Malam ini keluarga Park tengah melakukan ritual malam yang tak lain makan malam. Biasanya mereka akan diam-diam saja tanpa ada banyak obrolan, walaupun mereka memiliki alasan yang berbeda-beda kenapa mereka diam.
Haejin jelas karena dia peduli dengan table manner, Seojoon dia ada trauma dimana ia pernah tersedak duri ikan saat Chanyeol memberikan lelucon saat mereka makan, jadi jangan harap dia akan bicara saat ada acara makan, Chanyeol diam karena dia tak ingin menjadi bahan pelototan Haejin yang tajamnya melebihi tajamnya pisau milik chef Renata, sementara Rosé memiliki alasan yang sangat baik, apalagi jika bukan karena makan. Dia hanya akan fokus pada makanan.
Namun, selalu ada pengecualian. Di malam yang sunyi ini Haejin memulai sebuah percakapan dengan topik yang tak lain dan tak bukan adalah Roseeanne Park, keponakan mereka yang paling susah diatur.
"Ayo kita lakukan seleksi lagi," katanya setelah meletakkan sendoknya ke piring mahal koleksi Seojoon.
"Sekarang?" tanya Chanyeol, entah dia sedang pura-pura bodoh atau memang dari sananya sudah bodoh. Rosé tak tahu, tapi intinya pertanyaan Chanyeol membuatnya ingin menjewer telinga gajahnya.
"Seleksi apa?" tanya Rosé penasaran.
"Gimana kalo fisik? Suruh mereka lari dari Anyer ke Panarukan. Mantap kan?" Ide Chanyeol tentu tak masuk akal memang sekarang jaman penjajahan Belanda.
"Ini bukan jaman penjajahan Belanda Chan, ya kali lari dari Anyer ke Panarukan," protes Seojoon setelah memastikan seluruh makanan tertelan sempurna.
"Ya kalo jaman Belanda dulu kan bikin jalan, sekarang mah lari doang Bang, kagak ada masalah dong?"
Haejin sebenarnya tak peduli toh kalau bisa malah semua pelamar itu tak ada yang berhasil, ia masih belum rela keponakan tersayangnya mengumbar kemesraan dengan pacarnya kelak.
Tapi, dia adalah manusia yang menjunjung tinggi hak asasi manusia kecuali milik Chanyeol, jadi dia menolak ide itu. Bisa mati anak orang jika melakukannya.
"Abang tau otak kamu itu luar biasa kalo masalah ide begini, cuma tolong cari ide yang nggak bunuh anak orang."
"Jadi, ini ditolak?" tanya Chanyeol dramatis seolah Haejin baru saja menolak ide yang paling brilian yang pernah ada.
"Iya ditolak." Haejin memberikan jawaban yang sangat amat jelas dan itu memberi tanda bahwa Chanyeol tak bisa membantah. Hanya saja, di sini bukan Chanyeol yang ingin membantah, tapi orang yang dianggap Haejin akan menjadi orang yang mendukungnya. Siapa lagi jika bukan sang keponakan.
"Tapi, ide Om Chan lumayan lho Om."
Seojoon mengerutkan dahinya, kemudian dia mengambil lauk Rosé dan memakannya sedikit.
"KOK DIMAKAN AYAM AKU?" teriak Rosé heboh.
"Nggak basi Bang, tapi kok kayaknya otak Rosé rusak ya?" tanya Seojoon yang ternyata mengambil makanan Rosé untuk mengecek apakah keponakannya itu baru saja makan makanan basi sampai mempengaruhi kerja otaknya.
"Nih, ayam lagi." Haejin menaruh ayam goreng ke piring Rose yang bibirnya sudah maju lima centi.
"Balik lagi ke topik, kenapa kamu setuju sama ide Chanyeol yang kayak penjajah?"
Jika saja Chanyeol punya cukup keberanian, dia mungkin akan menyebut bahwa Haejin adalah penjajah yang sesungguhnya, sayangnya nyalinya masih sekecil kutunya kutu rambut.
"Ya biar Rosé tau siapa yang paling kuat lari," jawab Rosé yang sebenarnya menimbulkan pertanyaan lain.
"Buat apa kamu tau siapa yang paling kuat lari?" tanya Seojoon yang tak habis pikir dengan jawaban keponakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Out ✔
FanfictionKeinginan Roseanne keluar dari status jomblo harus terkubur saat ketiga omnya ikut campur tangan. "Jadi, kamu mau saya tembak mati atau mundur alon alon?" "Cuma bisa jajanin cimol aja berani deketin Rose, sana pergi! Dateng kalo udah bisa jajan Lamb...