"Kamu bikinin Abang kopi. Pusing kepala Abang." Chanyeol mengerutkan alisnya, dia malas membuatkan kopi untuk abangnya itu.
"Kopi abis Bang, dibuat percobaan Rosé bikin dalgona kopi kemaren." Kebohongan dan Chanyeol memang berada di satu jalur yang tak pernah terpisah.
"Kalo gitu teh."
"Teh juga abis, kantong tehnya dimasukin ke sepatunya Rosé katanya biar nggak bau."
"Semuanya?" Chanyeol mengangguk.
"Abang kan tahu kalo sepatu Rosé sama banyaknya sama jumlah dasi lo."
"Ya udah deh susu."
"Bang susunya udah buat mandi Rosé katanya biar kulitnya sehalus bayi." Seojoon memang menua, tapi otaknya tak pernah menua ia masih saja dengan mudah dibohongi sang adik.
"Terus adanya apa?"
"Jamu datang bulannya Rosé, mau?" Seojoon berdecak, perasaan duit dia banyak, tapi kenapa mau minum saja sesulit itu.
"Ya udah pesen Sbux aja. Beliin juga orang orang yang daftar itu ntar kamu yang bayar." Mata bulat Chanyeol langsung melebar mendengar kata bayar.
"Dih ogah, lo aja yang bayar! Duit lo kan banyak."
"Emang banyak, tapi sekali-kali Abang mau ngasih kamu peran orang yang punya duit. Lagian ini juga biar kamu dipandang mereka."
"Gue udah dapet peran sebagai Om-om ganteng nggak perlu dapat peran orang berduit, dan gue juga udah dipandang sama mereka kan gue bukan invisible man." Seojoon yang berusaha membodohi Chanyeol yang mungkin hanya sekali setahun tak akan menyerah hingga Chanyeol mengikuti perintahnya.
"Tapi, mereka nggak sopan sama kamu."
"Kapan mereka nggak sopan sama gue?"
"Tadi mereka berani ngelakban mulut kamu."
"Kan lo yang nyuruh."
"Nah tuh, kamu juga minta dilepasin, tapi mereka nggak mau kan? Nah itu karena mereka tau abang lebih banyak duit dibanding kamu. Jadi nggak ada salahnya kamu yang beliin minum, biar kamu juga bernilai di mata mereka." Jika dipikir-pikir benar juga apa yang dikatakan oleh Seojoon.
"Oke deh gue beliin."
"Nah gitu dong." Seojoon tersenyum kecil akhirnya tahun ini Chanyeol mau mengeluarkan uang untuknya.
-o0o-
Seojoon mengesap minumannya sebelum akhirnya dia meminta Chanyeol memanggil undian ketiga dan tentu saja Chanyeol akan sangat keberatan melakukannya, tapi sekali lagi Seojoon hanya perlu mengatakan satu nama 'Park Haejin' maka semuanya akan langsung beres.
Dan sekarang di depannya sudah ada pelamar ketiga. Sebenarnya Seojoon agak kurang percaya bahwa makhluk di depannya ini adalah manusia. Wajahnya terlalu tampan menurut Seojoon.
Walaupun bisa dikatakan semua lelaki yang mendaftar jadi calon pacar Rosé adalah lelaki yang ketampannya di atas rata-rata macam blasteran surga dan kayangan, hingga kadang Seojoon berpikir apa jangan-jangan mereka ini dipelet sang keponakan.
Coba bayangkan Rosé itu memang cantik, tapi kelakuannya tak bisa dikatakan cantik, gadis itu jorok, bar-bar, suka teriak-teriak tak ada hal bagus sama sekali walaupun bagaimana bentuk Rose, Seojoon tetap menyayanginya, tapi melihat kualifikasi pendaftar yang terlalu bagus itu masih membuatnya bertanya-tanya. Untung saja dia tak sebar-bar Chanyeol yang langsung to the point bertanya seperti, "Kok lo mau sih sama keponakan gue? Di hobi ngupil lho," untung saja Seojoon tak seperti Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Out ✔
FanfictionKeinginan Roseanne keluar dari status jomblo harus terkubur saat ketiga omnya ikut campur tangan. "Jadi, kamu mau saya tembak mati atau mundur alon alon?" "Cuma bisa jajanin cimol aja berani deketin Rose, sana pergi! Dateng kalo udah bisa jajan Lamb...