54 : Hasil Akhir

271 52 109
                                    

Pilar sinar raksasa berunsur petir yang merupakan serangan terhebat Ballatrix pun menghantam kuat para Player bertitel Raden di bawahnya. Percikan-percikan listrik sesekali muncul untuk menunjukkan eksistensi energi yang besar.

Namun, meski dengan serangan kuat itu pun, para Raden tak sepenuhnya dikalahkan. Poin HP mereka berkurang dengan perlahan karena mereka menggunakan salah satu keuntungan gelar Raden, yaitu mengeluarkan cincin gelar di punggung mereka yang membuat bertambahnya semua status sampai 150% termasuk juga VIT yang menambahkan jumlah max HP dan pertahanan terhadap serangan fisik dan sihir.

Bahkan, setelah serangan itu berakhir pun, mereka masih hidup dengan masing-masih HP berada di bawah 15%.

Ini kesempatan bagus bagi Oze untuk menyerang, tetapi dia tidak mau mengambil risiko karena tujuh Player Raden berkumpul di satu tempat.

"Kekuatan yang mengerikan," ujar Rajasa. Ia terlihat tersengkal. Dan sialnya, heal potion-nya sudah habis.

"Apa mungkin dia lebih kuat dari Arka," tebak Mulmortar yang pernah dikalahkan Arka.

"Aku tidak yakin," timpal Raphael.

"Heh, yang kuat adalah monsternya, bukan dia!" sahut Mugen. Dia terlihat kesal karena berhasil disudutkan seperti ini. Apa lagi disaat dia tahu kalau banyak yang sedang menontonya. Event besar seperti ini, mana mungkin tidak ada pemain reporter yang sejak awal merekam pertempuran mereka. Jika dia kalah, maka akan banyak yang menonton kekalahannya dan itu sama saja mempermalukan diri sendiri.

"Tapi dia tuan dari monsternya. Kemenangan monsternya, juga kemenangannya," jelas Elen, satu-satunya wanita di sana.

Seorang pemuda bersenjatakan panah memilih tak berkomentar. Bisa melawan Leviathan dan Ballatrix dalam satu waktu sudah membuatnya bangga sudah memainkan gim sampai sejauh ini.

"Gimana, mau lanjut?" tanya Ringgo yang menopang tubuhnya dengan tombak. Meski dia tampak kacau, dia masih mencoba untuk bertarung.

"Tentu saja. Kita belum kalah di sini." Raphael membentangkan tiga sayap energinya sampai menutupi dirinya dan keenam Player lain. Sayap itu memancarkan semcam cahaya gemerlapan dan menyembuhkan semua semua orang dalam balutannya.

Secara perlahan, bar HP mulai terisi dan kondisi mereka langsung membaik. Tanpa luka, juga tekanan akan kelelahan yang merupakan efek HP di bawah 15%.

Oze yang tak tahu lagi harus bagaimana, terpaksa hanya diam melihat ketujuh lawannya menyembuhkan diri mereka.

"Tuan ... kita masih bisa mengalahkan mereka." Miwa mencoba mengingatkan akan semangat yang tadi sempat membara. Semangat juang untuk mempertahankan sesuatu.

Namun, saat melihat Leviathan yang sudah kehabisan energi sihir, juga Ballatrix yang terbang sedikit sempoyongan, menandakan kalau dua monster rank SSS itu sudah mencapai batas mereka. Oze tidak bisa lagi memaksa lebih dari ini.

Karena kehabisan energi itu juga, langit yang gelap penuh badai berkecamuk, kini telah tersingkir dengan perlahan. Tak ada lagi hujan dan cahaya matahari mencoba menerobos sela-sela awan hitam tersebut.

"Undine, ganggu mereka." Setidaknya, Oze harus memikirkan cara lain.

"Baik, Tuan." Undine melayang ke udara dan mengontrol semua genangan air yang ada. Setiap bulir air tersebut terangkan dengan indahnya, kemudian bersatu mengelilingi para Raden dan berencana menenggelamkan semua Player tersebut.

Bar HP mereka yang awalnya bertambah, kini kembali turun. Pertempuran dalam menyembuh dan mengurangi HP seketika tercipta. Undine berjuang semaksimal mungkin untuk mempertahankan posisi tersebut. Setidaknya jangan sampai semua lawannya berhasil dipulihkan.

Sang PengoleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang