115 : Dungeon Hutan Aculon part 2

88 19 5
                                    

Grim Reaper, sosok kerangka berjubah sambil membawa sabit besar, melambangkan dewa kematian, merupakan makhluk dalam mitohlogi yang muncul hampir di sepuruh dunia meski dengan nama yang berbeda-beda.

Sekarang, sosok kematian itu ada di hadapan Oze dan para NPC-nya. Segera ia keluarkan salah satu keloleksi senjata legendaris yang ia miliki. Darkest Hollow, set item yang terdiri pedang dan perisai. Senjata cheat yang dapat meningkatkan pon STR dan INT sebanyak 75%, sedangkan perisainya akan mengurangi serangan lawan sampai 75%.

"Kalian semua diam di tempat. Dia milikku," ujar Oze. Sorot matanya cukup tajam menatap makhluk di depannya itu.

"Anda harus hati-hati, Tuan," sahut Miwa. "Sabit besar yang dia pegang itu. Jika Anda tersentuh sedikit saja, maka Anda akan langsung mati."

"Efek sudden death, tidak, ini ulti-sudden death." Otak Oze berputar cepat untuk mencari celah dalam melawan Grim Reaper tersebut. Setidaknya celah yang cukup baginya untuk melempar kartu.

Grim Reaper mengayun pelan tangan kirinya yang tak memegang apa- apa. Asap abu-abu keluar dari kerangka berkuku tajam itu dan menggumpal di atasnya membentuk bola asap. Dia tarik kebelakang tangan itu dan dia dorong cepak ke depan. Dari bola asap, keluar semburan asap abu-abu yang sangat kuat. Mirip seperti semburan napas naga.

Oze dengan cepat menahan serangan tersebut. Namun, serangan itu ternyata hanyalah pengalihan. Grim Reaper mengayun sabitnya dan siap menghujam kepala lawannya dari atas.

"Tuan, awas!!" seru para NPC wanita serentak. Mereka sangat khawatir dengan hasil pertarungan itu.

Dengan seruan tersebut, meski Oze tidak tahu apa yang terjadi, dengan cepat dia menggunakan skill Extreme Speed untuk menghindari serangan.

Sabit besar menghujam tanah. Grim Reaper sepertinya agak jengkel dengan para NPC yang sudah membongkar serangannya. Jadi, dia berniat menghabisi orang-orang itu. Miwa dan Agari langsung bersiaga.

"Hey, jangan lupakan aku!" seru Oze yang sudah berada sekitar dua meter dari Grim Reaper. Dia menggunakan skill Extreme Speed untuk mendekat dan langsung dikombinasikan dengan skill Srike Slash. Pedangnya otomatis berayun akan memenggal kepala lawan.

Sayang, serangan Oze ditepes dengan gagang sabit begitu mudahnya.

Oze tak kehilangan akal, dia langsung mengerahkan skill lain. "Senko-ryu : Ayashi Hikari!" Tubuh Oze pecah jadi partikel cahaya yang mana setiap titiknya menyerang Grim Reaper. Kerangka berjubah itu sekarang nampak seperti seonggok sampah yang dikerubungi kunang-kunang.

Serangan ini berhasil. Bar HP Grim Geaper berkurang cukup cepat. Namun, dia langsung memutar sabitnya untuk menepis beberapa partikel cahaya yang menghantam bagian vital sehingga HP yang berkurang sangat sedikit. Setelah itu, Grim Reaper meletup menjadi sobekan kain hitam dan pergi menjauhi Oze.

Oze kembali ke bentuk semula dan berdecih, "Sial, tadi terlalu singkat."

Grim Reaper kembali ke udara tempat dia pertama kali muncul tadi. Di sana, dia menatap Oze lekat-lekat. Yang awalnya kedua ruang tengkorak tempat mata berada nampak gelap, kini muncul api biru di sana.

Tidak hanya itu, sabit besarnya mulai mengeluarkan roh-roh tengkorak yang melayang sana sini. Sepertinya, makhluk kematian itu mulai menanggapi Oze sebagai musuhnya.

Suhu udara mulai terasa dingin. Suhu yang biasa dirasakan seseorang saat menemui ajalnya. Namun, Oze mempererat genggaman tangannya pada kedua senjata yang dia pegang.

Grim Reaper tiba-tiba meletup jadi kepulan asap. Sedetik kemudian, dia muncul di depan Oze dan langsung mengayunkan sabitnya.

Reflek, Oze menepis serangan tersebut. Namun, dampak serangan cukup besar sampai-sampai Oze terpundur.

Sang PengoleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang