124 : War World Event : Glatheil

84 15 8
                                    

Glatheil sang naga es kuno kini menatap Oze dengan kewaspadaan tinggi. Dia tak mau serangan-serangan seperti sebelumnya kembali mengenainya. Teruma serangan dari pecutan cambuk yang pemuda itu pegang, dapat menyerap energi sihir dalam jumlah yang sangat banyak. Jika diteruskan, mana Glatheil akan habis dan hanya bisa bertarung dengan serangan fisik.

Di sisi lain, Oze pun sedikit gentar saat tahu lawannya bukanlah monster naga sembarangan. Sejauh ini, dia termasuk Player yang masih belum pernah mengalahkan monster rank SSS seorang diri. Selebihnya, dia dibantu monster-monster kuatnya. Namun, saat ini para serven rank SSS-nya tersebar dan sibuk melawan monster. Dia masih mengantongi Bilqis, tetapi dia masih belum yakin untuk menggunakan monster terkuatnya itu untuk saat ini.

Keduanya kini saling menegang dan saling waspada.

"Manusia, siapa kau ini?" tanya Glatheil.

"Aku adalah suami dari wanita yang kau lukai," jawab Oze sambil menatap Yozora yang tak terlalu jauh dari posisi Oze dan Glatheil sekarang.

"Berarti kau raja. Dengan kekuatanmu yang seperti itu, wajar kau menjadi seorang raja. Namun, manusia tetaplah manusia. Kau tidak akan bisa sebanding denganku. Lebih baik akhiri pertaruang sia-sia ini dan pergilah dari bukit itu karena di masa lalu, tanah itu merupakan sarangku."

"Ucapan yang cukup bijak dari seekor naga kuno, sayangnya kau melupakan sesuatu. Jika bukit itu milikmu, aku tidak menumakan papan nama atau sertifikat hak milik di sana. Aku sedikit meragukan, apa jangan-jangan karena umurmu, kau lupa di mana sarangmu sendiri."

"Manusia, aku bukanlah naga yang pemarah. Namun, apa yang kau ucapakan barusan cukup membuatku kesal."

"Itulah yang aku rasakan saat tahu kau melukai istriku." Oze menatap Glatheil dengan sorot memburu. Berbeda dengan Glatheil yang pandangannnya penuh dengan kagum. "Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, aku akan membalas rasa sakit yang istriku dapat."

"Majulah. Aku akan mengalahkanmu dan mengambil kembali bukit itu." Sedetik setelah Glatheil mengakiri ucapannya, Oze seketika melesat dengan bantuan skill Extreme Speed dan dia langsung memecut cambuknya.

Reflek, Glatheil meloncat ke samping sekaligus menciptakan sihir pelindung. Sayang, sihir tersebut hancur terhantam pecutan. Meski begitu, ia berhasil lolos dari bahaya.

Serangan susulan kembali melejit. Sialnya, tubuh besar Glatheil kesulitan menghindari serangan tersebut. Ujung cambuk menghantam, Glatheil terhempas disertai berkurangnya mana di tubuhnya.

Cambuk yang dipegang Oze itu bukanlah cambuk biasa. Merupakan pecahan jiwa dari tubuh Kraken, monster laut penguasa Dungeon Carion. Salah satu dari sekian banyak item legenda yang memiliki tiga kemampuan berbeda. Dapat menyerap mana lawan, kemudian dikumpulkan sebagai kekuatan sendiri. Kemampuan keduanya adalah menggandakan dampak serangan. Dan kemampuan terakhirnya berupa kontrol penuh akan sihir air. Namun, tiga kemampuan tersebuh hanya bisa digunakan salah satu saja dalam menyerang, tidak bisa tiga sekaligus.

Glatheil tak mau terus ditekan, dia juga menyerang. Naga es kuno itu menciptakan banyak sekali tombak-tombak es di sekitar tubuh dan langsung dia lepaskan. Serangan tersebut nampak seperti hujan kristal berujung tajam. Dengan tubuhnya yang kecil, Oze akan sulit menghindari semua serangan tersebut.

Namun, Oze tidaklah lemah. Dia merupakan Player titel Raden dengan level 87. Jadi, pengalaman bertarungnya cukup banyak. Oze memutar cambuknya dengan sangat cepat sehingga membentuk semacam payung pelindung. Dengan cara ini, tak ada satu es pun bisa mengenainya.

Sambil berlindung, dia juga bergerak perlahan mendekati lawan. Hingga, saat dirasa sudah cukup dekat, Oze melejit dengan kecepatan luar biasa dan langsung memecut Glatheil.

Sang PengoleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang