88 : Menghina Persahabatan

163 33 11
                                    

Ruang luas dengan sebuah pedang di tengahnya menjadi sorotan bagi Oze yang sekarang dalam wujud iblis, Yozora, Vesta dan Min Ho karena wujud pedang tersebut nampak begitu mencolok.

Berwarna merah dan terdapat banyak ulir seperti urat nadi. Dengan posisinya seperti tersegel oleh tiga rantai, Oze cukup yakin kalau pedang ini pedang terkutuk.

"Kenapa benda seperti ini ada di sini?" tanya Min Ho keheranan. Oze dan Yozora pun berpikir sama.

"Aku tidak tahu kenapa informasi mengenai ruangan dan pedang ini seperti sengaja di putus dari dunia luar," jawab Vesta.

Yozora menatap ke sekitar untuk memastikan kalau ruangan ini tidak memiliki jebakan atau sesuatu yang aneh. Untungnya, dia tidak menemukan apa pun. Ruangan itu benar-benar kosong bahkan lampu yang bergelantung atau menempel di ruang pun tidak ada. Dia cukup bersyukur adanya Vesta di sini yang bisa menciptakaN bola cahaya sebagai penerangan.

"Tidak aku sangka raja iblis sampai datang ke sini untuk menemuiku." Senada suara terdengar dan terasa bergema di telinga seakan suara ini berbicara langsung ke otak, seperti telepati.

Sesaat kemudian, sesosok bayangan muncul di dekat pedang. Pengambaran seorang wanita telanjang tetapi beberapa bagian vitalnya ditutup seperti kerak logam keras dengan warna dan bentuk persis pedang tersebut.

"Selamat datang di rumahku, Raja Iblis. Munkin lebih cocok disebut kurungan dari pada rumah," ujar wanita itu lagi.

Mata Yozora langsung berbinar. Melihat wanita bertubuh seksi telanjang sama saja menemukan harta karun baginya. Namun, jika melihat laki-laki telanjang – selain suaminya –itu merupakan bencana.

Dihampiri sosok tersebut dengan mata meolot seakan ingin menjilat selurut tubuh wanita tersebut.

"Siapa kau?" tanya Oze sembil menarik kembali istrinya. Suara iblisnya terdengar ramai, tetapi mengandung ketegasan.

"Aku adalah Bloody Sword, Relagit."

"Relagit!" seru Vesta spontan.

"Apa kau tahu dia, Vesta?" tanya Oze. Jika bertanya, itu artinya dia harus menjelaskan apa yang dia tahu.

"Aku tahu dia, Tuan. Merupakan salah satu pedang terkutuk dalam legenda yang dibuat Dewa Kegelapan Sullivan. Dia dapat memberimu kekuatan berkali-kali lipat. Namun, sekali digunakan, Anda harus membunuh seratus kali sampai dia bisa lepas dari tangan. Jika tidak, Anda yang akan mati."

Dari penjelasan Vesta tadi, Oze mendapati gambaran kalau wanita telanjang tersebut merupakan perwujudan dari pedang. Seperti roh atau sesuatu semacam itu.

"Kau sepertinya sangat tahu dengan sejarahku, ya." Wanita itu tersenyum, tetapi dengan pandangan penuh nafsu. "Wajar jika aku meminta harga dari apa yang sudah aku berikan. Lagi pula, aku sangat menyukai darah."

"Jadi karena itu kau disebut bloody ...," gumam Yozora. Tangannya sudah tidak sabar ingin menyentuh wanita ini. Sepertinya dia tidak peduli kalau pedang ini adalah pedang terkutuk.

Mungkin karena dampak buruk yang dia berikan pada penggunanya membuat pedang ini disegel. Kekuatan besar harus dibayar dengan harga yang besar pula, Oze setuju akan hal itu.

Jiwa kolektor teruski. Mengingat pedang ini adalah pedang legenda, tentu bisa ditambahkan ke daftar koleksinya. Namun, dia tidak bisa memegang pedang ini karena kutukan pada dirinya. Artinya, selama tidak disentuh, dia tidak akan berbahaya.

Dengan sulur energi yang Oze kendalikan, dia memotong ketiga rantai pengikat pedang sehingga pedang itu terbebas. "Kau milikku sekarang."

"Ah, apa kau yakin?" Suara wanita itu terdengar halus sedikit mendesah. Membuat telinga Yozora melebar karenanya.

Sang PengoleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang