23 : Berburu Kepiting

346 56 104
                                    

Dari harta karun yang Oze dan Fay temukan, semua koin emas langsung dikonversikan dalam bentuk sami. Jadi, mereka mendapat uang kurang lebih tiga puluh juta sami. Dua kali lipat dari jumlah penjualan Yozora sebelumnya.

Sedangkan untuk perhiasan, benda-benda itu tidak bisa diubah dalam bentuk sami. Semua perhiasan itu sekarang tersimpan rapi dan aman dalam tas Fay. Oze menyarankan untuk menjualnya karena tidak mengandung efek apa pun, tetapi Yozora kurang setuju akan keputusan tersebut. Dia ingin menyimpannya sebagai koleksi.

Oze juga mengatakan kalau dia menemukan beberapa item bagus seperti Bandana Bos Bandit Dairaqur, gulungan skill Snatch Scroll, unique item Patung Elang Cardera, Scimitar Sand Master dan Pancingan Fernandus.

Dia juga mengatakan kalau dia bertemu dewa dan dewa tersebut memberikannya Telepolter Crystal. Awalnya para NPC tidak mempercayai cerita itu, tetapi setelah melihat kristal yang berkilau di tangan Oze, dan Fay juga mengetahui benda tersebut dari ilmu pengetahuan yang ia miliki, barulah mereka semua percaya, bahkan tercengang dibuatnya.

Setelah matahari terbenam, ia dan anggotanya langsung pesta makan ikan. Yozora sangat hebat dalam meracik bumbu yang nanti akan dioleskan ke ikan. Sedangkan Caroline, Irene dan Fina membantu membersihkan perut ikan dan menyiapkan sebuah kayu yang digunakan untuk menusuk ikan tersebut.

Oze dan Fay mengambil papan kayu pada panggung untuk dijadikan kayu bakar. Dengan pemetika api yang mereka miliki, api unggun pun tercipta.

Caroline menancapkan ikan-ikan tersebut ke tanah dekat dengan api untuk dipanggang.

Setelah lewat 30 menit, ikan bakar pun siap. Mereka sangat senang menyantabnya hingga begitu lahab.

Fina sempat menangis. Kenikmatan akan rasa yang dikecap membuatnya tersadar kalau inilah kebahagiaan.

"Ada apa, Fina? Apa perutmu sakit?" tanya Yozora cepat, ia tampak khawatir. Sempat terpikirkan beberapa ramuan miliknya untuk mengobati gadis itu.

"Tidak, maafkan aku. Saat ditangkap bandit, aku sempat berfikir kalau aku mungkin tidak bisa makan makanan enak lagi," ujar Fina sambil mengusap air matanya.

Yozora menghampiri dan membelai rambut hitam pendeknya. "Mulai sekarang, kita akan terus makan makanan yang enak. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan lagi. Benar, 'kan, Anata?"

"Benar yang dikatakan Yozora. Kita akan terus makan enak," ujar Oze dengan senyum ramah di wajahnya.

Fina melepaskan dirinya dari pelukan Yozora dan menundukkan kepanya tanda hormat. "Terima kasih Tuan, terima kasih Nyonya, aku akan berkerja dengan baik sebagai gantinya." Dan dia melahap ikan bakarnya dengan senyum cerah di wajahnya.

Caroline dan Irene juga tersenyum. Merasakan kebahagiaan yang sama seperti Fina. Bahkan mereka beranggap kalau Oze lebih baik dari tuan mereka sebelumnya.

Penampilan tiga NPC baru Oze itu masih mengenakan pakian budak, sehelai jubah coklat lusuh yang tidak dilapisi apa pun. Pemandangan yang membuat Oze sangat prihatin. Namun, tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang. Ia berencana jika sampai di Kota Danau Herliala kelak, ibukota Kerajaan Indirum, ia akan membelikan pakaian yang layak untuk ketiganya.

Setelah makan malam, Oze dan kelompoknya memilih untuk melanjutkan perjalanan. Mereka tidak tidur karena siang tadi mereka sudah cukup tidur sehingga mereka tidak merasa mengantuk.

Oze tidak mempermasalahkannya. Lagi pula, seorang Player tidak merasakan kantuk. Tidur hanya untuk memuluhkan HP dan MP. Karena milik Oze sekarang dalam status penuh, jadi dia tidak perlu tidur sama sekali.

Mereka berjalan santai keluar gua dan mulai menelusuri padang rumput yang gelap. Saat itu cahaya bulan tidak bisa membantu sama sekali karena sekarang yang nampak dilangit hanyalah bulan sabit. Cahayanya tidak terlalu terang untuk menyinari malam. Namun, taburan bintang di atas sana tampak begitu menawan. Ber kelap kelip tersusun rapi membentuk galaksi.

Sang PengoleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang