Terlambat bangun mungkin adalah jalan ninja Rosé, gadis itu tanpa diminta selalu saja terlambat bangun. Haejin sendiri tak terlalu ingin mengganggu keponakannya atau lebih tepatnya dia malas jika harus menggendong Rosé dari lantai dua ke bawah hanya untuk diceburkan ke kolam renang yang ada encok punggungnya jika melakukan itu tiap hari.
Bagi Haejin ini adalah saatnya Rosé belajar tanggung jawab untuk bangun sendiri.
Namun, hal itu bukan ditanggapi Rosé dengan serius gadis itu terlalu konsisten menjadi kaum pemalas. Lihat saja begitu bangun dia tak mandi melainkan hanya cuci muka, cuci kaki, ketek dan sikat gigi lalu menyemprotkan minyak wangi ke seluruh tubuh. Untung saja dia cantik jadi semuanya masih tertolong.
"Pagi semuanya," sapa Rosé pada om-omnya yang sudah duduk di meja makan.
"Kamu nggak mandi?" tanya Seojoon dia hafal jika Rosé mandi maka baunya akan menjadi wangi mawar karena gel shower-nya sedangkan jika ia tak mandi akan mencium wangi manis vanila dari parfum mahalnya.
"Mana sempat ... keburu telat," jawab Rosé lalu duduk dengan santai.
"Kalo nggak sempat dan keburu telat kenapa kamu sarapan? Biasanya orang lebih memilih mandi dibanding sarapan saat telat ke sekolah atau kampus," kata Haejin masih memperhatikan keponakannya yang mengambil secentong besar nasi goreng buatan Haejin.
"Itu mah beda, Oci udah cantik, jadi nggak perlu mandi. Lagian mandi nggak bikin perut kenyang." Ya memang sejak kapan mandi bisa membuat perut kenyang kecuali kalau mandi sambil ngemil sabun.
"Terserah kamu. Cepat biar nanti Om anter ke kampus." Rosé melihat ke arah Haejin.
"Tumben? Biasanya Om Seojoon."
"Nggak mau?"
"Mau."
"Oh ya nanti tes wawancara besok jam setengah lima sore, kamu mau nitip pertanyaan?" Rosé menyengit tes wawancara? Otaknya belum bisa menerka-nerka apa yang baru saja di katakan omnya itu.
"Wawancara apa Om? Om mau ngerekrut pembantu? Serius? Akhirnya."
Rosé merasa doa-doanya diijabah oleh Tuhan setelah merengek-rengek dia berharap ada pembantunya yang tinggal bersama karena selama ini hanya tukang bersih bersih hanya datang saat rumah kosong karena om-omnya ini mengatakan mereka tak suka orang asing.
"Ckk bukan, tapi calon pacar kamu." Seketika Rosé ingat dia adalah bagian dari sayembara.
"Ohhh, Oci pikir apa."
"Jadi kamu mau nitip pertanyaan nggak?"
"Nggak, Om aja yang ngatur, aku udah pusing." Rosé tak terlihat excited sama sekali.
"Ya udah,kalo gitu ayo berangkat," suruh Haejin begitu melihat piring Rosé sudah bersih dari nasi.
"Nggak, tunggu cuci piring dulu!" suruh Chanyeol pada keponakannya itu.
"Duh mana sempat ... keburu telat," kata Rosé hingga Chanyeol menghadap kakaknya dan menunjuk Rosé meminta bantuan karena selama ini Rosé tak pernah patuh pada Chanyeol yang katanya tak berkarisma seperti dua om lainnya.
"Bang," rengek Chanyeol persis seperti anak kecil.
"Chan kamu yang cuci piring hari ini."
"Abang!"
"You just rise your voice to me Park Chanyeol?" Chanyeol menelan ludah bisa habis dia jika Haejin marah.
"Abang Haejin ganteng dengan senang hati Chanyeol yang baik ini mencuci piring hingga berkilau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Out ✔
FanficKeinginan Roseanne keluar dari status jomblo harus terkubur saat ketiga omnya ikut campur tangan. "Jadi, kamu mau saya tembak mati atau mundur alon alon?" "Cuma bisa jajanin cimol aja berani deketin Rose, sana pergi! Dateng kalo udah bisa jajan Lamb...