Pied Piper

109 18 7
                                    

1996, seokjin 5 tahun dalam perjalanan pulang liburan bersama ibunya, jam 23.00 di jalan utama Gwangju-Daegu terjadi kecelakaan lalu lintas, jin yang sedang asik bercengkrama dengan ibunya terkejut melihat truk besar keluar jalur melaju ke arahnya. kecelakaan maut itu merenggut ibu dan juga supirnya. dia menjadi satu² yang selamat dari tragedi naas itu, membuat jin mengalami trauma mendalam.

andwae..”sahut park shin ae melindungi jin dengan memeluk putranya dari depan.

Seokjin langsung saja teriak saat truk itu menghantam mobilnya hingga terseret jauh ke belakang, beruntung di sepanjang jalan itu kosong. 

eomma....”teriak jin dengan suara yang gemetar saat darah ibunya memenuhi wajahnya tepat sebelum ia tidak sadarkan diri.

**

eomma...”sahut jin yang mencoba istirahat di temani sekretaris jung di kamarnya.

Teriakan jin membuat kaget stevan yang tengah duduk di sofa, ia segera menghampiri jin dan melihat wajah tuan mudanya itu berkeringat.

doryeonim..bangunlah, apa kau mimpi buruk..?”sahut stevan jung mencoba membangunkan jin dalam kegelisahan tidurnya.

Ayahnya yang baru pulang mendengar suara khawatir jung dari kamar jin, ia segera masuk ke kamar putranya itu dan menghampiri jin.

“stevan kenapa dengan seokjin-ie? aideul-a, buka matamu...kau dengar ayah...?”sahut jung wan panik melihat wajah jin pucat.

sajangnim, aku akan ambilkan obat  tidur...”sahut stevan , di saat seperti ini ia harus membuat jin tertidur dengan bantuan obat tidur.

“seokjin-ie, buka matamu kau dengar ayah..?”

Jin membuka matanya, nafasnya tidak beraturan dan langsung di peluk ayahnya itu, ia bisa merasakan tubuh jin yang gemetar persis seperti jin kecil yang baru tersadar dari koma dan mengingat  kecelakaan maut yang ia alami.

“tenanglah aideul-a, jebal.... “sahut jung wan

appa, aku tidak ingin ingatan itu, bantu aku, jebal... “sahut jin menangis di pelukan ayahnya, ia begitu takut jika ingatan itu terlintas jelas di pikirannya.

“tenanglah, appa mhianhae aideul-a, kenapa kau sangat menderita seperti ini..jebal.. lupakan saja penderitaan itu ... “sahut ayahnya mengusap pundak jin hingga putranya itu berangsur² tenang.

“aku tidak bisa ingat apapun yang aku lakukan, semua ini membuatku bingung..  “sahut jin.

“ayah akan ceritakan , kau tak perlu ingat apapun.. tanyakan saja pada ayah, kau mengerti..?”sahut jung wan, ia tak sanggup melihat putranya menderita seperti itu.

“lupakan kontrak yang ayah berikan waktu itu, itu hanya akan membuatmu semakin menderita.. appa mhianhae , kau hanya perlu hidup dengan baik sesuai keinginanmu sendiri...tapi jangan seperti ini, ayah tidak sanggup melihatmu begitu menderita. .”sahut jung wan yang sangat takut jika ia harus kehilangan lagi.

abeoji, apa aku sungguh memiliki kemampuan bermusik yang baik. ?”sahut jin

ne, kau sangat pandai bermusik, jika kau bermain piano kau jadi seperti ibumu.. jadi jangan berfikir terlalu keras  ..”

“apa aku yang menulis lirik musik di mejaku?”

ne, terkadang aku, stevan jung melihatmu menulis musik di ruang musikmu sambil bermain piano, tak apa kau tak ingat, tanyakan saja padaku dan stevan, arraseo  ..”

Young Forever [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang