10. Jago Gelut #Interview 6

2.7K 552 103
                                    

Masih ada waktu satu jam untuk menunggu peserta keenam datang. Om Seojoon memang sudah menjadwalkan agar para peserta tak menunggu lama, kasihan juga jika mereka ada kegiatan lain selain wawancara dan harus membatalkannya.

Dan untuk mengisi waktu kosong itu keluarga Park memiliki cara masing-masing. Rosé dengan oppa-oppa tampan di drama, Chanyeol dengan hpnya melakukan serangan gombalan yang sama sekali tak dibalas Wendy benar-benar sad boy. Lalu, ada Seojoon yang sedang memeriksa laporan mingguan dan yang paling serius ada om mayor jenderal yang sedang melihat jalannya wawancara kemarin tanpanya.

"Mau nonton juga," kata Rosé saat drama yang ia tonton sudah selesai dan tak ada tontonan lain.

"Sini." Haejin menggeser tempat duduknya agar sang keponakan bisa duduk di sebelahnya. Tapi, dasar bayi besar Rosé malah tiduran di paha Haejin.

Inilah kenapa Rosé dan Toben tidak akur, karena mereka sama-sama mencari perhatian Haejin.

"Kok alasan mereka nggak ada yang masuk akal ya Om?" Haejin mengangguk.

"Yang hari ini juga nggak masuk akal. Tapi, kata om-ommu alasan mereka itu kreatif dan out of the box," kata Haejin, sementara Rosé memutar bola matanya.

Out of the box apanya out of the brain kali! pikir Rose.

"Ih, ini kok malah gini balesnya?" Chanyeol menunjukkan balasan dari Wendy kepada Rose.

"Huahahaha." Tawa menggelegar Rose terdengar saat melihat jawaban dari orang yang di chat Chanyeol.

Wendy

Maaf saya nggak suka cowok
Apalagi tukang gombal kayak kamu
Saya masih normal saya suka cewek.

"Ini gimana masa dia bilang dia nggak suka cowok." Rosé memicingkan mata melihat WA itu, seingatnya Wendy memiliki foto profil kucing dan semua orang bisa melihatnya, kenapa ini jadi nggak ada foto.

Rosé bangun dari rebahannya lalu mulai mengintrogasi Chanyeol.

"Lo tau nomor dia dari mana?" tanya Rosé, seingatnya Wendy tak memberikan nomornya pada Chanyeol kemarin dan ia juga belum memberikan nomor Wendy karena penawaran Chanyeol kurang menguntungkan baginya.

"Dari hp lo. Lo kasih nama Kak Wendy kan?" Rose seketika tertawa ngakak memang orang ini suka sekali melihat omnya kesal.

"Ya pantes jawabannya gitu, orang itu Kak Wendy cagur ahahaha." Haejin tersenyum tipis diam-diam menikmati penderitaan Chanyeol.

"Anjir sialan. Sini bagi nomornya Wendy!" Chanyeol berusaha mengambil hp Rosé, tapi tentu saja tak akan mudah apalagi Rosé sekarang berada di dekat Haejin, jika tangannya salah mukul kan bisa berabe urusan.

"Ogah, wani piro?"

"Ceban," jawab Chanyeol.

"Murah banget nomor kak Wendy cuma dihargai ceban. Gue kasih kang mie ayam di pengkolan aja bisa dikasih goban gue."

Mata Chanyeol melotot sempurna. Enak saja nomor bidadari surganya mau dibagi ke tukang mi ayam.

"Ya udah cepek ceng," tawar Chanyeol, mana mau dia kalah dari tukang mi ayam pengkolan.

"Cetiao!" putus Rosé benar-benar mata duitan keponakannya ini.

"Anjir! Mahal amat."

"Om Haejin, Om Chan ngomong kasar!" adu Rosé kepada om tertuanya.

"Chanyeol jangan ngajarin jelek ke Rosé!" Peringatan dari Haejin dan jelas Chanyeol tidak diterima karena dia juga sering mendengar keponakan terngeselin itu ngomong kasar lebih dari itu. Tapi, siapa yang mau dengar ucapannya, sekali kaum yang tertindas akan terus tertindas, jadi dia memilih diam.

Take Me Out ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang