31 : Berburu di Hutan Rigurs

280 57 54
                                    

Bento, seorang pemuda berambut coklat dengan jaket warna biru bertudung dan berlapis zirah, tampak gusar sambil duduk di ruang kantin gedung guild. Setelah gim update, ia menemukan sebuah informasi yang beredar di internet. Banyak informasi yang ia dapat, tetapi ada satu yang membuatnya sangat terkejut.

"Ah, dia di sana. Oy, Bento!" Seseorang tiba-tiba memanggil pemuda itu membuat lamunannya sedikit buyar. Segera ia menoleh ke arah sumber suara. Di sana ia mendapati temannya, Oze, bersama rombongan datang menghampiri.

Bento menatap curiga. "Kau ... menambah Penduduk Lokal lagi?" Ia tampak terpukau dengan tiga maid dan wanita berkimono warna putih bercampur merah jambu yang baru ia lihat tersebut. Sebelumnya hanya Yozora dan Fay.

"Ah, tidak. Kami bertemu beberapa waktu lalu. Aku menyelamatkan mereka. Jadi, mereka ikut denganku," jelas Oze.

"Yah, kau bukan orang sekaya itu yang bisa membeli banyak NPC," sahut Bento mengutarakan logikanya.

"Oy, hatiku sedikit terluka, loh," sahut Oze. Tidak sengaja ia menyadari sesuatu. "Di mana Riena?"

"Dia belum log in. Mungkin agak sore."

"Draco?"

"Ada di dalam inventory."

"Lalu, apa yang ingin kau bicarakan?" Oze mencoba langsung ke pokok permasalahan.

Bento tidak menjawab, ia menatap ke arah semua NPC Oze. Mulai dari Yozora, Caroline, Irene, Fina, Fay, Miwa dan Undine.

Melihat tingkah Bento itu, Oze pun menyadari maksudnya. "Yozora ... semuanya kalian tunggu di luar ruangan, ya."

Pipi Yozora seketika mengembung tanda ia tidak terlalu setuju. Ia juga ingin mendengar obrolan suaminya itu.

"Bento ingin mengatakan sesuatu yang serius dan sedikit rahasia." Oze mencoba memberikan pengertian.

"Hm!" Yozora membuang mukanya dan langsung melangkah. Ia dan semua NPC pun pergi dari ruangan itu.

"Jadi, berita penting apa yang ingin kau bicarakan sampa-sampai tidak ingin didengar oleh Yozora?" tanya Oze dengan nada sedikit berat.

"Ini mengenai Yozora."

"Maksudmu?"

"Kau ...." Bento tampak menahan emosinya. "Kau ini teman seperti apa? Kau tidak memberitahuku kalau Yozora adalah NPC terkuat di Midruin."

"Ha? Hanya karena itu?" Oze tampak tidak percaya. Di waktu yang sama ia sedikit tercekat karena rahasianya sudah terbongkar.

"Sudah berapa hari ini aku mencoba mencari Player kuat yang bisa membantuku menyelesaikan misi kenaikan rank. Aku sudah gagal berkali-kali." Bento tampak lebay seolah menahan diri untuk tidak menangis. Jika ada Yozora yang berlevel 40, pastinya untuk mengalahkan lawan kenaikan rank akan mudah.

"Lah, kamu sendiri yang gak minta tolong."

"Aku mana mungkin minta tolong padamu. Kau 'kan pemain solo. Dan sekarang ... aku mengerti kenapa kau bermain solo."

Anjir. Om sultan marah. Oze mencoba menenangkan temannya itu. "Oke, oke, baiklah, baiklah. Aku akan membantumu untuk naik rank. Memangnya kamu mau naik ke rank apa?"

"Dari C ke B," jawab Bento.

"Kebetulan sekali, aku juga ingin naik ke rank B," sahut Oze. Mungkin ini suatu kebetulan.

"Itu yang pertama," potong Bento. "Hal kedua yang ingin kubicarakan padamu yaitu mengenai partai."

"Ada apa dengan partai?" Oze tampak penasaran sekarang.

Sang PengoleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang