"ahhh.." Arthur mencium belakang kepala Reina karena pelepasan hasratnya itu ke dirinya. Reina menitikkan air matanya karena mendapatkan hal yang menjijikkan itu padanya. Dia menggigit lengannya sendiri agar tidak bersuara. Arthur melepaskan kejantanan nya itu dan berbaring disebelah Reina.
"Kau...hebat sayang" puji Arthur memeluk Reina tapi Reina menarik selimutnya dan berlari ke kamar mandi. Dia menyala shower dan Reina duduk dibawah guyuran air. Dia menundukkan kepalanya dan menggosok badannya dengan spons mandi sambil terisak-isak.
"Hikss...aku...kotor..." Tangisnya sambil menggosok kewanitaannya sendiri. Dia menyabuni badannya lagi sebanyak-banyaknya. Tak lama kemudian pintu kamar mandi diketuk oleh Arthur.
"Sayang, bukalah pintu ini sayang" teriak Arthur yang memakai bathrobe biru itu mengetuk pintu itu. Reina menutup telinganya dan berteriak histeris.
"PERGI!!!" Teriak Reina terisak padanya. Arthur mengepalkan tangannya dan membuka pintu itu. Dia menghampiri Reina dan mencengkram tangannya.
"Kenapa kau keras kepala hah? Apa kurangnya aku padamu?" Gertak Arthur menjambak rambut Reina.
"Arghh..." Reina kesakitan saat rambutnya dijambak. Reina berusaha menatap Arthur dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ja...hat" lirih Reina mengusap matanya. Arthur menatap nya dengan mata yang memerah.
"Kau... milikku Reina. Selalu" Arthur menarik Reina dan menyeretnya keluar. Dia membanting Reina diatas kasur.
"Kau milikku Reina! Aku yang sudah menyentuhmu dan selamanya jadi milikku" teriak Arthur marah melihat Reina yang berbaring diatas kasur dalam keadaan badan yang basah. Reina bergetar ketakutan sambil menarik sprai hitam itu dan menutupi tubuhnya. Arthur tersenyum seringai padanya sambil melipat kedua tangannya.
"Percuma kau menutup tubuhmu sayang. Aku sudah melihatnya setiap hari" ejek Arthur terkekeh dengan nada mengejek. Reina melirik Arthur dengan tatapan nanar.
"Kau bilang aku milikmu?" Tanya Reina dengan air mata yang masih mengalir di mata coklatnya. Reina menggelengkan kepalanya pelan dan dia memundurkan badannya lalu mengambil vas bunga berisi mawar merah dan membantingnya.
'pryangg'
Reina mengambil serpihan vas itu dan mengarahkan ke pergelangan tangan kirinya. Arthur tersentak kaget dan menghampirinya."Apa yang kau lakukan Reina?" Tapi Reina menyayat pergelangan tangannya sendiri.
"Arghh" Reina terus menyayat pergelangan tangan nya dan keluarlah darah dari tangannya.
"Tapi aku bukan milik siapa-siapa Arthur" darah terus mengucur deras dari pergelangan tangannya. Tak lama kemudian Arthur mengambil beling itu dan membuangnya asal. Arthur merobek bathrobe nya itu dan mengikat pergelangan tangannya.
"Jangan gila kamu Reina" tapi Reina pingsan seketika. Arthur segera mengangkat badan Reina ke atas kasur. Dia berlari mencari kotak p3k dan mengobati luka Reina itu.
"Beruntung aku masih ingat cara menahan luka" ujar Arthur santai mengobatinya dengan teliti. Dia menciumi lengan Reina yang sudah dia perbani dengan rapi.
"Kau selalu punyaku sayang. Kau membuatku hidup" ucap Arthur mencium bibir Reina dan membuka kain sprei itu.
"Dia harus aku pakaikan pakaian. Aku tidak mau sayangku sakit" Arthur segera mencari pakaian untuk Reina. Dia mengenakan Reina gaun tidur oversize ungu dan tak lupa memakaikan nya dalaman. Arthur tersenyum puas melihat Reina yang seperti orang tertidur itu.
"Kau semakin cantik jika dilihat-lihat" Arthur segera mengambil sebuah lipbalm berwarna coral dan memakainya di bibir Reina.
"Bagaimana kita bermain sebentar Reina. Aku jadi pangeran dan kau menjadi putri tidur" ucap Arthur tersenyum miring. Dengan semangatnya dia menaiki badan Reina dan menciumnya dalam keadaan Reina yang masih belum sadarkan diri.
Sementara itu
Alfa masih mencari keberadaan Reina yang sudah memasuki hari ke 15. Benar-benar Alfa tak berhenti mencari Reina yang entah ada dimana. Saat ini dia berada di apartemen Arthur saat ini. Dia mencari sesuatu yang menurutnya mencurigakan.
"Arthur kau kemanakan istriku'' umpat Alfa yang berada di ruangan kantor Arthur berisi foto Reina. Dia mencari-cari sebuah petunjuk dengan mencabuti foto-foto Reina yang tertempel di dindingnya. Saat selesai mencabut foto-foto itu, Alfa mendapatkan sebuah foto mansion didekat jendela.
"Mansion siapa ini? Tampaknya terlihat seram dengan warna hitam" ujar Alfa mengambil foto itu. Dia melihat belakang foto itu dan ada tulisannya.
"Mansion impianku bersama dengan nya❤️" Alfa menaikkan alisnya dan segera menaruh foto itu ke kemejanya. Dia segera keluar dari apartemen itu menuju mobilnya. Alfa menelfon Thomas.
"Tolong segera ke apartemen ku" ucap Alfa mematikan handphone nya. Dia segera menelfon Reno.
"Segera ke apartemen ku" ucap Alfa segera mengendarai mobilnya menuju apartemennya.
"Hmm" Reina membuka matanya pelan melihat sekeliling nya. Dia melihat pakaiannya yang sudah diganti dengan baju tidur biru dan juga pergelangan tangannya yang sudah diperban baru.
"Badanku sedikit wangi" dia mengendus tangannya. Harum lavender.
"Kau lama sekali tidurnya sayang" ucap Arthur membawa semangkuk bubur dan juga buah apel. Reina menaikkan alisnya.
"Berapa lama aku..."
"Kau terlelap selama 3 hari" jawab Arthur memotong pembicaraan Reina. Reina terkejut kaget mendengarnya."Hah? 3 hari?" Pekik Reina tak percaya. Arthur terkekeh pelan dan dia membawa mangkuk itu.
"Lebih baik makanlah dulu ini. Kau sakit sayang" ucap Arthur menyuapi bubur itu ke mulut Reina. Dengan terpaksa Reina membuka mulutnya dan melahap bubur yang dibuat oleh Arthur. Arthur tersenyum senang melihat gadisnya itu mau makan.
"Kau makin cantik dengan pipi chubby mu itu" puji Arthur mencubit pipinya gemas. Reina menepisnya dengan halus.
"Sudahlah" tapi Reina menutup mulutnya dan segera berlari menuju kamar mandi. Dia membuang isi perutnya ke wastafel.
"Hoekk.." Reina merasa mual di perut nya dan ingin membuang isinya. Arthur segera membantunya dengan memijit tengkuk nya.
"Kau sakit sayang?" Tanya Arthur membantu Reina. Reina membasuh mulutnya dengan air.
"Aku tidak enak badan" ucap Reina sedikit lemas. Arthur memeluk dan mengecup kening nya.
"Aku akan memberikanmu obat ya" Arthur segera keluar dari kamarnya dan tak lupa menguncinya. Reina menghembuskan nafasnya dan dia mendengar suara motor yang keluar dari mansion itu. Arthur benar-benar meninggalkan nya seorang diri.
"Gila" umpatnya menuju meja rias. Dia benar-benar bosan tanpa handphone dan internet. Hanya ditinggalkan peralatan makeup dan juga buku-buku.
2 jam kemudian
Arthur sudah pulang dari supermarket dan juga dari pusat perbelanjaan. Dia membawa beberapa tas berisikan barang-barang kesukaan Reina.
"Reina" Arthur mendapatkan Reina yang sedang membaca novel. Reina menoleh sebentar.
"Apa?" Tanya Reina menutup novel itu. Arthur menaruh belanjaannya itu di kamar Reina.
"Ini ada obat dan juga testpack" ucap Arthur menyerahkan kantung belanjaan kecil pada nya. Reina menaikkan alisnya.
"Testpack? Untuk apa?" Tanya Reina penasaran. Arthur tersenyum kecil dan mengelus kepala Reina.
"Entah lah. Aku heran seharusnya seminggu yang lalu kau harus haid bukan?" Reina membelakan matanya.
"Darimana kau tahu tanggal haidku?" Tanya Reina penasaran. Arthur terkekeh pelan dan menepuk pelan pipi Reina.
"Tak perlu tahu. Lebih baik coba saja" ucap Arthur keluar dari kamar itu. Reina segera berlari memasuki kamar mandi dan mencoba testpack itu. Dia duduk di toilet dan buang air kecil dan tak lupa memberikan testpack itu di kewanitaannya.
"Semoga tidak hamil" ucap Reina memohon. Sesudah buang air kecil Reina segera melihat testpack itu. Betapa terkejutnya Reina melihat 2 garis di testpack itu.
"Aku? Hamil?"
YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...