Seorang pria paruh baya sedang berkunjung ke ruang tunggu tahanan. Dia memandang Arthur di balik kaca anti peluru itu sambil memegang ganggang telfon yang terhubung dengan Arthur.
" Saat ini adikmu memiliki kekasih. Kekasihnya adalah mitra bisnisnya Reina Smith" ucap Thomas pada Arthur. Pria yang mengenakan pakaian tahanan itu mengepalkan tangannya sampai uratnya keluar. Dia benar-benar emosi mendengarnya bahwa cinta pertamanya direbut oleh adiknya sendiri.
"Urus kebebasanku segera. Keluarkan uangku sebanyak-banyaknya untuk keluar dari tempat sialan ini" gertak Arthur membuang ganggang telfon itu dan memasuki sel nya. Thomas menghembuskan nafasnya gusar melihat tingkah Arthur yang belum berubah itu.
"Ku mohon tuan, berubahlah" lirihnya meninggalkan tempat itu.
"Apa? Kau sekarang menjadi kekasih mitra kerjamu sendiri? Apa aku tidak salah mendengar?" Pekik seorang pria di layar laptop Reina.
"Iya kak, aku juga menyukainya" jawab Reina pada pria itu yang ternyata adalah Reno. Pria itu menatap adiknya dengan seksama.
"Kau menyukainya? Atau mencintai nya?" Tanya Reno pada adiknya yang benar-benar betah di new York itu. Reina menaikkan alisnya.
"Apa bedanya? Menyukai dan mencintai?" Tanya Reina penasaran yang tidak mengerti maksud kakaknya itu. Reno memijit tulang hidung nya itu.
"Itu sama saja Reina tapi ada sedikit perbedaannya. Menyukai itu kau lebih menuntut sesuatu dalam hubungan sedangkan mencintai itu lebih melindungi atau menjaga. Aku tak tahu apa kau ada di tipe mana" jelas Reno pada Reina yang sedang mengemut permen lollipop. Reina terdiam sejenak dan menggelengkan kepalanya pelan sambil menutup matanya.
"Aku tahu ini pertama kali dalam hidupku tapi bisakah aku mencoba seperti apa berpacaran? Aku akan menjaga diri" ucap Reina menaikkan tangannya. Reno menggelengkan kepalanya melihat tingkah Reina itu.
"Baiklah aku merestui kalian, tapi awas saja kalau dia menyakitimu" ancam Reno yang menguap itu. Reina mengangguk dan melambaikan tangan nya.
"Kakak aku istirahat dulu. Sampai ketemu besok ya" ucap Reina menutup laptopnya itu dan menaiki kasur empuknya itu. Dia berbaring diatas kasur sambil menatap langit-langit kamar yang dihiasi lampu tidur berwarna ungu.
"I hope" ucapnya sambil menutup matanya dan mulai tertidur pulas.
Jam 09.00
Reina terbangun dari tidurnya. Kebetulan dia tidak ada urusan pekerjaan dan tepatnya ini hari bersantai nya dihari Jumat. Dia merenggangkan kedua tangannya dan mengusap matanya.
"Ternyata tidurku lebih nyenyak dari sebelumnya" dia mengecek handphonenya yang ber wallpaper foto dirinya dengan bintang-bintang kemarin. Dia tersenyum melihat foto-foto kemarin itu. Tak lama kemudian ada panggilan masuk dari handphone nya. Ternyata itu Alfa. Dia segera mengangkatnya.
"Selamat pagi Reina. Apa tidur mu nyenyak?" Tanya Alfa yang berada di apartemennya. Reina tersenyum kecil dan bangkit dari tempat tidur nya itu menuju balkon.
"Nyenyak sekali" balas Reina menghirup udara. Alfa terkekeh pelan dan pergi mengambil minum.
"Apa kau ingin dibawakan sesuatu? Kebetulan aku bosan dirumah" tanya Alfa meneguk kopinya itu. Reina pergi kedapur dan mengambil susu pisang lalu menyeruput nya dengan sedotan.
"Terserah kau saja. Aku mau pergi membeli kebutuhan kulitku. Apa kau mau ikut?" Tanya Reina kembali. Alfa mengangguk kepalanya.
"Aku segera mandi dan mengajakmu" Alfa segera menutup telfonnya dan bersiap-siap kekamar mandi. Reina menutup telfonnya dan segera mandi.
Reina yang sudah membersihkan diri itu segera merias wajahnya yang mulus dengan sedikit perawatan wajah dan sedikit bedak tabur. Lalu dilanjutkan dengan eyeliner tipis dan sedikit maskara. Tak lupa lipbalm berwarna coral di bibirnya.
"Selesai" dia saat ini mengenakan dress dengan rok mengembang berwarna peach ditambah cardingan putih. Tak lama kemudian pintu apartemen ada yang mengetuk. Reina segera membuka pintu itu dan ternyata itu Alfa yang membawa 2 gelas coklat hangat.
"Sudah siap?" Tanya Alfa yang mengenakan t-shirt biru dan celana cargo hitam. Reina mengangguk dan merapikan rambut sebahunya dengan jarinya.
"Ayo" Alfa menggenggam tangan Reina untuk masuk ke mobilnya. Selama di perjalanan Alfa tak henti-hentinya melirik Reina yang sedang menyeruput coklat hangatnya itu.
"Kau menggemaskan sekali" puji Alfa mengacak rambut pendeknya itu. Reina tersenyum polos dan memalingkan wajahnya.
"Fokuskan menyetir mu" ucap Reina merapikan rambutnya. Alfa mengangguk dan segera menyetir ke pusat perbelanjaan terkenal. Akhirnya mereka sampai dan mereka berkeliling melihat-lihat isi mall tersebut.
"Oh ini yang ku maksud" Reina menarik tangan Alfa ke tempat kosmetik terkenal. Reina memilih-milih lipbalm dan perawatan wajah lainnya yang dia beli.
"Alfa, sini" Reina berjinjit sambil membawa lipbalm di tangannya. Alfa membungkukkan badannya agar tingginya sama dengan kekasihnya. Reina memoleskan lipbalm berwarna peach itu di bibir tebal Alfa.
"Ini cocok untuk pria bagiku. Warnanya tidak setajam lipstik dan transparan" ucap Reina pada Alfa yang bercermin itu.
"Terlihat segar" puji Alfa sambil tersenyum. Reina merasa senang dan mengambil belanjaannya dan segera membayarnya. Reina menyerahkan kantung kertas kecil pada Alfa.
"Apa ini?" Tanya Alfa membuka isi kantung kertas itu. Isinya lipbalm yang dia coba tadi ditambah lipbalm tanpa warna dan lipscrub nya.
"Itu aku rekomendasi kan untukmu. Yang satu lagi tanpa warna cocok untuk kau yang suka panas-panas an agar tidak terkena sinar UV" jawab Reina sambil tersenyum. Alfa merangkul Reina dan keluar dari toko tersebut.
"Terimakasih Reina. Kau sangat baik. Sebagai gantinya aku mau membelikan mu sesuatu bagaimana?" Tawar Alfa menatap Reina. Dia mengangguk pelan.
"Mau" balas Reina membuat Alfa terkekeh melihat tingkah Reina itu. Akhirnya mereka memasuki toko parfum.
"Aku sebetulnya menyukai parfum khusus laki-laki. Tepatnya bau kayu-kayuan dan rempah. Apa kau suka bau yang lain?" Tanya Alfa memilih aroma parfum itu. Reina melirik sekitarnya.
"Aku suka lavender vanilla, karena baunya sangat manis" jawab Reina memilih parfum yang dia sukai. Alfa terdiam sejenak mendengar aroma kesukaan Reina.
' lavender? Pantas saja Arthur suka mengoleksi parfum aroma lavender. Ternyata itu aroma khas reina' ucap Alfa dalam hatinya. Dia teringat kalau Arthur dulu sejak dia bebas dari penjara 11 tahun yang lalu, dia membeli beberapa parfum beraroma lavender berbagai jenis merk murah dan mahal. Ternyata itu mencari aroma yang mirip dari Reina.
"Ahh.. ini merk kesukaanku" ucap Reina menunjukkan botol parfum yang dia pilih. Alfa tersadar dari lamunannya dan segera membayarnya.
"Baiklah" Alfa membawa belanjaan mereka dan segera berkeliling lagi. Reina melihat Alfa keheranan kenapa dari tadi dia terdiam.
"Hei, kau kenapa?" Tanya Reina menghadang jalan Alfa. Pria itu menggelengkan kepalanya dan mengusap kepalanya.
"Tak apa. Aku hanya kepikiran apa yang harus kita konsumsi" jawab Alfa membuat Reina terkekeh pelan.
"Hahaha yasudah. Ayo kita makan disekitar mall ini" ajak Reina ceria. Alfa tersenyum dan merangkul Reina dengan sayangnya.
' dia benar-benar menggema' puji Alfa dalam hatinya.
YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romanceseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...