34. Dialog

522 121 8
                                    

"Om udah tau?" tanya Rosé drngan suara bergetar, ia sadar bahwa ini akan menjadi musibah besar dalam hidupnya.

Sementara itu Chanyeol melipir menghubungi Seojoon, ia tak yakin bisa menghentikan amarah Haejin.

"Iya."

"Gimana?"

"Apa itu penting sekarang? Yang lebih penting adalah kamu yang masih berhubungan sama dia!" Rose sering melihat Haejin marah pada Chanyeol, tapi tak sekalipun dia dimarahi sampai wajah Haejin memerah sempurna seperti ini.

"Apa salahnya Om?"

"Apa yang salah? Jelas ini semua salah Roseanne! Kamu bohongin Om. Kamu pacaran sama dia yang nggak bener itu." Haejin memang sejak dulu tak pernah menyukai lelaki yang dekat dengan Rosé, tak peduli benar baik atau memang brengsek.

"Om nggak mau marah lagi, lebih baik kamu putusin dia sekarang." Rosé sangat yakin bahwa ini yang akan terjadi, tapi sayang sekali kali ini Rose tak akan berhenti begitu saja. Dia sudah lelah selalu diatur orang para Omnya.

"Nggak mau."

"ROSEANNE PARK!!"

"Bang, udah. Diomongin ntar aja kalo Bang Seojoon udah dateng. Tenang ya." Chanyeol agak takut melerai abang dan juga keponakannya yang tampaknya keduanya sama-sama tak mau mengalah.

"Om bilang putusin dia!"

"Apa hak om ngomong gitu ke aku?"

"Rose!" Chanyeol kebingungan dengan sikap Rose yang sama sekali tak berniat menghentikan suasana panas ini.

"Apa? Aku bener kan, Om? Ini hidup Rose bukan hidup kalian. Rose yang nentuin hidup Rose sendiri." Rose benar-benar kehilangan kontrol dirinya.

"Kamu nggak tau mana yang bener mana yang salah!" Haejin kembali menaikkan nada suaranya.

"Salah dan bener kita beda om. Bagi Om, Om selalu bener dan nggak pernah salah. Nggak ada orang yang bener selain Om. Om itu diktator." Chanyeol semakin bingung, mulut keponakannya tak bisa berhenti memprovokasi Haejin yang seperti monster sekarang.

"Rose cuma mau hidup kayak apa yang Rose mau bukan yang Om mau. Bukannya dulu Om juga janji ke Papa bakal bikim Rose bahagia? Tapi kenapa Om selalu ngambil keputusan yang bikin Rose nggak bahagia?" Haejin terdiam, selama ini ia merasa bahwa apa yang dia lakukan sudah cukup membuat Rose bahagia.

"Semuanya ikut aturan Om. Rose capek hidup kayak gini. Rose bukan kadet Om. Rose keponakan Om. Tolong kali ini aja biarin Rose bebas."

"Kamu boleh minta apa aja asal bukan bareng lelaki itu." Rose menatap nyalang Haejin. Omnya sama sekali tak paham perasaannya.

"Om egois!" Rose memilih untuk pergi, air matanya tak sanggup lagi untuk gadis itu tahan.

"Abang keterlaluan." Chanyeol mulai mengkonfrontrasi Haejin.

"Kamu tau apa Chan? Nggak ada cowok yang pantes buat Rosé kita." Ya, bagi Haejin tak ada lelaki yang pas untuk keponakannya, meskipun Rose kelakuannya seperti kucing orange, bagi Haejin Rose adalah tuan putri.

"Terus Abang mau Rose sendirian terus sampai tua?"

"Abang nggak suka cowok itu."

"Abang nggak suka sama semua cowok yang deket sama Rose!"

"Dia bukan orang baik Chan! Dia pengecut, kalo dia beneran suka sama Rose harusnya dia datang bukan tujuh orang itu." Chanyeol tahu hal itu, dia juga akan berpikir sama seperti Haejin. Hanya saja disini ada kasus lain. Ada kasus bucin.

Take Me Out ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang