9

78 1 0
                                    

Reina mengaduk-aduk makanan di depannya sambil melamun. Rosalie dan lainnya melihat Reina yang melamun seperti itu.

"Kau sakit?" Tanya Rosalie menepuk pundaknya. Reina tersadar dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa"jawab Reina menyuapi makanannya. Tiba-tiba semua orang berdiri dan memberikan salam pada seseorang.

"Selamat datang tuan Arthur" sapa semua pegawai kecuali Reina yang tampaknya sedikit lesu. Arthur menghampiri Reina dan menepuk pundaknya.

"Reina bisa kita keluar sebentar?" Tanya Arthur dan Reina segera menoleh kepalanya. Betapa terkejutnya Reina ada Arthur di belakangnya.

'pantasan semua orang berdiri. Aku tak sadar' umpat Reina mengetuk kepalanya sendiri. Dia tersenyum sungkan.

"B..baik tuan" Reina beranjak dari kursinya dan mengikuti Arthur dari belakang.

"Bye-bye" Reina melambaikan tangannya pada Rosalie dan teman-teman nya. Mereka memasuki mobil dan Arthur dan Reina duduk berdua di belakang mobil yang dikendarai oleh supir.

"Kau kenapa sayang? Dari tadi kau tampak lesu sekali?" Tanya Arthur melirik Reina yang hanya menundukkan kepalanya.

"Tidak ada tuan" lirih Reina lemas. Arthur menyentuh dahi Reina itu dan sontak saja Reina terdiam saat tangan Arthur berada di dahinya.

"Hmm kau sakit?" Tanya Arthur menyentuh tangan Reina tapi Reina menarik dengan cepat.

"Tidak tuan. Aku sehat" jawab Reina tanpa melihat Arthur. Dia menyunggingkan senyumnya.

"Kau hamil?" Reina membulatkan matanya dan menatap Arthur.

"Aku belum berhubungan seks dan aku masih perawan" jawab Reina membuat pipinya memerah membuat Arthur tertawa.

"Hahahaha kau ini menggemaskan kalau pipimu memerah seperti itu" ucap Arthur mengelus pipinya itu.

"Lepas tuan" tapi Arthur mendekatkan wajahnya ke Reina dengan tatapan tajam.

"Kau bilang apa hah? Apa aku harus mengingatnya lagi?" Tanya Arthur dengan suara maskulinnya itu. Reina menutup matanya karena takut melihat Arthur lebih dekat.

"Iiii Ar..thur.." jawab Reina terbata-bata. Arthur tersenyum miring dan mencium ujung hidung Reina itu.

"That's my girl" ucap Arthur merapikan rambut coklat Reina ke belakang telinga.  Mereka sampai di restoran  terkenal di sana.

"Sekarang kita makan dulu ya. Kau terlihat kelaparan saat ini" Arthur membuka pintu mobil nya dan mengajak Reina masuk. Mereka duduk di dekat jendela yang menampakkan pemandangan kota.

"Kau mau apa Reina?" Tanya Arthur membawa buku menu itu. Reina menatap Arthur dan menundukkan kepalanya lagi.

" Hmm aku tidak tahu tuan. Saya tidak tahu menu disini" jawab Reina lemah. Arthur terkekeh dan memesan makanan untuknya. Reina merasa sungkan pada Arthur yang selalu ingin dekat padanya.

' apa ini membahas pekerjaan ya? Tapi bukannya membahas pekerjaan di kantor saja ya?' dia menatap singkat Arthur yang ternyata sedang memandanginya.

' ada apa dengannya? Aku merasa risih dan Dejavu jika bersamanya. Apa yang dia inginkan dariku?' tanyanya didalam hatinya. Arthur menopang dagunya dengan tangan nya sambil memandangi Reina itu.

"Ada apa tuan Arthur? Apa aku memakai riasan yang aneh?" Tanya Reina memegang wajahnya itu. Arthur menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak Reina. Hanya saja..." Dia beranjak dari duduknya dan menghampiri Reina sambil menyentuh wajah bulat Reina.

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now