37 : Spalgis Demothra

220 51 80
                                    

Kesatria kupu-kupu membentangkan sayapnya dengan indah. Berwarna oranye gelap seperti langit senja. Beberapa Player tampak terkesima melihat bentangan sayap itu, begitu gagah dan luar biasa.

Meski indah, kesatria kupu-kupu itu tetaplah musuh. Segera Oze keluarkan pedanganya dan langsung dihunuskan. Undine terbang dari barisan pasukan belakang dan langsung menghampiri Oze yang sekarang sudah berada di barisan depan.

Beberapa Player yang selama ini melihat Undine dan menganggap kalau peri air suci itu hanyalan monster lemah, tampak tercengang. Mereka benar-benar meremehkan keberadaan servent Oze tersebut.

Seekor burung api melesat dengan cepat menciptakan garis bara di udara dan langsung menghantam dirinya pada kesatria kupu-kupu itu. Dengan cakarnya yang menghujam, Phoenix menerkam lawannya tersebut. Sayang, sang kesatria mengeluarkan sebuah pedang jenis rapier dengan gagang berupa sulur mulut kupu-kupu dan langsung menebas Phoenix. Membenturkan senjatanya pada terkaman lawan sehingga terselamatkan dari cakar bara.

Tidak sampai di sana, Undine meluncur dan menembahkan air jumlah banyak. Peluru-peluru air yang tajam itu menembus udara di ruangan. Namun, tidak mampu melukai lawan. Kesatria kupu-kupu melesat ke samping sehingga peluru air tadi menghantam tembok kayu di belakangnya.

Oze melesat setelahnya dan langsung menebas. Pedangnya berayun sempurna dari atas ke bawah siap membelah lawan. Sialnya, serangan kejutan itu pun kembali tertahan dengan mudah. Tidak hanya itu, bahkan kesatria mempu membalas serangan. Tebasan balasannya menghantam Oze dan mengembalikan pemuda itu ke tempat semula. HP-nya pun berkurang sampai 8%.

"Kuat ... hampir menyamai Miwa," gumam Oze sambil berdecih. Artinya, Miwa lebih kuat dari kesatria itu. Dengan begitu, dia cukup percaya diri untuk melawannya tanpa harus memanggil servent Hone Onna-nya.

"Phoenix ... Flamethrower!" seru Arka sang pemilik Phoenix.

Burung api itu menuruti perintah. Dari mulutnya, sebuah kobaran api langsung ia semburkan. Serangan itu mirip seperti alat pelontar api dan membakar lawan. Namun, hanya dengan tebasan, api itu langsung terbelah dan hilang.

Oze tiba-tiba muncul di ssisi kiri sang lawan. Skill Shadow Move miliknya sangat efektif untuk serangan kejutan. Ia kombinasakan dengan skill Strike Slash membuatnya otomatis meluncur dan langsung menebas lawan. Sayang, kesatria itu tahu akan kedatangan Oze dan langsung menunduk. Oze meluncur ke depan dan pedangnya melintas begitu saja melewati lawan.

Padahal dengan skill Strike Slash memiliki dampak sudden death jika beruntung.

"Hebat ...," gumam Rasya, penyihir dari Leavateinn Party. Ia sangat terpukau akan cara bertarung Oze.

"Kita juga bantu," sahut Rain sebagai leader. Ia melesat cepat menghampiri kesatria kupu-kupu dengan dua pedangnya. Salah satu pedang berayun sempurna. Namun, laju pedangnya berhenti dengan mudah, kesatria kupu-kupu berhasil menahannya. Bahkan ia menerjang Rain membuat kesatria berzirah merah darah itu terhempas jauh.

Undine tetap dalam pengendalian airnya. Kini, ada empat sulur air yang mencuat dari lantai seperti tentakel gurita. Semua sulur itu menangkap kesatria kupu-kupu dan mengikatnya kuat. Kedua kaki dan tanganya tak bisa digerakkan. Di kesempatan itu, Oze kembali mengeluarkan skill Srike Slash membuat tubuhnya meluncur otomatis dengan lengan yang siap menebas.

Sayang, kesatria kupu-kupu itu menggunakan sayapnya untuk menepis serangan Oze. Hal itu membuat semua orang tercengang tak percaya. Sayap yang disangka sebagai jubah itu, ternyata cukup keras untuk menjadi tameng.

Tahu akan usahanya sia-sia, Oze langsung mengerahkan skill kedua. "Senko-ryu : Ayashi Hikari!" Tubuh Oze terpecah menjadi partikel cahaya dan melesat bersamaan seperti lebah. Semua cahaya yang melayang itu menabrakkan diri pada kesatria kupu-kupu. Serangan telak itu membuat lawannya terhempas ke belakang dengan Hp yang berkurang 15%.

Sang PengoleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang