8. Gara gara Toben

2.9K 601 135
                                    

Hari wawancara sangatlah panjang tak ada yang menyangka ternyata wawancara yang dipikir akan cuma menghabiskan sedikit waktu bisa berjam-jam lamanya dan itu semua berkat ulah Chanyeol yang tak punya otak dan menanyakan hal-hal yang menyimpang.

Dan untuk hari ini Seojoon memilih untuk menghentikan wawancara dan akan dilanjutkan besok sore mengingat waktunya sudah menuju petang dan otaknya juga tak sanggup menerima alasan-alasan aneh yang mungkin akan dikeluarkan oleh sisa pendaftar.

Chanyeol pun tak keberatan, dia pikir akan lebih baik jika dilanjut besok karena sekarang dia akan mengedit dulu video wawancara tadi. Akan lebih baik menyicil daripada nanti langsung numpuk di akhir. Walaupun menyebalkan bin ngeselin Chanyeol itu tak suka mengerjakan di hari deadline harus jauh-jauh sebelumnya, mungkin ini adalah satu kebaikan diantara jutaan keburukannya.

Namun, siapa sangka niat Chanyeol untuk produktif diganggu oleh teriakan menggelegar dari sang keponakan.

"Om Chanyeol! Om Chanyeol! Cepet ke sini!" teriakan pertama Chanyeol sudah mendengar, tapi sorry lah ya dia tak akan tertipu.

Beberapa hari yang lalu Rose memanggil Chanyeol dengan suara toanya malam-malam, awalnya Chanyeol pikir ada masalah serius apa ternyata keponakan kampretnya itu memanggil hanya untuk menyuruhnya mematikan saklar lampu kamar Rose. Benar-benar keponakan yang sangat berdedikasi mengerjai omnya.

"Om Chanyeol! Tolongin gue Om!" Deg jantung Chanyeol langsung berdegup kencang, lalu dengan langkah besar di berjalan ke arah Rosé yang menangis di samping tubuh Toben yang terbaring di karpet.

"Kenapa ini kenapa?" Chanyeol panik melihat anjing kesayangannya yang dibesarkan seperti anjingnya sendiri tergeletak lemas.

"Dia nyolong cokelat gue." Chanyeol langsung tak kalah panik dari Rosé yang menangis. Anjing yang makan cokelat bisa mengalami kesakitan.

"Gue siapin mobil ayo cepet ke klinik." Rosé langsung mengangkat Toben menuju ke mobil yang sudah ditunggangi Chanyeol lebih dulu.

"Klinik mana yang deket sini?"

"Kliniknya Kak Wendy, dia dokter hewan sekitar sepuluh menitan dari rumah." Rosé panik, tapi beruntung otaknya masih berfungsi dengan baik saat ditekan mungkin karena sering mendapat tekanan dari om mayor jenderal.

Selepas mereka pergi Seojoon yang baru selesai mandi berteriak-teriak memanggil keponakan dan juga Chanyeol.

"Chan? Rosé?" Dia keluar dan menemui satpam di depan untuk bertanya.

"Pak, Adek sama keponakan saya ke mana?"

"Ke klinik tadi saya dengernya."

"Klinik?"

"Iya Pak, tadi saya juga denger Pak Chanyeol bilang keracunan."

Alis Seojoon bertaut lalu dia ingat saat ia mandi ia mendengar suara Rosé yang berteriak minta tolong pada Chanyeol.

"Gawat ini harus lapor Bang Haejin jangan-jangan Rosé keracunan."

Seojoon panik langsung masuk ke dalam rumah mencoba menghubungi Haejin.

-o0o-

Rosé beserta Chanyeol langsung masuk ke klinik dan seperti biasa dengan tak tahu sopan santun Rosé berteriak memanggil Wendy sang dokter hewan.

"Kak Wendy, Kak Wendy ada pasien!" Wendy yang sudah kenal dengan Rosé langsung tanggap dia berlari ke arah Rosé yang menggendong Toben yang mungkin saja pingsan.

"Kenapa?"

"Toben nyolong cokelat gue Kak." Wendy memeriksa sekilas tubuh Toben.

"Coklat apa?"

Take Me Out ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang