Sebelumnya
Seorang pria yang mengenakan hoodie hitam dan juga masker hitam membuka pintu apartemen seseorang. Dia membuka nya dengan sebuah kunci cadangan.
"Terbuka" dia langsung memasuki apartemen yang bernuansa putih dan ungu itu. Dia membuka tudung hoodie itu dan juga masker mulutnya. Pria itu menghirup aroma apartemen yang bersih itu.
"Benar-benar masih sama" ucapnya sambil tersenyum. Dia memasuki kamar pemilik apartemen itu dan meraba kasur dengan sprai ungu.
"Benar-benar aroma reinaku" ternyata itu Arthur. Dia melihat sekeliling kamar Reina dan melihat parfum lavender Reina itu. Arthur menyemprotkan parfum itu di Hoodie nya dan menghirup panjang aroma parfum itu.
"Ahh.. baumu membuatku rindu" desahnya dan menaruh kembali ketempat asalnya. Dia memasangkan sesuatu di balik cermin itu. Ternyata itu sebuah kamera yang bisa memantau seseorang dibalik cermin. Dia membongkar cermin itu dan memasang kamera kecil itu dengan teliti. Lalu Arthur memasang kamera kecil itu di ujung kamar mandi, langit-langit kamar dan juga ruang tamu.
"Selesai" dia tersenyum puas dan segera pergi meninggalkan apartemen Reina dan menguncinya. Dia pergi menuju mobil pribadinya.
Sesampai di mansion nya, Arthur bergegas memasuki kamar nya. Dia lalu mengetik sesuatu di laptopnya dan juga layar besar seperti monitor. Dia langsung tersenyum seringai saat layar monitor itu terhubung dengan apartemen Reina. Lalu masuklah Reina kedalam apartemen nya.
"Reinaku..." Desahnya membuka Hoodie nya. Tapi Reina masih terdiam di ruang tamu dan menghirup apartemennya. Arthur terkekeh pelan saat melihat Reina yang sedikit ketakutan.
"Mungkin karena aku menyemprotkan parfum itu" ucapnya sambil menghirup aroma parfum Reina di Hoodie hitamnya itu. Lalu Reina memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya dari aktivitas nya. Arthur hanya memandang Reina yang sedang mandi itu.
"Dia sedikit kurus"
Off
Reina terdiam lemas sambil mengaduk sarapannya. Alfa yang mengajak Reina sarapan di sebuah cafe memperhatikan kekasihnya itu.
"Kau kenapa Reina? Ada masalah?" Tanya Alfa menyentuh tanganku. Reina menggelengkan kepalanya pelan dan menatap Alfa. Dia terkejut melihat kantung mata Reina yang sedikit menghitam.
"Kau kenapa?" Pekik Alfa melihat Reina itu. Reina menghembuskan nafasnya gusar dan menyeruput coklat hangat nya.
"Aku tidak bisa tidur"jawabnya lesu. Dia melipatkan kedua tangannya itu diatas meja dan dia menundukkan kepalanya. Alfa menaikkan alisnya dan mengelus rambutnya.
"Kenapa sayang? Ceritakan lah" ucap Alfa sabar dengan Reina. Reina memiringkan kepalanya dan melirik Alfa.
"Sebenarnya ada yang aneh dengan apartemen ku. 2 hari yang lalu saat kita makan malam di apartemen mu, aku merasa ada yang mengawasi ku. Aku berusaha berpikiran positif kalau itu hanya imajinasi ku. Tapi entah rasanya tidak nyaman saat aku tidur, saat mandi ataupun saat makan. Aku yang biasa menikmati liburku di apartemen merasa takut" jawab Reina lemas. Alfa terdiam sejenak dan tetap mengelus rambut Reina yang halus itu.
' ada apa dengan apartemen nya ya? Dia bilang ada yang mengawasi?' tanyanya dalam hatinya. Alfa tersenyum kecil dan mengangkat kepala Reina agar dia menatap kekasihnya itu.
"Begini saja. Bagaimana kau menginap saja di apartemen ku sementara waktu. Aku akan mencari tahu kenapa gadis manis ku ini takut dengan apartemen nya" ucap Alfa menenangkan Reina. Reina mengangguk pelan dan pipinya bermanja-manja dengan tangan Alfa.
"Baiklah" jawab Reina bersender di bahu Alfa. Alfa tersenyum kecil dan menikmati sarapan mereka.
Reina dan Alfa sekarang berada di apartemennya Reina untuk membawa pakaian Reina.
"Segitu saja" ucap Reina mengangkat koper besarnya. Alfa mengangguk dan mengelus kepala Reina dengan lembut.
"Kau masuklah kedalam mobilku. Aku menyusul" ucap Alfa menelfon seseorang. Reina mengangguk dan pergi menuju mobil Alfa.
Sementara itu Alfa memperhatikan sekeliling apartemen Reina itu dengan seksama. Dia melihat langit-langit kamar dan juga sudut apartemen. Alfa menghembuskan nafasnya kasar dan dia mengambil sebuah kertas dan sebuah spidol lalu menuliskan sesuatu. Dia menunjukkan tulisan itu pada ujung ruang tamu.
" AKU TAHU INI PERBUATAN MU KAKAK"
Arthur yang tidak keluar dari kamarnya itu terkejut melihat monitor yang menunjukkan Alfa memegang kertas itu. Dia mengepalkan tangannya dan membanting botol wine di mejanya.
'pryangg'
"Arghh sialan" geram Arthur meluapkan emosinya itu. Bagaimana bisa Alfa bisa mengetahui kalau itu semua adalah perbuatannya."Sialan kau"

YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...