48 : Tanduk Reiredes

223 54 72
                                    

Sang surya bersinar begitu gagah, tidak terlalu panas, cukup untuk menghangatkan dunia. Angin pun berhembus pelan memberikan sentuhan kesejukan pada setiap insan.

Di depan mansionnya, Oze mengumpulkan para NPC-nya untuk memberitahukan kalau dia akan mengikuti ujian Raden. Rolf juga ada di sana, srigala besar dan bertanduk itu tampak duduk sambil menunggu perintah tuannya.

"Apa kau yakin pergi seorang diri, Anata?" tanya Yozora yang tampak khawatir.

"Mau bagaimana lagi, salah satu persyaratannya aku tidak boleh dibantu Penduduk Lokal atau Petualang lain, hanya bisa dibantu servent. Kau tidak perlu khawatir, Leviathan dan Ballatrix ada bersamaku," jawab Oze untuk menengkan sang istri.

"Kalau Anata bilang begitu, aku akan menurut. Hanya saja, aku akan sangat merindukanmu nantinya." Kesedihan yang ditunjukkan Yozora tersebut membuat hati Oze luluh dan langsung memeluknya.

"Aku juga akan merindukanmu." Oze melepas pelukannya. "Jaga dirimu selama aku tidak ada, ya."

Yozora mengangguk.

"Dan untuk kalian semua," seru Oze pada semua NPC. "Apa pun yang kalian lakukan, utamakan untuk memenuhi kebutuhan Yozora dan juga melindungunya. Kalian paham!"

Fay, Caroline, Irene, Fina, Merga, Livedia, Leonora, Berta, Arlan, Nadean, Alice, Vesta dan Al de Baran seketika tunduk spontan. Ini pertama kalinya mereka mendengar Oze berseru dan memberikan perintah dengan lantang seperti itu.

"BAIK, TUAN!" seru mereka serentak.

Oze mengusap pipi istrinya kemudian mengecup dahinya. "Aku pergi dulu." Ia meloncat dan naik ke punggung Rolf, kemudian melesat pergi.

Dengan diantar lambaian tangan dari istri tercinta, Oze melesat bersama Rolf. Hanya dalam sekali loncatan tinggi, Oze sudah tidak bisa melihat Yozora lagi.

Hati ia kuatkan dan tekat pun ia bulatkan untuk menyelesaikan ujian. Ia harus lebih dan lebih kuat lagi untuk melindungi kelompoknya. Karena apa yang menunggu di depan merupakan perkara besar yang tidak bisa dianggap remeh. Jika dia lemah, Yozora akan berdampak dan bisa saja terluka.

Melawan dua negara besar, tentu bukanlah perkara mudah.

Rolf melesat membelah udara dan melewati semua bangunan Kota Herliala dengan mudah. Hanya butuh beberapa kali lompatan saja ia berhasil membawa tuannya keluar dari kota itu.

Oze tidak bisa menggunakan Telepolter Crystal-nya karena dia belum pernah ke daratan yang dituju. Dan dia juga tidak bisa meminta bantuan Vesta karena misi ini melarang meminta bantuan pada NPC siapa pun.

Pergerakan langkah Rolf sangat luar biasa. Jika dibandingkan dengan kendaraan, kecepatan srigala besar itu bergerak mungkin sekitar 500km/jam. Sangat amat cepat bagi Oze yang tidak pernah naik kendaraan cepat melebihi mobil maupun motor.

Tekanan angin membuatnya sulit untuk menikmati pemandangan. Ia hanya membungkuk menempelkan pipinya di bulu punggung Rolf dan membiarkan servent-nya itu menyelesaikan tugasnya.

Namun, Oze tidak sekedar menunggu. Sambil merebahkan tubuhnya, dia berselancar ke dunia internet untuk mencari informasi mengenai Dataran Gersang Idarelium.

Banyak informasi yang dia dapatkan. Namun, sacara garis besar mengatakan kalau daratan itu merupakan daratan gersang yang terkutuk. Monster di sana lebih agresif dibandingkan di tempat lain. Hampir semuanya makbluk kegelapan dengan rata-rata rank B.

Mengenai Reiredes, monster yang menjadi incaran Oze sekarang, ternyata berupa unicorn berbulu putih keunguan yang dipenuhi aura mistik berwarna ungu gelap. Dia memiliki surai dengan warna campuran hijau dan ungu membuatnya sangat berbeda dari unicorn lain.

Sang PengoleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang