43

39 1 0
                                        

Sebelumnya

Arthur yang benar-benar tak mengira kalau anak yang dikandung oleh Reina telah keguguran. Dia merasa kesal dan menjambak rambutnya sendiri.

"Arghh bodohnya aku!!" Umpatnya kesal. Seorang suster datang mencegahnya.

"Tuan apa yang Anda lakukan?" Panik suster itu. Arthur tersenyum seringai dan menjambak rambut Cepol suster itu dengan keras.

"Arghh lepaskan!" Pinta suster itu. Arthur tertawa kegirangan. Para polisi yang berjaga melerai mereka. Arthur melepaskan tangannya dari rambut suster itu yang sudah berantakan.

"Pergilah sebelum aku menghabisimu" ancam Arthur membuat suster itu berlari ketakutan dan kedua polisi itu juga pergi meninggalkan Arthur. Dia tersenyum seringai dan mendapatkan sesuatu ditangan kanannya. Sebuah hairpin perak. Dia melepaskan borgol tangan kirinya dan mengelus pergelangan tangannya sendiri.

"Menyebalkan sekali. Aku harus membawa Reina lagi" dia melihat jendela dan melihat langit masih sore.

"Kutunggu semua sudah terlelap"

Malam pun tiba, Arthur melihat kedua polisi yang menjaganya sudah tidak ada. Arthur tersenyum miring dan mengenakan jaket hitam dan juga maskernya. Dia keluar dari ruangannya dan mencari keberadaan Reina. Tapi dia bersembunyi dibalik dinding karena ada suara langkah kaki. Ternyata itu Alfa yang baru keluar dari kamar Reina.

"Berarti Reina disana" Arthur tersenyum dibalik maskernya dan mengambil kursi roda yang tergeletak di ruang tunggu. Dia membawa kursi itu memasuki kamar Reina.

"Kasihan" umpatnya dan mencabut selang oksigen dan infus beserta yang lainnya dibadan Reina yang sedang tertidur. Arthur mengendong Reina dan mendudukkannya diatas kursi roda. Dia membawa Reina keluar dari kamarnya dengan hati-hati.

Off

Arthur terkekeh melihat Thomas menghadangnya.

"Ada apa? Apa ini masalah?" Tanya Arthur tak berdosa. Thomas mengeluarkan handphone nya dan menunjukkan panggilan dari Alfa. Reina yang melihat itu langsung berteriak.

"Alfaaa!!!" Teriak Reina tapi dibungkam oleh Arthur. Thomas mendekati Arthur yang benar-benar belum sembuh total.

"Lepaskan dia tuan. Dia berhak bebas" pinta Thomas pada Arthur. Tak lama kemudian beberapa polisi datang sambil menodongkan senjata. Alfa yang juga datang bersama dengan polisi.

"Lepaskan istriku bajingan! Kau membuatnya gila setengah mati" gertak Alfa menghampiri Arthur tapi Arthur tertawa lepas.

"Hahahaha istri? Dia istriku Alfa. Aku sudah menyentuhnya seluruh dari dirinya. Dan aku sudah membuatnya hamil hahahaha. Kau bisa mendapatkan gadis yang lebih cantik darinya. Tapi dia paling cantik dan menggairahkan di mataku" lirih Arthur mencium rambut Reina. Alfa mengepalkan tangannya dan menghampiri Arthur. Tapi Arthur mengeluarkan pisau lipat di jaketnya. Reina terkejut dan berteriak.

"Aaa..." Panik Reina karena pisau itu menempel di lehernya. Alfa dan Thomas terkejut melihatnya. Tak lama kemudian Reno datang dan melihat semua itu dengan wajah yang panik.

"Lepaskan adikku dari tanganmu brengsek!" Umpat Reno ingin menghampiri Arthur tapi Arthur mengacungkan pisau itu ke arah mereka sambil tersenyum miring.

"Kau ingin dia selamat? Jika kau ingin melihatnya selamat, berikan dia padaku dan biarkan aku pergi. Atau pisau ini menancap tepat di leher nya" ancam Arthur tersenyum seram. Reina merasa ketakutan dan menatap Alfa dan Reno.

"Kakak... Alfa.." Isak Reina minta tolong. Reno mengepalkan tangannya tapi Arthur memasukkan Reina kedalam mobil itu dengan paksa. Arthur segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Alfa dan Reno tak tinggal diam, mereka mengejar dengan mobil mereka. Polisi juga ikut membantu.

Didalam mobil Reina memeluk dirinya sendiri karena ketakutan melihat Arthur lagi. Dia memejamkan matanya karena takut kejadian tadi siang itu terjadi lagi. Arthur mengusap kepala Reina lembut. Tapi Reina menghindari nya.

"Jangan takut sayang. Aku akan membuatmu bahagia lebih dari kemarin. Aku menyesal telah menyekapmu" Arthur tersenyum lembut dan melirik di kaca mobil terdapat beberapa mobil polisi mengejarnya.

"Sial" Arthur mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh lagi di jalan raya. Tak peduli ada kendaraan dia terobos. Wajah Reina pucat karena Arthur membawa mobil seperti orang gila.

"Kau gila Arthur. Kau psikopat" umpat Reina memegang tangan kiri nya yang di gips. Arthur tertawa mendengarnya dan melirik Reina dan menciumnya.

"Kau yang membuatku gila sayang. Andai kau tak bertemu denganku waktu itu pasti tidak seperti ini. Hahaha untung takdir bisa mempertemukan mu lagi" tawa Arthur seram. Reina melirik pintu mobil disampingnya dan menegang. Reina terkekeh pelan menatap Arthur yang sedang menyetir seperti kerasukan itu. 

"Hahaha... Takdir? Kita? Ya!
Aku menyesal bertemu denganmu. Andai saja aku tidak baik padamu kala itu. Aku tidak akan seperti ini" umpat Reina terkekeh. Arthur menaikkan alisnya dan melihat Reina membuka pintu mobilnya sedikit.

"Apa yang.." tapi Reina sudah meloncat dari mobil itu terguling-guling diatas aspal. Beberapa mobil polisi berhenti seketika dan polisi wanita membantu Reina yang terluka dibagian pelipis mata dan siku kanannya.  Arthur mengerem mobilnya dan turun dari mobilnya. Para polisi segera mengepung Arthur. Reno dan Alfa menghampiri Reina yang terbaring di atas aspal itu. Alfa langsung memeluknya erat. Beruntung Reina masih sadar.

"Sayang" lirih Alfa memeluk Reina erat. Reina hanya tersenyum kecil dan membiarkan suaminya memeluknya.  Arthur yang sudah diamankan oleh polisi itu melihat Reina yang dipeluk itu membuat dirinya emosi dan mengambil pistol dari polisi yang menahannya.

"Mati kau Alfa!" Umpat Arthur menodongkan senjatanya kearah Alfa.

'dorr!!!'
Alfa terkejut melihat Reina didepannya sambil merentangkan tangannya. Reina membuka matanya dan mendapatkan punggung tengahnya tertanam peluru. Dia langsung menjatuhkan dirinya di dada Alfa.

"REINA!!!" Teriak Reno mendapati adiknya melindungi suaminya sendiri. Reina yang melihat Arthur menodongkan senjata kearah Alfa langsung melepaskan pelukannya dan melindungi Alfa yang hampir ditembak. Punggung Reina mengeluarkan cairan merah begitu banyak dan dia tak sadarkan diri. Reno merasa panik segera mengangkat Reina menuju mobil ambulance yang mengikuti pengejaran Arthur. Arthur menjatuhkan pistol itu dan melihat gadis impiannya tergeletak tak sadarkan diri.

"Arghhh" teriak Arthur menyesali perbuatannya itu. Alfa yang merasa syok melihat istrinya melindunginya segera memukul Arthur bertubi tubi.

"Brengsek kau! Pembunuh! Kau mengambil anak darinya dan sekarang kau menyelakainya! Kau bilang kau cinta tapi kau menyakiti nya!" Gertak Alfa emosi dan dia dilerai oleh Thomas. Arthur yang merasa syok itu memasuki mobil polisi.

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now