21. Rapat Para Om

2K 355 129
                                    

Berkencan dengan tujuh manusia yang tak bisa dikatakan jelek dan masing-masing mempunyai pesonanya sendiri membuat Rosé bingung atau mungkin semuanya juga bingung, saat mengatakan semuanya maka Toben masuk ke dalamnya.

Namun, jelas acara bingung Toben lebih ke kenapa Chanyeol meletakkan makanannya ke dalam toples? Apa sebegitu bingungnya dia hingga tak bisa membedakan mana snack Toben dan snack untuk manusia?

"Lanjut terus Om, ntar lo makan terus keracunan gue ketawain." Di rumah ini Rosé hanya menggunakan lo gue dengan Chanyeol, jadi jelas bahwa anak itu bicara dengan Chanyeol.

"Astaga Chan itu makanan Toben! Ih kamu rakus banget makanan Toben sampai ditaro di toples buat camilan kamu."

Tak ada pembelaan karena Chanyeol memang salah dan beruntungnya om mayor juga tak mau ikut campur, dia lebih pusing memilih calon pacar untuk keponakannya.

"Kamu nggak ada yang kamu benci gitu?"

Rosé menggeleng karena nyatanya dari ketujuh manusia yang mengajaknya kencan tak ada yang membuatnya benci. Semuanya memberikan kenyamanan dengan cara yang berbeda-beda.

"Nggak ada Om, semuanya baik," kata Rosé yakin, karena menurutnya ketujuh lelaki tampan yang berkencan dengannya tak ada satu pun yang menjahatinya atau menjahili seperti yang sering dilakukan oleh Chanyeol.

"Pasti mereka ngasih lo makan," tebak Chanyeol tiba-tiba membuat Rosé terperangah seolah Chanyeol adalah seorang peramal yang berhasil menebak sesuatu darinya.

"Om indigo?" tanya Rosé dengan berlebihan.

"Hah?" Tukang keong Chanyeol mulai beraksi.

"Kok Hah sih? Om indigo bukan? Kok bisa nebak kalo mereka beliin gue makanan." Rosé masih penasaran apakah omnya ini anak indohome atau hanya manusia tipu-tipu yang sok bisa mencium bau-bau.

"Itu mah gampang, semua orang juga bakal lo bilang baik kalo beliin lo makan." Rosé diam untuk berpikir apakah dia seperti segampang itu? Namun, setelah diingat-ingat ia memang seperti itu. Kebaikan seseorang hanya ia lihat dari seberapa sering orang memberikan dia makanan.

"Terus Rosé salah menilai orang gitu?"

"Selalu!" jawab ketiga omnya hampir bersamaan. Hebat memang mereka bisa kompak saat menyangkut sang keponakan.

"Jadi, sekarang gimana? Masa Rosé pacarin tujuh-tujuhnya?"

"Om sih mikirnya kamu nggak usah pacaran sama tujuh-tujuhnya." Ucapan Haejin mengundang delikan dari Rosé diikuti teriakan kesal.

"Om!"

"Roseanne! Om nggak budeg jangan teriak." Rosé mengeram kesal.

"Ya abisnya kalo mereka dieliminasi semua, berarti Rosé bakal jomblo! Rosé nggak mau jadi jomblo capek tau dikatain mulu."

"Siapa yang ngatain biar Om kado granat rumahnya." Haejin mulai bertingkah jika saat-saat seperti ini.

"Tenang aja kamu nggak bakal jomblo kok." Rosé langsung menoleh ke arah Seojoon  yang  mungkin membantunya membujuk sang om tertua untuk tak mengeliminasi tujuh pangeran yang mengejar cintanya.

"Serius Om? Om setuju kalo Rosé pacarin tujuh-tujuhnya."

"Maruk lo!" Chanyeol ikut berkomentar.

"Biarin yang penting enak. Jadi nggak bosen pacarannya." Haejin hanya bisa menggelengkan kepalanya, keponakannya benar-benar seperti kakaknya saat muda suka bermain-main. Beruntung kakaknya tak melanjutkan sifat fuckboy-nya saat sudah menikah.

Take Me Out ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang