40

44 2 0
                                    

Arthur yang sedang membawa mobilnya memarkir kan di garasi mansion nya. Dia membuka rambut palsunya dan melemparkan asal dimobil. Dia membawa beberapa kantung belanjaan dan memasuki mansion.

"Sayang" teriaknya berjalan menuju kamar. Dia membuka kamar Reina dan mendapatkan Reina sedang membaca novel diatas kasur. Arthur tersenyum dan menghampiri Reina yang lagi mengusap perutnya.

"Kau baca apa?" Tanya Arthur memeluk perut Reina. Reina hanya tersenyum kecil dan mengusap rambut Arthur.

"Obsession" jawab Reina menutup novelnya. Arthur tersenyum kecil dan membawa sebuah paper bag yang berisi coklat di tempat dia mengajak Reina dulu.

"Ini coklat untuk mu" ucapnya dan menaruh kepalanya di paha Reina. Dia mengelus perut buncit Reina dan menciumnya.

"Kuat selalu ya sayang. Ayah menunggu kehadiran mu" Arthur mencium perut Reina terus menerus. Reina hanya terdiam dan memegang perutnya itu.

"Hentikan" lirih Reina mengangkat kepala Arthur untuk menjauh. Arthur terkekeh pelan dan mengambil sebatang coklat dan membukanya.

"Ini makanlah" ucap Arthur menyerahkan coklat yang sudah terbuka itu pada Reina yang melanjutkan membaca. Reina mematahkan coklat itu dan memakannya pelan.

"Enak" lirih Reina tersipu dan melanjutkan makannya. Arthur tersenyum dan mencium bibir Reina yang ada sedikit belepotan coklat itu.

"Bibirmu memang manis" desah Arthur lalu mengambil tangan Reina dan mencium telapak tangannya.

"Kau membuatku menjadi orang yang bahagia di dunia ini. Aku harap kita dan uli agi  terus bersama" ucapnya membuat Reina menatap Arthur.

"Kau... Bisa bahasa Korea? " Tanya Reina penasaran. Arthur terkekeh pelan dan mengelus rambut sedang Reina yang coklat itu dengan lembut.

"Ya.. aku belajar sedikit-sedikit. Agar kita bisa hidup bersama di Korea dan hidup bahagia disana. Aku tahu kau menyukai Korea bukan? Dan kau ingin memiliki tempat tinggal dekat dengan idolamu" Ucap Arthur menarik pinggang Reina. Saat ini Arthur memangku Reina yang sedikit berisi. Tidak peduli beratnya itu berbeda dari wanita lainnya. Dia mencium ceruk leher Reina dan menggigitnya sedikit.

"Ahh..." Reina mendesah kecil saat Arthur menggigit lehernya. Arthur tersenyum puas dan terus menjilati leher Reina yang harum itu.

"Apa kau mau hidup bersamaku Reina? Menjauh dari orang-orang yang membenciku dan memulai hidup baru?"tanya Arthur menatap bibir pink Reina itu. Reina melirik kearah jendela dan dia menghembuskan nafasnya.

"Aku tidak tahu Arthur" dia turun dari pangkuan Arthur dan pergi menuju dapur. Arthur menatap Reina curiga dan menyusulnya ke dapur. Dia mendapat Reina sedang meneguk segelas susu di dekat meja makan. Arthur menghembuskan nafasnya lega dan memeluk Reina dari belakang.

"Kau membuatku takut setengah mati Reina. Walau aku meninggalkan mu berjam-jam itu membuatku resah. Apalagi berjauhan" desah Arthur menggigit kecil telinga Reina. Reina merasa risih dan membalikkan badannya sambil menatap Arthur.

"Tolong jangan membuatku risih Arthur. Kau tahu setiap kali aku ingin beraktivitas kau selalu memantau ku dan itu sangat menggangu" keluh Reina berjalan untuk mencuci gelas. Arthur membelakkan matanya terkejut mendengarnya. Dia membalikkan badan Reina paksa dan mencengkram bahu nya.

"Kenapa? Kenapa Reina! Kenapa kau menganggap ku seperti hama? Apa kau tak puas dengan apa yang ada disini?" Bentak Arthur emosi. Reina menepis tangan Arthur di bahu nya.

"Aku tidak butuh ini semua! Aku ingin pulang!" Teriak Reina berjalan tapi Arthur menahannya.

"Kau tak boleh pergi Reina" desis Arthur menarik tangan Reina dan memasukkan nya ke kamarnya. Arthur mengunci pintu dan menghampiri Reina yang sedang duduk di pinggir kasur. Dia berjalan pelan sambil membuka sabuk celana nya. Reina membelakan matanya dan bergerak mundur di kasurnya.

"J.. jangan lagi..." Lirih Reina ketakutan melihat Arthur yang membuka kancing bajunya itu. Dia merangkak diatas tubuh Reina dan mengusap bibirnya sambil tersenyum miring.

"Kau tahu sayang? Aku benar-benar terobsesi padamu sejak pertama kali bertemu. Aku menyukai senyuman manismu itu dan itu membuat ku bersemangat" Arthur mengelus helaian rambut Reina dan merapikannya di belakang telinga Reina.  Reina menggigil ketakutan melihat tatapan Arthur yang berusaha menerkam nya. Arthur menyentuh bibir Reina dengan telunjuk nya.

"Sshhh jangan takut sayang. Aku berusaha membuatmu bahagia dengan caraku tapi kau menolaknya. Aku berusaha menjadi seorang ayah sayang" desahnya meraba dada berisi Reina dan itu membuat Reina ketakutan.

"Ku...mohon..." Pinta Reina untuk segera di lepas kan. Air matanya turun dan Arthur menjilati air matanya.

"Hei... Jangan nangis. Aku hanya memberimu pelajaran agar kau tak berani untuk kabur dari sin..." Belum dia menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ada suara gebrakan pintu yang dibuka paksa. Arthur segera bangkit dan Reina menutupi tubuhnya dengan selimut. Ternyata itu Alfa dan juga Reno.

"Reina" lirih Alfa melihat Reina yang ketakutan. Arthur menghampiri Alfa dan menghajar nya.

'bughhh'

"Darimana kau tahu aku disini?" Gertak Arthur emosi sambil menghajar Alfa yang berusaha menangkis pukulan nya.

"Dia yang mengirim email padaku kalau dia ada disini. Dan kau juga yang membuatnya hamil sialan!" Bentak Alfa melawan Arthur. Reno membelakkan matanya dan melirik Reina. Dia menghampiri Reina dan mengajaknya keluar.

"Dik ayo kita pergi" Reno menarik tangan Reina untuk keluar. Arthur melihat itu berlari menyusul Reina dan memukuli belakang kepala Reno.

'bughhh'
Reno terjatuh tak sadarkan diri. Reina berteriak melihat Reno pingsan.

"KAKAK!!" Teriak Reina tapi Arthur menarik tangannya menuju mobilnya. Dia mengunci pintu mobil dan segera tancap gas meninggalkan mansion nya. Alfa yang melihat itu segera bertindak dan menyusul mereka.

"Reina bertahan lah" lirih Alfa segera menelepon polisi yang berjaga di hutan itu. Dia juga memanggil polisi untuk berjaga-jaga di tempat kediaman Arthur. Reina ketakutan saat Arthur mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Aku menyesal telah membiarkanmu bebas di tempat itu Reina. Kau mengirimkan lokasi ke Alfa" bentak Arthur pada Reina yang menangis ketakutan. Tiba-tiba beberapa mobil polisi datang mengikuti Arthur dari belakang. Arthur mengusap kepalanya gusar dan terus menancap gas mobilnya. Reina yang ketakutan itu hanya terdiam dan melirik Arthur yang benar-benar emosi.

"Kau akan membayar nya Arthur" desis Reina memalingkan wajahnya. Arthur melirik Reina dan membalikkan wajahnya agar menatapnya.

"Apa maksudnya?" Tanya Arthur tanpa dia sadari ada  sebuah jurang didepan nya. Reina melirik nya dan berteriak.

"AWAS!" Mobil yang mereka tumpangi jatuh dan memasuki jurang itu. Mobil mereka terbalik dan membuat Arthur tak sadarkan diri. Reina yang masih sedikit sadar membuka sabuk pengamannya dan keluar pelan di mobil itu. Dia lalu berbaring sambil memegang perutnya itu.

"A...anak.." Reina melihat darah di sela pahanya itu dan dia pingsan seketika.

She's My Curvy Girl (End)Where stories live. Discover now