Menurut ilmu penelitian tentang mood Roseanne Park yang dipelajari oleh Park Seojoon, saat ini keponakannya dalam keadaan hampir ngambek cek; tatapan sok tajam yang jelas kalah tajam dari tatapan Haejin, wajah memerah walaupun belum semerah kepiting rebus, bibir maju seperti bibir lohan dan tangan yang bersendekap di dada.
Namun, dia juga tak tahu bagaimana membuat mood itu lebih baik. Dia juga lelah untuk sekedar jalan-jalan keluar apalagi sang keponakan tingkahnya seperti kupu-kupu, nemplok bunga sana nemplok bunga sini intinya melelahkan. Sama dengan Seojoon, Chanyeol juga tak ingin menghabiskan waktu bersama dengan keponakannya yang sering membuat ia disembur amukan Haejin karena kehilangan jejak Rosé yang ternyata sedang bergosip dengan ibu-ibu yang baru dikenalnya beberapa menit. Sungguh anak yang ajaib.
Suasana menjadi begitu canggung, Rosé yang diam karena masa ingin mengambek, Seojoon yang merasa bersalah pada Rose, Chanyeol yang berdiri sambil menutup mata semoga saja bukan untuk selamanya, lalu ada Taehyung yang segan untuk membuka mulut sejak Haejin memperhatikannya secara terang-terangan.
Acara diam itu terhenti saat tiba-tiba Rosé menghentakkan kakinya layaknya Eyang Subur kemudian dia menarik Taehyung keluar untuk ikut bersamanya. Hari ini secara resmi Rosé menyatakan perang dingin pada om-omnya.
"Biarin aja Bang?" tanya Seojoon.
"Abang udah suruh anak buah Abang untuk mata-matain mereka. Harusnya sih aman." Seojoon agak ragu selama ini orang yang mereka suruh selalu ketahuan dan berakhir dengan kena timbukan batu atau benda padat lainnya. Mungkin hanya ketiga omnya lah Rose tidak akan bertindak bar-bar.
"Yakin Bang?" Haejin mengangguk.
"Dia pasukan khusus, harusnya sih bukan masalah." Haejin yakin bahwa bawahannya itu bisa menjalankan tugas dengan benar.
"Kok firasatku buruk ya?" ucap Seojoon.
Tak lama kemudian Chanyeol terjatuh saking tak bisa menjaga keseimbangan saat tidur sambil berdiri.
"Aneh? Kalo Chanyeol jatuh harusnya firasat baik kan?"
"Harusnya sih gitu." Chanyeol yang telinganya kembali berfungsi ingin membalas ocehan abangnya, tapi semua terlambat karena dua abangnya itu kini menuju ke kamar masing-masing. Meninggalkan Chanyeol yang terdiam.
"Liat aja ntar kalian bakal kena balesan karena nistain gue terus," ucapnya sebelum menuju ke kamarnya untuk meneruskan mimpinya yang terputus, mimpi tentang Wendy gadis idamannya.
-o0o-
Sejujurnya Taehyung tak tahu harus membawa Rosé kemana karena dia belum menyusun rencana mau mengajak Rosé kemana. Dia hanya asal datang karena ancaman Chanyeol yang katanya akan mengeliminasi jika tak datang. Jadilah dia datang tanpa persiapan.
Dan yang paling parah adalah mood Rosé sekarang yang down to the earth. Sepanjang jalan mereka tak mengobrol padahal ia tahu bahwa Rosé termasuk ke dalam spesies makhluk cerewet karena ia sering memperhatikan Rosé dan teman-temannya yang terlihat tak pernah habis bahan percakapan. Tambah bingung lah Taehyung, andai saja dia bisa mendengarkan kata hati Rosé, jika diam begini sama saja dia mengajak pergi patung.
"Ehm, lo mau makan?" Seingat Taehyung Rosé suka makan, jadi yang terlintas di otaknya adalah menyebut kata makan.
"Gue nggak laper," katanya sambil memandang ke arah luar jendela.
"Sorry." Akhirnya itu yang diucapkan Taehyung, karena tak bisa memperbaiki mood Rosé.
Rose menoleh kepada Taehyung, sedikit bingung kenapa lelaki itu meminta maaf saat ia tak memiliki kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Out ✔
FanfictionKeinginan Roseanne keluar dari status jomblo harus terkubur saat ketiga omnya ikut campur tangan. "Jadi, kamu mau saya tembak mati atau mundur alon alon?" "Cuma bisa jajanin cimol aja berani deketin Rose, sana pergi! Dateng kalo udah bisa jajan Lamb...