Reina yang masih berada di kamarnya itu hanya terdiam dan mengumpati dirinya sendiri. Dia benar-benar khawatir dengan kakak dan Alfa yang berusaha mencarinya.
"Kakak... Alfa... Pulang" lirihnya serak. Dia benar-benar kehabisan tenaga untuk menangis hari ini karena air matanya sudah habis untuk hari ini. Tiba-tiba ada sesuatu yang menancap di leher Reina dari belakang lalu dicabutnya lagi oleh seseorang. Ternyata itu Arthur yang menyuntikkan sesuatu di leher Reina. Tersentak Reina terkejut.
"Apa yang..." Tiba-tiba dia tak bisa bergerak. Benar-benar lumpuh total. Arthur tersenyum di belakang Reina dan dia menarik Reina menuju meja rias. Dia mengenakan kemeja putih dan jas biru yang biasa dia kenakan dulu.
"Sayang, hari ini kita bersenang-senang malam ini. Aku sudah mempersiapkannya diluar. Tapi..." Dia membuka pakaian Reina.
"Aku harus mendadani mu dengan cantik" ucapnya sambil tersenyum seringai. Reina membelakan matanya. Dia ingin berteriak tapi semuanya lumpuh total dari atas dan bawah. Arthur terkekeh pelan dan dia memakaikan Reina dengan gaun yang pernah dia belikan untuk Reina."Aku melumpuhkan mu dulu sayang. Aku takut kau akan lari dariku" ucap Arthur memakainya gaun dari bawah kakinya Reina.
"Oh gaun ini aku diam-diam ambil dari lemarimu saat kita tinggal bersama dulu. Aku masih menyimpannya karena aroma gaunmu membuatku bergairah" lirih Arthur menaikan gaun itu dan menarik resleting dari belakang. Reina melirik Arthur begitu seram. Darimana Arthur mendapatkan semua itu. Arthur memakainya bedak dengan brush lalu diberi perona pipi yang biasa dipakai Reina.
"Jika kau merias wajahmu itu persis seperti boneka" puji Arthur memakainya maskara di bulu mata Reina dan tak lupa memakainya lipstik berwarna merah di bibir Reina. Arthur tersenyum puas melihat riasannya itu di wajah Reina. Dia mengambil sisir dan menyisir rambut sedang Reina itu.
"Kau cantik sekali sayang. Tapi aku suka kalau kau memakai lipstik merah. Entah aku menyukainya" ujar Arthur menyudahi menyisirnya. Reina hanya terdiam dengan tatapan kosong di depan meja rias itu. Arthur mengangkat Reina dan menyeretnya keluar dari kamar itu. Arthur menyeretnya ke ruang tamu yang lumayan besar. Disana ada seember es batu dengan wine ditambah dengan , potongan keju, biskuit dan buah anggur. Arthur meletakkan Reina di sofa empuk hitam itu. Dia merangkul Reina dan menikmati musik Opera di televisi besar itu. Arthur menuangkan wine itu ke gelasnya lalu menyodorkan ke mulut Reina.
"Minumlah sayangku" Arthur memberikan segelas wine itu ke mulut Reina yang tidak bisa digerakkan itu. Reina terpaksa meneguknya sampai habis. Arthur tersenyum puas dan menjilati ujung bibir Reina yang ada sisa wine itu.
"Aku menyukainya sayang. Apa lagi wine itu dari mulut mu" goda Arthur mengelus rambut Reina itu. Reina hanya terdiam dan tidak bisa menggerakkan badannya. Arthur mengangkat badan Reina agar posisinya berdiri. Dia memeluk pinggang Reina dan mereka berdansa dengan alunan musik klasik. Reina masih terdiam dan membiarkan badannya digerakan oleh Arthur yang sedang berdansa. Arthur mencium bibir Reina dengan lembut nya.
'cupp'
Reina menitikkan air matanya. Benar-benar hari yang buruk baginya. Diculik saat pernikahannya dan diperkosa oleh orang yang ingin dia hindari.' aku takut jika aku bebas nanti aku hamil' pikirnya was-was. Arthur tersentak melihat Reina seperti itu dan dia menghapus air matanya dengan mengecup air mata nya.
"Jangan menangis sayang. Aku tak suka wajah cantikmu bersedih" Arthur menaruh dagunya di pundak Reina.
"Aku akan bersedih jika kau sedih Rey ku" ucap Arthur masih berdansa dengannya.
Seminggu kemudian
Alfa masih melacak keberadaan Arthur saat ini. Dia mencari tempat biasa yang dikunjungi oleh Arthur semasa hidupnya.
"Sial! Dimana dia membawa istriku" kesal Alfa tak fokus dengan pekerjaannya. Tak lama kemudian masuklah Reno dengan 2 orang yang kemungkinan detektif.
"Alfa, aku membawa 2 detektif terbaik di Australia. Mereka adalah temanku" ucap Reno dan Alfa menjabat 2 detektif itu.
"Kami segera mencari keberadaan istri anda tuan. Setelah saya mengecek keberadaan cctv di bagian basemen hotel, kami mendapatkan orang yang mencurigakan memasuki area pintu darurat" ucap salah satu dari mereka yang bernama Will, dia menyodorkan laptopnya pada Alfa. Disana ada orang memakai setelan hitam dengan mobil Plymouth GTX Hitam di area basemen itu. Alfa membelakkan matanya pada mobil itu dan dia beranjak dari duduknya.
"I..itu.. itu mobil Arthur. Aku kenal mobil itu" pekik Alfa yakin pemilik mobil itu. Reno mengepalkan tangannya karena tahu siapa yang menculik adiknya.
"Akan ku bereskan dia" geram Reno tapi ditahan oleh Will.
"Tahan dulu. Dari cctv itu tidak menunjukkan dia membawa Reina. Tapi saat orang itu memasuki area pintu darurat itu dia menembak cctv diarea itu dengan senjata angin. Jadi kita belum bisa melacak arah mana dia membawanya" ucap Will dan disetujui oleh Sammy.
"Benar. Kita akan selidiki area itu. Dan untuk Alfa apa kakakmu pernah melakukan hal yang mencurigakan?" Tanya Sammy pada Alfa.
"Ya, kita bisa ke apartemen nya untuk menyelidiki sesuatu" jawab Alfa mengenakan jas nya menuju mobilnya dan disusul oleh mereka bertiga.
YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...