The Truth Untold

95 15 0
                                    

Setelah makan siang bersama jin kembali ke kamar meraih buku note musik miliknya. Ia menghela nafas dan membawa buku itu keluar dari kamar menuju ruang musik.

"jin-a.. "sahut ayahnya begitu keluar dari kamar melirik jin yang hendak membuka pintu ruang musik.

"ye? Abeoji eodiga?"sahut jin membelakangi pintu ruang musik, melihat ayahnya yang sudah rapi melangkah menghampirinya.

"appa mau bertemu Ceo yang akan berinvestasi dan bergabung dengan perusahaan kita. stevan akan datang setelah menyelesaikan urusannya, ayah pergi dulu.. "sahut ayahnya mengusap rambut jin sebelum pergi.

"hmm.. "sahut jin menggenggam ganggang pintu ruang musik dan segera masuk.

Ia melangkah di ruangan gelap itu menuju jendela yang memenuhi setiap dinding ruangan yang begitu megah.

Ruangan itu tampak seperti panggung untuk para pianis yang menunjukkan bakat mereka dalam bermusik.

Satu persatu jin mulai membuka tirai dinding² kaca itu . ia ingin membuka dirinya dan memulai kehidupannya yang penuh dengan cahaya. saat ia memutuskan untuk membuka tirai ruangan itu untuk pertama kalinya.

ruangan yang terbiasa dan selalu gelap itu kini berubah untuk pertama kalinya menjadi ruangan yang penuh dengan cahaya matahari yang menerobos masuk seketika jin menyibak semua gorden ruang kehidupannya itu.

Ia menghela nafas lega, menerawangi ruangan yang sangat indah jika di terangi cahaya matahari siang itu.

Ayahnya diam² mengintip dari balik pintu sambil tersenyum, kali ini ia tidak khawatir lagi melihat jin di dalam ruangan itu.

Jin meraih buku notenya yang ia letakkan di atas piano dan memasang buku itu pada pajangan yang digunakan untuk note musik . Ia juga mulai menggerakkan tangannya untuk membuka penutup tuts piano miliknya dengan perlahan.

"geurae.. seokjin-a kau harus bangun, tunjukkan jika kau sangat handal memainkan alat ini, eomma.. kau harus mendengarkan musik yang aku tulis sendiri.... "sahut jin menatap piano itu.

Jemarinya gemetar mendekati tuts piano, tangan putih lembut dan hangat menopang tangannya meredam jemarinya yang gemetaran.

"jin-a, kau harus keluar dari situasi terlemahmu eoh... aideul-a, kau bisa memulai hidupmu dengan baik.. eomma akan selalu di hatimu.. "

Jin mengatur nafasnya, mendengar suara ibunya ia tidak tau ntah ia sedang mengalami delusi dan mulai menekan tuts piano dengan jemarinya. Melihat note musik dan mulai memainkan piano.

"eomma... "sahut jin membiarkan airmatanya membasahi pipi saat mengingat masa kecil yang indah bersama ibunya walau hanya sebentar menghabiskan waktunya berama ibu yang sangat ia cintai.

Stevan hanya berdiri diam di pintu sambil menikmati permainan piano jin dengan iringan suaranya yang terdengar indah.

🎼"nae modeun mam dahae saranghabnida.."🎹

Jin merasa lega setelah selesai melatih vocal sambil bermain piano, ia menghapus airmatanya saat ia bernyanyi semua kenangan indah dan senyum ibunya muncul dalam ingatannya.

"haah..."

"lagu yang bagus jin-a, neo gwaenchana?"sahut penjaga pribadinya stevan jung menepuk² pundak jin.

"jung biseo, na gwaenchana.. "sahut jin tersenyum lega.

"jalhaesseo seokjin-a..eotte? kau sudah merasa baikan.. ? ruangan ini sangat indah saat terang gechi..?"sahut jung berdiri di depan dinding kaca memandang taman bunga di bawah sana yang menyegarkan mata.

Young Forever [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang