30. Katakan dengan lagu

568 155 19
                                    

Harjin baru saja sampai di rumah pagi tadi, dan siang ini si diktator mengadakan acara makan siang bersama untuk mempererat kekeluargaan. Namun, acara makan siang itu sejak awal tak disetujui oleh Chanyeol yang sesungguhnya ingin mengajak Wendy makan siang bersama.

Tak hanya Chanyeol, tapi Seojoon dan juga Rose juga tak berniat untuk makan siang bersama dengan alasan yang sama. Rose dan Seojoon tak ingin pergi karena siang ini dia sadar bahwa ajakan Haejin bisa saja jebakan. Mengingat dulu mereka dikumpulkan dan berujung persidangan habis-habisan.

Namun, di sinilah mereka duduk tak nyaman di atas Mercedes milik Chanyeol. Hingga satu persatu mulai berulah agar bisa terhindar dari acara makan siang yang mereka curigai itu.

"Aduh, perut gue sakit. Kayaknya gue kena usus buntu. Gue ke rumah sakit sendiri, kalian makan siang sendiri aja." Chanyeol memegang perut sebelah kanannya.

"Oh ya? Tapi, usus buntu ada di sebelah kiri." Ucapan Haejin langsung membuat tangan Chanyeol beralih ke perut sebelah kiri.

"Gue salah fokus saking sakitnya. Ternyata sakitnya di sini." Haejin mendengus, dia baru saja menangkap kebohongan dari adik bungsu.

"Nggak usah bohong! Usus buntu belum pindah dari perut bagian kanan. Atau kamu mau Abang belah perut kamu biar kamu lihat sendiri?" tanya Haejin yang jelas tak diinginkan oleh Chanyeol.

Setelah Chanyeol berulah kini sang keponakan ikut berulah. Rose tiba-tiba menyuruh Haejin menghentikan mobilnya.

"Ada apa?" tanya Haejin tak mengerti kenapa Rose menyuruh menghentikan mobil.

"Rose turun, mau pulang. Ada yang ketinggalan, nanti Rose nyusul Om." Tentu itu hanya alasan Rose. Jika dia turun dan kembali tak akan mungkin dia mendatangi acara makan siang. Dia akan menggunakan seribu alasan agar tak datang.

"Apa yang ketinggalan."

"Hp. Hp Rose penting banget soalnya—"

"Hp dari tadi kamu pegang." Rose melirik Seojoon yang juga meliriknya seolah mengatakan bahwa terima kenyataan saja. Namun, Rose pantang menyerah.

"Nggak om, Rose baru inget kalo Rose belum matiin kompor." Seojoon mengakui bahwa alasan itu cukup bagus. Sayangnya Haejin tak akan begitu mudah percaya.

"Kamu nggak pernah masak sejak 1997 Ros, itu artinya kamu nggak pernah nyalain kompor," kata Haejin mematahkan ucapan Rose.

"Ada lagi yang mau ngasih alasan nggak logis?Kalo ada siap-siap menerima hukuman." Seojoon yang berniat memberi alasan kembali diam. Sayang nyawa. Sayang nyawa.

-o0o-

Satu keluarga kini sampai di sebuah restoran yang mengusung konsep budaya barat yang begitu kental. Hal itu membuat Rose penasaran karena tak biasa Haejin pergi ke tempat yang seperti itu.

"Om kenal yang punya restoran." Haejin memecah keheningan sekaligus menjawab pertanyaan pada benak Rose.

"Anak jendral?" tanya Chanyeol.

"Mantan pacar Abang." Garpu di tangan Seojoon jatuh begitu saja, kaget.

"Om pernah pacaran? Demi apa?" tanya Rose juga kaget, ia pikir Omnya ini tak punya hati.

"Mas Haejin," panggilan itu membuat Rose bergidik. Jangan-jangan Haejin datang bukan untuk melakukan sidang, tapi melakukan pendekatan.

"Lho kamu di sini?" Rose tak bodoh untuk tahu bahwa Omnya sedang melakukan sandiwara.

"Iya, ini restoran punya aku." Benar tebakan Rose, ada udah di balik batu.

Take Me Out ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang