10

74 1 0
                                    

Reina tertidur diatas kasurnya dengan pulas. Tiba-tiba badannya tertindih sesuatu diatasnya. Tapi, kenapa ada yang menyentuh bibirnya dan ada yang merambat ke tangannya. Reina segera membuka matanya. Betapa terkejutnya Reina seorang pria berada diatasnya dan menciumnya paksa.

"Rey.." desah pria itu dan Reina memberontak.

"Lep...ash" Reina berusaha melepaskan diri tapi pria diatasnya itu lebih kuat tenaganya. Pria itu merobek pakaian Reina dan mencium dada Reina yang tanpa mengenakan bra itu.

"Aku merindukan mu sayang" desah pria itu. Reina menatap mata pria itu. Mata biru yang rasanya familiar tapi Reina memejamkan matanya.

"TIDAK!!!"

"TIDAK!!!" Reina terbangun dari tidurnya sambil menstabilkan nafasnya itu. Dia menyentuh dadanya dan merasakan detak jantung nya yang seperti lari maraton.

"Mimpi" umpat Reina melihat jam di samping mejanya.

"Astaga sudah jam 5" Reina beranjak dari kasurnya dan membuka jendela apartemen nya.

"Aku bersih-bersih rumah dulu habis itu mandi dan berangkat kerja" Reina mengikat rambutnya menjadi cepolan dan mengambil sapu dan pengepelan. Dia membersihkan semua ruangan sampai bersih dan wangi. Reina mengusap keringat di wajahnya.

"Aku harus mandi dan sarapan" Reina menuangkan sereal coklat diatas mangkuk besarnya dan susu. Reina memakannya di ruang tamu sambil menonton TV. Selesai makan dia segera mandi dan mengeringkan rambutnya. Dia menatap matanya yang sedikit bengkak karena habis menangis.

"Ya ampun mataku" Reina memoleskan conclear di bawah matanya dan membaur kan agar tidak terlihat sembab. Lalu memakaikan maskara dan sedikit lipbalm berwarna peach di bibirnya. Tak lupa mengikat rambutnya menjadi satu dan memberikan sedikit parfum di tubuhnya.

"Ok" Reina keluar dari apartemennya dan menaiki bis untuk ke kantor. Sesampai di kantor Reina mengisi kembali laci yang berisi camilan kesukaan nya. Dia duduk di kursi nya dan memfokuskan matanya di layar komputernya.

Selesai melakukan pekerjaannya Reina makan siang dengan teman-teman nya seperti biasa.

"Kau tahu film yang aku tonton kemarin dengan kekasihku sungguh seram" cerita Lio pada ke empat temannya itu.

"Seperti apa film itu?" Tanya Hans menyuapi dirinya dengan macaroni.

"Cerita seorang gadis diculik dan dipaksa menjadi pemuas oleh seorang pria yang terobsesi padanya selama bertahun-tahun. Pria itu menculiknya dan menyekapnya di bawah tanah tanpa melihat kehidupan selama bertahun-tahun. Setiap hari wanita itu dipaksa melayani nafsu sang pria sampai memiliki anak" cerita Lio membuat Rosalie sedikit merinding.

"Iiiii seram sekali jika ada pria seperti itu. Aku akan membunuh diriku kalau aku di tahan seperti itu" ucap Rosalie melirik Reina yang hanya terdiam mendengar cerita Lio.

"Bagaimana menurutmu Reina tentang seorang obsesi itu?" Tanya Rosalie pada Reina. Reina hanya tersenyum dan menyeruput minumannya.

"Itu bukan manusia bagiku. Dia memiliki hati batu tanpa merasa kasihan pada korbannya. Dia memakai ancaman untuk sang gadis agar dia mau menuruti keinginan jahatnya itu" balas Reina dan tak sadar ada Arthur yang datang dengan Thomas di kantin itu dan sontak semua berdiri dan membungkuk kan badannya. Reina membungkukkan badannya juga. Arthur mengangguk pelan dan meninggalkan tempat itu. Reina menghembuskan nafasnya dan duduk kembali.

"Kau benar Reina. Itu bukan manusia. Tetapi seorang iblis yang ingin keinginannya di penuhi " ucap Alfa menyetujui pendapat Reina barusan. Reina terkekeh pelan.

"Sudah jangan ceritakan itu lagi. Itu membuatku merinding mendengarnya. Aku takut kalau ada orang misterius mengikuti kita saat pulang kerja dan membekap kita lalu diculiknya" umpat Reina menghabiskan makanannya.

Saat jam pulang kerja Reina diajak pergi oleh Rosalie dan lainnya untuk makan pizza di salah satu restoran pizza yang lumayan enak itu. Reina mengambil satu potong pizza keju dan bercanda oleh teman-temannya.

"Hahahaha ingat aku dengan Lisa kemarin itu. Sungguh kulitnya gelap" ejek Hans melihat Reina yang menghapus makeup Lisa tempo itu.

"Hahaha sudahlah kita bersenang-senang disini" ujar Lio menuangkan minuman sodanya untuk Alfa.

"Lebih baik kita menikmati waktu seperti ini" balas Alfa meneguk minumannya. Rosalie beranjak dari duduknya sambil membawa gelas.

"Hei aku mau jujur dengan kalian semua. Aku sangat menyayangi Reina. Dia seperti marshmellow saat aku sentuh pipinya" ucap Rosalie mencubit pipi Reina itu. Ketiga pria itu tertawa dengan pengakuan Rosalie selama ini.

"Aku malu" Reina menutup wajahnya yang memerah sambil menggelengkan kepalanya. Mereka menikmati waktu mereka sampai puas.

Reina yang turun dari taksi segera memasuki apartemen. Reina mengambil kunci dan membuka pintunya. Reina melemparkan tas nya diatas sofa dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya dan membersihkan dirinya. Reina yang sedang memakai handuk melihat dirinya di cermin full body itu dan membuka handuknya sambil menutup dadanya dengan tangannya.

"Aku sebenarnya cantik, tapi..." Dia menggelengkan kepalanya dan mengambil handuk nya lagi. Reina memakai piyama panjang dengan celana pendeknya yang serupa dengan warna piyamanya. Reina keluar dari kamar nya tiba-tiba ada benda tajam yang menusuk lehernya. Dan seketika Reina tak sadarkan diri.

"Hmmm" Reina membuka matanya pelan dan memfokuskan penglihatannya. Dia berada di kamarnya. Tapi dia tidak bisa bergerak. Reina melihat tangannya terikat diatas kasurnya dan juga kakinya.

"Siapa yang melakukannya ini? Lepaskan aku" teriak Reina berusaha melepaskan ikatannya. Tak lama kemudian suara sepatu pantofel memasuki kamarnya itu dengan aroma maskulin yang menyengat hidung.

"Kau sudah bangun sayang?" Tanya seseorang di kegelapan kamar Reina.

"Siapa kau?" Tanya Reina panik. Bagaimana bisa apartemennya bisa dimasuki orang lain selain dirinya. Padahal dia mengunci apartemen nya itu. Pria itu menyalakan saklar lampu dan mata coklat Reina membulat sempurna.

"Tu...an?"

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now