Di sebuah ruangan yang tertutup hanya disinari olah cahaya dari lampu LED yang seterang masa depan ada tiga manusia yang bergelut dalam tumpukan berkas data-data dari para pelamar cinta untuk Rosé.
Dari tumpukan itu mereka memulai melakukan riset kelemahan masing-masing pelamar. Bahkan seorang Chanyeol pun sedang giat-giatnya akibat dari iming-iming Seojoon yang akan membelikan kamera baru untuk syuting video youtube Chanyeol.
"Gimana Bang?" tanya Seojoon masih belum tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya.
"Kita lakukan rencana pertama." Jawaban Haejin menimbulkan tanya dari saudara- saudaranya yang sangat yakin bahwa Haejin belum memberitahu rencana mereka.
"Apa?"
"Emang kita udah bikin rencana? Kapan? Pas gue tidur?" tanya Chanyeol kesal.
Jika benar para saudara sudah membuat rencana dan tak melibatkannya maka ia berjanji akan pundung dan membela sang keponakan yang walaupun seenaknya, tapi tetap disayang.
"Kita belum bikin?" tanya Haejin, praktis rahang Seojoon langsung jatuh. Bagaimana bisa mayor jenderal tergalak ini lupa dengan hal seperti ini? Apa ada yang salah dengan abangnya yang tak pernah lupa bahkan jika ditanya kapan Toben lahir pun Haejin pasti bisa menjawabnya.
"Abang nggak sakit kan?" tanya Seojoon was-was, walaupun Haejin galak-galak macam kak Ros, tapi dia tetap abang yang dituakan ditambah peran Haejin dulu yang mampu membuat Seojoon dalam posisi sekarang.
"Menurut kamu?" Lewat lirikan Seojoon sudah mendapatkan jawabannya, tatapan galak layaknya tatapan singa PMS pada rusa yang lewat.
"Ehm, sehat. Sehat banget."
Chanyeol hanya bisa mengulum senyum melihat sang kakak ketakutan.
"Udah bikin rencana sekarang, gimana cara mereka pergi dari Rosé," kata Haejin.
Tampak jelas jika yang paling tua tak ingin berpikir keras.
"Chan, biasanya kamu ada ide gila, kali ini jangan sungkan buat dikeluarin."
Chanyeol menyengit, ada yang salah dengan abang tertuanya. Biasanya dia selalu meminta Chanyeol bertindak normal seperti manusia kebanyakan, kenapa sekarang ia ingin Chanyeol bertingkah gila?
Namun, untuk menanyakan kenapa Haejin seperti itu dia tak memiliki keberanian. Dia takut ditembak. Mungkin kalau ditembak Wendy dia akan senang hati menerima, tapi jika Haejin yang nembak bisa terurai usus yang ia sayangi dengan minum Yakult tiap hari.
"Chan! Ayo mikir."
"Mikir apa?" Beginilah keadaan otak Chanyeol yang memprihatinkan.
"Hal apa yang bikin cowok-cowok itu pergi dari Rosé."
"Ehm kasih aib Rosé?" Chanyeol memberikan ide dan sedikit keajaiban karena Haejin menerima ide itu dengan lapang dada.
"Coba dulu, kamu kirim aib Rosé ke mereka pake nomor lain jangan nomor kamu. Kita liat gimana reaksi mereka."
Begitu lah rencana konyol yang mereka lakukan untuk melihat bagaimana reaksi para lelaki pelamar itu. Apakah mereka menerima kekurangan Rosé atau ikut menggosipkan Rosé di belakang Rosé?
Menit demi menit berganti. Namun, reaksi yang berikan sungguh tak sesuai. Semuanya terlalu bucin untuk melihat sisi aneh keponakan om-om kece ini.
Jaehyung membalas dengan foto aib Rosé yang lain, Taehyung membalas dengan mengirim foto aib miliknya sendiri sedangkan yang lainnya meminta dikirimi foto Rosé yang lain. Entah untuk apa Seojoon tak paham, tapi Chanyeol berspekulasi bahwa foto itu bisa saja digunakan untuk memelet Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Out ✔
FanfictionKeinginan Roseanne keluar dari status jomblo harus terkubur saat ketiga omnya ikut campur tangan. "Jadi, kamu mau saya tembak mati atau mundur alon alon?" "Cuma bisa jajanin cimol aja berani deketin Rose, sana pergi! Dateng kalo udah bisa jajan Lamb...