97 : Tugas Yang Lama

189 29 9
                                    

Oze, Yozora dan Leonora masih dikepung kegelapan. Hanya berbekalkan satu obor, mereka terlihat seperti cahaya harapan yang kapan pun siap padam. Sialnya lagi, dalah kegelapan itu ada satu makhluk yang tidak tahu sosoknya seperti apa, berencana membunuh mereka. Mengingat ikrar pertarungan sudah diumumkan, Oze tidak bisa lagi berharap menghindari masalah tanpa bertarung. Saat ini, jika dia tidak mengangkat senjata, Leonora mungkin akan mati.

Sekarang, Oze menggunakan senjata legenda set, Darkest Hollow. Sepasang pedang dan perisai yang Oze dapat dari event potion waktu itu.

Meski tergolong item set, yang harus dipakai keduanya – tidak bisa hanya salah satu – pedang dan perisai Darkest Hollow dapat menaikkan status pengguna. Jika hanya dipakai salah satunya saja, peningkatan tidak akan didapat.

Pedang Darkest Hollow dapat meningkatkan poin STR dan INT sebesar 75%. Sedangkan perisainya dapat mengurangi dampak serangan sampai 75%. Senjata cheat yang dapat membuat iri siapa saja. Sesuai dengan tingkat golongan senjata tersebut.

Tidak hanya itu. Selain senjata, Oze juga mengerahkan beberapa servent. Enerdus sang pegasus hitam berada di barisan terluar untuk menghalau serangan lawan. Dia bersama Cyclops dan Rolf. Corona langsung terpasang di kepala Leonora membentuk mahkota kristal.

Untuk sekarang, Oze akan menggunakan keempat servent itu. Jika situasi memburuk, dia akan panggil yang lebih kuat.

Sialnya, dia tidak membawa Kiky bersamanya. Dewa super cepat itu sekarang masih disibukkan sebagai kurir untuk mengantar barang-barang berharga antar negara. Jika ada, dia ingin mengadu kecepatan keduanya.

"Aku tidak menyangka kau rupanya seorang trainer monster," ujar suara tak terlihat yang terus sembunyi dalam kegelapan. Enerdus sengaja dia keluarkan karena alasan tersebut. Pegasus hitam itu dapat bergerak dalam kegelapan.

"Baiklah. Jika kau ingin keluar, sekarang saatnya," ujar Oze dengan mata terus menatap sekitar.

Sekelebat bayangan hitam seketika melesat dan langsung menabrakkan dirinya pada Enerdus. Cepatnya serangan itu meluncur membuat sang pegasus tak bisa berkutik dan dia terperosok. Tiga garis kasar seperti cakaran terbentuk di perutnya. Dari sini, Oze meyakini lawan kali ini merupakan hewan buas jenis kucing atau mungkin anjing dan berwarna hitam.

Rolf melesat dan mengejar sosok cepat tersebut. Dia ikut masuk ke kegelapan karena mencoba menerkam lawan. Serangan sebelumnya memberikan aroma yang tertinggal pada cakar lawan sehingga Rolf tahu ke mana musihnya itu pergi. Namun, meski dia tahu, dia tidak bisa mengimbangi kecepatan lawannya tersebut. Tahu-tahu sudah di belakang dan menerkamnya. Rolf terlempar dan tersungkur. Cahaya merah berbentuk tiga garis cakaran terbentuk di perut kanan Rolf sama seperti milik Enerdus sebelumnya.

Dua servent-nya berhasil ditumbangkan dengan mudah. Lawan kali ini mungkin setara kekuatnnya dengan bos dungeon. Oze kembali mengeluarkan kartu yang lain dan langsung dia panggil servent tersebut. "Summon : Elder Wyrm!" Bos dari Dungeon Nagadevata.

Seekor ular kobra bersisik keras dan bersayap, muncul di hadapan Oze sebagai penyerang. Wyrm tersebut meraung membuat cairan lahar keluar dari sela-sela sisik tubuhnya. Setelah tahu posisi lawan, dia langsung melesat dan menerkam.

Dalam kegelapan, Oze mendengar pertarungan hebat antara Elder Wyrm dan lawan mereka itu. Suara hempasan dan depakan terdengar cukup keras menunjukan perterang sedang sengit di sana.

Namun, menang merupakan tujuan utama. Jadi, Oze memerintahkan servent yang lain untuk maju membantu, kecuali Cyclops. Dia memfokuskan raksasa bermata satu itu sebagai pelindung.

Rolf dan Enerdus masuk ke dalam kegelapan sesuai perintah tuan mereka. Pernik cahaya pada tubuh Enerdus memberutahukan keberadaan lokasi lawan. Ternyata, ruang kubah tersebut sangatlah luas. Jarak antara Oze dan pasa servent-nya bertarung dipisahkan sekitar belasan meter.

Sang PengoleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang