"Lo yakin Bang?" tanya Chanyeol dengan keringat yang sudah sebesar biji jagung.
"Percaya sama Abang Chan." Seojoon menepuk bahu Chanyeol dengan senyum menenangkan yang diharapkan adalah senyum mengayomi.
"Gimana kalo abis ini gue mati Bang?" tanya Chanyeol pada Seojoon.
"Kamu masih ada kesempatan kabur kalo Bang Heejin marah. Nanti Abang kirimin uang buat hidup di Afrika." Chanyeol menatap abang keduanya ini dengan tatapan kesal.
"Bang! Lo sama sekali nggak membantu," sesal Chanyeol haruskah ia menukar kakak kandungnya ini.
"Abang udah bantuin doa. Udah cepetan!" Seojoon dengan sengaja menyenggol jari Chanyeol hingga tanpa sengaja menekan tombol telepon.
"Abang!"
"Udah diangkat, jawab sana jawab!" Seojoon heboh saat-Kim Jong Un-nama yang tertulis di id caller mengangkat telepon.
"Halo," sapa Heejin.
"Bang." Dengan takut-takut Chanyeol bicara.
Ada peraturan tak tertulis yang mengatakan dilarang menghubungi Heejin jika tidak dalam keadaan genting. Jika berani melanggarnya, maka persiapkan diri untuk bertemu dengan malaikat maut. Itulah kenapa Seojoon kemarin ketakutan setengah mati saat mengabari bahwa Rosé keracunan.
"Chan!" panggil Heejin penuh peringatan.
"Bang, kita bingung nentuin siapa yang pas buat lolos di babak selanjutnya," kata Chanyeol cepat macam orang sedang ngerap.
Heejin menghela napas lalu menjawab, "Kalian yang menentukan, Abang bener-bener nggak bisa pulang. Ini aja Abang ijin ke kamar mandi buat nerima telepon kamu."
"Tapi, Bang-"
"Abang percaya sama kamu Chan," kata Heejin lalu menutup telpon secara sepihak.
"Bang, Bang Heejin baru aja bilang dia percaya sama gue." Chanyeol tersenyum seperti orang bodoh.
"Tabok gue Bang, rasanya gue lagi mimpi sampai bang Heejin ngomong gitu."
"Adddowwww," teriak Chanyeol setelah mendapatkan tamparan panas di pipinya.
"Oh my god nggak mimpi ternyata," sorak Chanyeol bahagia.
Lelaki itu bahkan memutar rekaman percakapan dia dan Heejin untuk mengulang bagian ....
"Abang percaya sama kamu Chan."
"Huaaaa, mau gue jadiin nada dering sama nada alarm. Bang Heejin bilang percaya sama gue!!! Ya Tuhan."
Seojoon hanya menghela napas. Ia pikir kebodohan Chanyeol itu ada batasnya, tapi ternyata kebodohannya sama seperti iklan kuota ... unlimited.
"Terserah Chan, yang penting sekarang kita milih dari tujuh orang itu." Chanyeol berhenti tersenyum lalu memperlihatkan wajah seriusnya.
"Oke, kali ini gue serius. Gue nggak mau ngecewain Bang Heejin yang udah percaya sama gue." Seojoon hanya bisa memutar bola matanya dramatis, diam-diam berharap dia bisa membuang seluruh keanehan di diri Chanyeol.
"Bang," panggil Chanyeol pada Seojoon yang mempertimbangkan haruskan memilih yang mana.
"Kalo gue pikir-pikir, gue nggak bisa milih Bang." Seojoon meletakkan foto Jaehyung dan Sehun di meja.
"Sama kayak abang. Terus gimana?"
"Itungan kancing?" usul Chanyeol.
"Kita pake kaos," jawab Seojoon sambil menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Out ✔
FanfictionKeinginan Roseanne keluar dari status jomblo harus terkubur saat ketiga omnya ikut campur tangan. "Jadi, kamu mau saya tembak mati atau mundur alon alon?" "Cuma bisa jajanin cimol aja berani deketin Rose, sana pergi! Dateng kalo udah bisa jajan Lamb...