13. Kencan Pertama

3K 503 111
                                    

Kaget, syok, terkejut mungkin itu kata yang cukup untuk menggambarkan reaksi tujuh gadis demen makan ini setelah melihat siapa yang datang mengajak Rosé kencan.

Lisa bahkan masih membuka rahangnya saking kagetnya. Bukan, dia bukan Kim Jong Un. Dia hanyalah rakyat biasa yang kebetulan menjabat sebagai dosen Rosé dan kawan-kawannya.

Harusnya mereka tak kaget dengan kedatangan Ji Changwook toh mereka juga sudah melihat bahwa Changwook adalah satu di antara tujuh orang yang mengejar cinta manusia bar-bar bernama Roseanne.

Hanya saja kali ini lelaki itu sedikit berbeda, dia tampan tapi tampan yang kurang ajar. Tampan yang bisa membuat semua gadis melupakan kekasihnya dalam sekejap.

Apalagi style yang digunakan sedikit berbeda saat mengajar yang tergolong formal dan kini yang dilihat oleh para gadis-gadis doyan gibah adalah Changwook versi boyfriend material.

"Ehm Bapak ah maksud saya Mas ngajakin saya kencan?" Changwook dengan kurang ajarnya tersenyum dan mengangguk sangat tidak pengertian sekali pada jantung anak perawan di depannya ini.

"Sepertinya kalian masih makan, kalo begitu saya tunggu. Nggak apa-apa kan?"

Hal yang mungkin terjadi dalam tiga kali purnama adalah seorang Jiho begitu peka dan memiliki inisiatif untuk pindah agar bapak dosen tampan tercinta bisa duduk di samping Rosé.

"Nggak apa-apa," jawab mereka kecuali Rosé. Gadis itu sedang berpikir keras kenapa harus Changwook? Maksudnya dia tak menolak, hanya saja lihatlah sekarang dia tampak canggung. Haruskah ia bersikap friendly pada Changwook atau tetap bersikap layaknya mahasiswa dan dosen.

"Kamu nggak lanjut makan?" tanya Changwook pada Rosé. Dan sekarang butuh pertolongan pertama, tolong suara bapak dosen tercinta ini membuatnya meleleh seperti mozarella yang dipanggang.

"Cuma kudapan, ehm gimana kalo kita pergi sekarang? Maksud aku ehm maksud saya-"

"It's okay kalo pake aku kamu. Aku pikir itu terdengar lebih enak didengar." Ditujukan untuk Rosé, tapi yang terkena dampaknya para gadis pecinta gibah.

Mungkin inilah pancaran dari seorang lelaki yang tampak begitu serius saat melakukan pendekatan. Tertata dengan rapi.

"Kalo gitu gimana kalo pergi sekarang aja? Aku udah selesai makan." Changwook mengangguk.

"Okee, tunggu bentar." Changwook berdiri meninggalkan para gadis yang masih melirik ke arahnya.

Tak lama kemudian dia kembali dan mengajak Rosé pergi setelah pamit pada teman-teman Rosé.

"Sialan, baru tahu gue orang suka maling mangga bareng gue bisa seberuntung itu bisa jalan bareng bapak dosen," kata Lisa partner maling mangga Rosé.

"Udah ah, bayar- bayar mana duit lo pada," kata Jihyo yang menakutkan jika sudah menagih uang. 

"Lah si Rosé gimana?" tanya Jiho tak rela jika dia harus membayari si Rose yang makannya seperti kuli.

"Tenang aja, lo bayarin aja dulu ntar suruh dia bayar tambah bunga lima persen." Jiho memberikan jempolnya atas ucapan Jihyo, benar-benar kawan yang sangat berdedikasi dalam saling menjaga dompet masing-masing.

"Panggil masnya Lis, yang tadi dong gue belum dapet nomernya." 

"Dasar jablay," hina Lisa tapi gadis itu tetap memanggil mas-mas yang sempat digoda Jiho tadi.

"Bill-nya mas," pinta Lisa pada pelayan itu.

"Sudah dibayar sama mas yang tadi."

"Gue udah menentukan pilihan gue naik kapalnya Pak Changwook," kata Yuju semangat, dia tipe mudah disogok dengan makanan.

Take Me Out ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang