dengan kancing didepannya. Dia menyisir rambutnya yang sudah sedikit memanjang. Alfa yang barusan selesai berganti pakaian itu mencium ujung kepala Reina yang sedang menyisir rambutnya.

"Cantik" puji Alfa menopang dagunya di bahu Reina. Reina tersenyum dan memakai lipbalm coral di bibirnya.

"Tapi aku gemuk" ucap Reina tersenyum kecil. Alfa terkekeh dan mencium pipi Reina itu dan memeluknya dari belakang.

" Tapi kau wanita termanis yang pernah aku miliki Reina. Tak peduli badanmu seperti apa tapi aku tetap mencintaimu" balas Alfa menarik pelan tangan Reina.

"Ayo pergi. Kita bawakan sesuatu untuk Arthur" ucap Alfa mengambil kunci mobilnya. Reina mengangguk dan mengandeng tangan Alfa keluar ke apartemen menuju mobil lalu pergi dari parkiran apartemen.

Sesampainya di rumah sakit khusus kriminal. Alfa terus merangkul Reina agar tidak takut pada beberapa orang yang sakit di sekitar sana. Akhirnya mereka sampai di tempat khusus untuk menjenguk. Reina mengepalkan tangannya tapi Alfa menenangkan nya.

"Tak apa, ada aku" ujar Alfa tersenyum. Tak lama kemudian Arthur datang dengan jaket pengekangan nya. Reina tampak terkejut melihat Arthur yang berubah total. Lebih berantakan dari sebelumnya.

"Ar....thur.." lirih Reina melihat Arthur iba. Arthur tersenyum aneh tapi Alfa menahan Reina. Alfa menatap Arthur di depan mejanya.

"Arthur, kami sudah menikah resmi. Kami kesini untuk menjenguk mu karena kami menghargai mu sebagai kakak kami" ucap Alfa menatap mata biru Arthur yang kosong. Arthur terkekeh pelan dan menatap kembali Alfa dan juga Reina.

"Aku tahu itu adikku sayang. Aku tahu kalau kau sengaja menaruhku disini agar tidak bisa bertemu dengan.." tapi Reina mencela nya.

"Arthur, aku menghargaimu sebagai kakak iparku. Aku sudah tahu kebenaran ini tapi kau mencekal nya dengan egomu. Aku sudah memaafkan perbuatanmu itu padaku. Untung Alfa berusaha menyelamatkan ku dari rasa takutku ini. Dia menerimaku walau aku tidak gadis lagi karena ulahmu itu. Tolonglah perbaiki jiwamu itu Arthur. Aku rindu temanku yang pernah kutemui di danau selama 5 hari itu dengan permen susu" Reina menstabilkan nafas nya itu karena emosional yang dia alami. Dia mengusap air matanya yang hampir turun.

"Aku rindu sisi baikmu" lirih Reina dan dia mengeluarkan permen lollipop rasa susu itu di atas meja.

"Itu awal pertemuan kita Arthur. Aku rindu dirimu yang dulu" Isak Reina keluar dari ruangan itu sambil mengusap air matanya. Alfa segera menyusulnya meninggalkan Arthur yang tercengang mendengar isi hati Reina.

"Aku pulang dulu ya. Aku tak mau istriku kenapa-napa" pamit Alfa membawa tas Reina yang tertinggal. Arthur hanya terdiam sejenak dan dia menundukkan kepalanya. Kenapa dia seperti ini yang gila akan keberadaan Reina hingga dia memperkosa nya. Lalu dia ingat tentang kematian ibunya yang sebenarnya walau dia mencekal nya. Betapa bodohnya dia kalau dia mengikuti ego nya itu.

"M... maafkan aku... Temanku..." Lirih Arthur tak lama kemudian dia menangis. Alfa mengejar Reina yang berlari di taman rumah sakit itu dan dia memeluknya erat.

"Menangis lah sayang. Tak apa" ucap Alfa pada Reina. Reina menangis dan memeluk erat Alfa.

"Aku harap dia sembuh" Isak Reina menghapus air matanya. Alfa tersenyum kecil dan memeluknya lagi.

"Semoga sayang. Sekarang kita pulang ya. Kita beres-beres untuk honeymoon ke Seoul lagi" ucap Alfa menghapus air mata Reina itu. Reina mengangguk pelan dan mereka pergi menuju mobil.

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now