2

150 5 0
                                    

Senin

Reina sudah siap dengan pakaiannya. Kemeja pendek putih ukuran oversize yang menutupi bentuk dadanya dan rok hitam. Dia tersenyum ceria sambil mengikat rambutnya.

"Semoga hari ini lancar" dia mengambil tas nya dan bungkusan yang berisi camilan sambil menunggu bis. Dia duduk di dekat jendela bis itu sambil mendengarkan lagu.

Sesampai di kantor Reina disambut oleh Thomas. Beliau menunjukkan tempat kerjanya. Sebuah ruangan yang dekat dengan lift tetapi tidak terlalu besar. Lumayan nyaman untuknya.

"Nona akan mengurus jadwal tuan Johnson selama ini. Jika ada kesulitan kau boleh memanggil ku" ujar Thomas dengan baik. Reina mengangguk dan melirik Thomas yang mau keluar ruangan itu.

"Tunggu" Reina mengeluarkan tabung keripik kentang nya dan memberikan pada Thomas.

"Ini dari ku. Semoga anda suka ya" ujar Reina ramah. Thomas terkekeh dan mengambil tabung itu.

"Terimakasih nona Smith" Thomas keluar dari ruangannya dan Reina segera duduk di kursinya.

"Ayo bekerja, demi konser akhir bulan" Reina lalu bekerja dengan baik. Dia dijelaskan jam berapa untuk istirahat dan jam pulang oleh Thomas sebelumnya. Dia melakukan pekerjaannya sambil menyalakan lagu di airpod nya di salah satu telinganya.

Jam 12.30

Reina segera ke kantin kantor yang lumayan nyaman di lantai 1. Dia mencari tempat duduk yang tersedia. Dia menghampiri meja yang berisi seorang wanita dan 3 pria itu.

"Permisi, boleh aku duduk disini?" Tanya Reina dengan sopan. Wanita itu mengangguk dan menyeret badannya ke samping.

"Boleh, kau anak baru ya?" Tanya wanita itu. Reina mengangguk pelan.

"Iya" jawab Reina tersenyum kecil. Pria kurus yang didepannya menatap Reina.

"Siapa namamu?" Tanya pria itu yang bernama Alfa.

"Aku Reina" jawab Reina tersenyum. Wanita disampingnya memeluknya dari samping.

"Aaaa kau menggemaskan" gemas wanita itu yang bernama Rosalie. Reina terkejut dengan perlakuan Rosalie.

"Ahahaa tidak juga" balas Reina dibalas dengan tawaan ketiga pria itu yang dua lagi adalah Lio dan Hans.

"Benar sekali yang diucapkan Rosalie. Aku baru lihat pegawai yang berbeda disini. Kebanyakan pegawai wanita bergaya seperti model tapi kau berbeda. Kau lebih seperti anak SMA ketimbang pegawai" puji Hans padanya. Reina merasa nyaman dengan keempat orang ini.

"Oh apa yang kamu suka Reina?" Tanya Lio didepan Rosalie. Reina tersenyum lebar.

"Bts?" Jawab Reina ragu. Hans menggebrak mejanya dan menyentuh bahu Reina.

"Serius? Aku juga suka BTS Reina. Siapa yang kau sukai dari mereka?" Tanya Hans padanya.

"Semuanya" jawab Reina dengan polosnya. Hans dan Reina saling menatap.

"Kim namjoon Kim seokjin min yoongi Jung hooseok park Jimin Kim taehyung Jung Jungkook BTS" Hans dan Reina bertos ria kegirangan mengetahui nama idol mereka. Mereka bertiga hanya terkekeh melihat kedua orang itu.

"Hahahaha kalian ini" ujar Alfa dan di meja itu membahas tentang kehidupan Reina dan lainnya.

"Oh ya Reina. Akhir bulan aku akan nonton konser BTS. Apa kau ikut?" Tanya Hans pada Reina yang meneguk minumnya. Reina mengangguk pelan.

"Tentu saja karena aku sudah membelinya" jawab Reina membuat Hans kegirangan.

"Senangnya aku ada temannya. Karena aku mengajak ketiga orang ini tapi mereka tidak menyukainya. Ternyata ada temannya juga aku" ucap Hans dan dibalas dengan kekehan Lio.

"Kau ini" umpat Lio dan jam sudah menunjukkan 1 tepat.

Reina sedang berada di ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Huftt banyak sekali jadwal tuan Johnson ya" dia melirik handphone nya yang berlayar idol nya. Sudah hampir jam 4 sore.

"Apa tuan Johnson tidak terlalu lelah ya bekerja seperti itu?" Tanya dia dan merapikan pekerjaan nya yang sudah selesai itu. Reina merenggangkan tangannya.

"Sudah selesai nona Smith" Reina terkejut ada suara dari pintu. Ternyata itu adalah Arthur yang memasuki ruangannya.

"Tuan" Reina segera berdiri untuk menyambutnya.

"Duduk saja Reina. Tidak apa" ujar Arthur duduk didepan meja Reina.

"Baik tuan" balas Reina menunduk dan dia duduk di kursinya. Arthur memandang Reina yang duduk didepannya itu sambil tersenyum.

"Lumayan melelahkan Reina?" Tanya Arthur padanya. Reina menggelengkan kepalanya.

"Tidak terlalu tuan" jawab Reina menatap mata biru Arthur.

"Baguslah" Arthur mengendus bau di depan Reina.

"Sepertinya ada bau keripik kentang disini" Reina tersentak kaget mendengarnya. Dia juga habis memakan keripik kentang saat bekerja. Reina menundukkan kepalanya.

"Maaf tuan, saya yang memakannya saat bekerja. Tadi saya kelaparan saat bekerja jadi saya makan" lirih Reina menyesal. Arthur terkekeh dan beranjak di kursi menghampiri Reina. Dia menaikkan dagu Reina untuk menatapnya.

"Aku mau mencobanya" Reina terkejut dan meraba laci mejanya dan mengambil tabung keripik kentang nya.

"Ini tuan" Reina menyerahkan keripik kentang nya. Arthur menggelengkan kepalanya pelan.

"Bukan itu" ucap Arthur membuat Reina kebingungan.

"Maksud anda?" Tanya Reina penasaran. Arthur mendekatkan bibirnya ke bibir Reina.

'cupp'

Reina tersentak kaget pada atasannya. Dia mendorongnya pelan sambil menutup mulutnya dengan tangan nya.

"Apa yang anda lakukan tuan?" Tanya Reina dengan badan yang bergetar. Arthur terkekeh dan menyentuh bibirnya dengan jempol nya.

"Aku sudah merasakan nya Reina" jawab Arthur sambil tersenyum. Reina menutup mata dan mengambil tas nya. Dia membungkuk kan badannya.

"Sudah jam pulang. Saya izin pamit tuan" Reina segera berlari dari Arthur ke lift. Arthur yang tersenyum melihatnya langsung tersenyum seringai sambil meletakkan tangannya di dagunya.

"Tunggu saatnya"

Reina turun dari bis dan berlari ke apartemennya lalu melemparkan tas nya ke sofa. Dia menyentuh bibirnya itu.

"Ciumanku" lirih Reina melihat dirinya ke kaca full body itu. Tiba-tiba dia menyentuh kepalanya dan menggelengkan kepalanya itu.

"Jangan jangan lagi" dia berlari mencari sesuatu di meja. Sebuah tabung kecil berwarna oranye dan isinya beberapa pil berwarna putih. Reina melihat kemasan itu.

"Sudah kadaluarsa" Reina menaruh obat itu di atas meja lalu dia mengganti pakaiannya menjadi kaus oversize hitam dan celana jeans dibawah lutut dan jaket jeans. Dia menaiki sepeda nya yang dia taruh di dalam apartemen nya dan mengayuh menuju apotek.

Setelah itu Reina segera pulang dan meminum obat itu sebutir dan meneguk segelas air. Dia mencuci wajahnya dengan air dan melihat dirinya itu.

"Aku takut" lirihnya parau.

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now