1 bulan kemudian
Reina yang baru pulang dari tempat gym memasuki kamarnya. Dia habis olahraga untuk hari pernikahan nya.
"Lelahnya" dia mengisi bathtub dengan air dingin ditambah dengan sabun lavender. Dia langsung berendam di bathtub itu sambil menggosok rambutnya dengan shampo.
"Besok aku menikah ya tuhan. Aku gugup sekali" umpatnya langsung membersihkan diri dengan air bersih. Dia lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk. Reina menatap dirinya didepan cermin full size itu. Ada sedikit perubahan di dirinya itu. Badan yang lebih sedikit berbentuk dan lengan yang tidak terlalu besar.
"Berhasil juga" ujarnya mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Tak lama kemudian Alfa memasuki kamarnya dan menyentuh pundaknya.
"Hei" sapa Alfa menaruh dagunya di pundak Reina.
"Hai" sapa Reina mencium singkat Alfa. Dia mengambil hairdryer Reina dan membantu mengeringkan rambutnya.
"Tak terasa kita akan menikah" ujar Alfa fokus mengeringkan rambut sedang Reina. Dia tersenyum kecil.
"Iya. Kau sangat berani meminta restu pada orangtuaku dan juga kakakku" balas Reina menyuruh Alfa mematikan hairdryer itu karena rambutnya sudah kering. Alfa berlutut didepan Reina yang sedang duduk di kursi itu. Reina mengelus rambut Alfa itu.
"Tapi bagaimana dengan Arthur? Apa dia merestui kita?" Tanya Reina penasaran. Alfa menggelengkan kepalanya dan mengambil tangannya.
"Aku tak tahu dimana dia saat ini. Aku sudah menanyakan pada Thomas tapi dia juga tidak tahu dimana dia" jawab Alfa menarik Reina ke pelukannya. Dia mengeratkan pelukannya pada Reina.
"Akhirnya besok benar-benar bahagia" ucap Alfa mengecup ujung kepala Reina. Reina tersenyum dan menatap wajah Alfa itu.
"Ya benar. Tapi kau harus maskeran" ujar Reina membuat Alfa terkekeh.
"Baiklah" Alfa mengajak Reina keluar untuk memakai masker wajah.
1 Minggu kemudian
Reina yang sudah memakai riasan wajahnya tersenyum puas dengan hasil makeupnya itu. Dia tampak lebih natural dengan lipstik berwarna coral di bibirnya. Rambut sedang coklatnya digerai dan dikepang sebagian.
"Cantik" puji Reina yang sudah mengenakan gaun pengantinnya. Tak lama kemudian Reno datang memasuki ruang ganti Reina. Saat ini Reina mengadakan pernikahan di sebuah gedung hotel milik keluarga Johnson. Reno tersenyum menghampiri Reina yang sudah mengenakan wedding veil nya.
"Adikku sudah besar" lirih Reno menahan harunya itu. Reina tersenyum dan mengambil tangan Reno.
"Tapi aku tetap menjadi adik kecilmu" ujar Reina tersenyum ramah. Reno terkekeh pelan dan mengelus pipi Reina itu.
"Jika kau bahagia aku juga bahagia" ucapnya menyunggingkan senyumnya. Tiba-tiba jendela ruangan itu terbuka dan angin berhembus sampai vas bunga yang akan dibawa Reina itu pecah.
'pryangg'
Reina dan Reno terkejut melihatnya.
"Astaga" panik Reina mengelus dadanya sendiri.'kenapa perasanku tidak enak ya?' tanya nya dalam hati. Dia menggelengkan kepalanya dan mengambil bunga yang jatuh itu.
"Kak ayo" ucap Reina menggenggam bunga lavender ungu itu. Reno mengangguk dan mengajak keluar Reina dari ruangan itu.
Reina menggenggam erat lengan Reno yang mengenakan jas biru itu. Dia benar-benar gugup akan menikah dengan Alfa yang berdiri didepan altar bersama pendeta. Reina menghembuskan nafasnya dan berjalan pelan mengikuti iringan musik. Akhirnya Reina telah sampai bersama dengan Alfa yang mengenakan jas silver dengan gagahnya.
"Jaga dia" ucap Reno pada Alfa dan duduk bersama dengan orangtuanya. Reina tersenyum dan menggenggam erat Alfa itu. Pendeta melakukan berdoa bersama dan lainnya. Mereka membaca sumpah pernikahan dan menyuruh Alfa menyematkan cincin emas dengan berlian putih.
"Reina aku ikat dirimu dengan cincin ini" Reina menyodorkan tangan pada Alfa. Tiba-tiba lampu gedung itu mati dan keadaan gelap gulita.
"Aaaaa" semua menjadi panik dengan keadaan gelap gulita di gedung itu. Tak lama kemudian lampu menyala terang.
"Reina dimana?" Alfa yang baru membuka matanya mendapatkan Reina tidak ada didepannya hanya ada bunga lavender yang dipegang Reina. Reno beranjak dari kursinya.
"Dimana Reina?" Panik Reno begitu juga dengan orangtuanya. Alfa terbelalak mendapatkan Reina tidak ada digedung ini.
"Oh tidak. Reina!!" Alfa berlari mencari keberadaan Reina. Thomas juga membantu nya dan juga orang-orang disekelilingnya.
"Reina kau dimana?" Teriak Rosalie keliling mencari Reina di sekitar hotel itu. Lio dan Hans juga membantu mencari Reina.
"Reina dimana kau?" Teriak mereka berkeliling di taman hotel itu. Alfa dan Reno berkeliling di ruang inap Reina.
"Dia tidak ada" Reno mengusap wajahnya kasar.
"Arghh adikku kau dimana?" Panik Reno begitu juga dengan Alfa yang meminta Thomas melacak keberadaan gedung hotel itu.
"Cari Reina dan bawa dia dalam keadaan sehat"
Reina membuka matanya pelan karena dia merasa lelah.
' apa yang terjadi?' tanyanya dalam hati. Dia terdiam sejenak dan merasakan tangannya terikat di belakang dan juga kakinya. Reina membelak matanya mendapatkan dirinya berada di sebuah kamar berwarna hitam.
"Jangan-jangan" tak lama kemudian ada langkah kaki yang menghampirinya.
"Reina" lirih suara pria yang memakai masker hitam di mulutnya. Dia membuka tudung hoodie hitam itu dan membuka maskernya. Betapa terkejutnya Reina melihat mata biru itu.
"Ar..thur..?" Pria itu tersenyum seringai dan mengelus pipi Reina itu.
"Kau masih mengingatku" ujar pria itu yang ternyata adalah Arthur.

YOU ARE READING
She's My Curvy Girl (End)
Romansaseperti apa wanita yang cantik itu? berbadan ramping dan seksi? bagi Arthur Johson itu tidak berarti. karena dia tertarik dengan seorang gadis di tempat kerjanya yang bernama Reina Smith. Reina adalah seorang gadis berusia 21 yang memiliki berat ba...