"Jadi siapa lelaki itu Roseanne?" Rosé menggigit bagian dalam pipinya, ia tak pernah berpikir bahwa om kesayangannya akan menatapnya dengan tatapan sekecewa itu.
"Dia ketua BEM FT kampus Rosé, Om." Seojoon menghela napas, tentu saja Seojoon sudah tahu siapa identitas lelaki itu, dia sudah menghabiskan uang untuk menyewa detektif untuk memata-matai keponakannya. Jadi, jangankan nama atau jabatan ukuran kolor saja Seojoon sudah tahu.
"Maksud Om, Minhyun itu siapa kamu? Pacar kamu?"
"Temen Om." Rosé masih juga belum mengaku, dan itu kembali memicu amarah Seojoon.
"Sejak kapan temen elus-elus kepala? Sejak kapan?" Seojoon mulai ngegas, beruntung Rosé tidak langsung mati ketakutan karena sekali lagi, Rosé sudah sering melihat Om Haejin marah yang galaknya mengalahkan beruang madu.
"Emang yang boleh ngelus-elus rambut cuma pacar?"
"Iya!" Seojoon ngegas.
"Mana ada teori kayak gitu?" Rosé ikut ngegas.
"Ada!" Seojoon tak mau kalah, tapi sudah sejak dulu jika Rosé akan selalu membantah segala omongan tak peduli dia benar atau tidak yang penting ngegas saja dulu biar cepat sampai.
"Kalo gitu Om Chanyeol sama Om Haejin pacaran sama Toben?"
"Iya!" jawab Seojoon tak sadar bahwa jawaban yang niatnya untuk memperkuat argumennya nyatanya dibelokkan oleh sang keponakan.
"Rosé aduin ke Om Haejin kalo Om Seojoon ngatain Om Haejin pacaran sama Toben."
Jangan tanya kenapa Rosé tak menyebut nama Chanyeol karena semua juga tahu bahwa kasta Chanyeol adalah kasta paling bawah, jadi sudah menjadi makanan sehari-hari jika Chanyeol menjadi bahan nistaan anggota keluarga Park.
"Jangan dong!"
"Makanya, belum tentu kalo elus kepala itu pacaran."
"Tapi, Om yakin kalian pacaran."
"Nggak Om!" Rosé masih kekeh karena tak mau akan terjadi masalah selanjutnya.
"Ngaku atau Om bawa kasus ini ke Bang Haejin?!"
Bagus, sekarang Rosé sedang diancam oleh Seojoon. Dan sepertinya ancaman dengan membawa nama Haejin adalah yang terbaik, nyatanya sekarang Rosé sedang dilanda gundah gulana apakah ia tetap harus berpura-pura atau jujur.
"Om janji nggak akan bilang ke Bang Haejin." Rosé menatap Seojoon mencari kebohongan dari mata sang om kesayangan.
"Kamu tau kan Om selalu ada di pihak kamu," kata Seojoon mencoba meyakinkan sang keponakan dan selamat karena Rosé akhirnya luluh. Setidaknya dia ingin ada satu manusia yang ada di pihaknya.
"Namanya Minhyun," kata Rosé.
"Om tau Rosé bahkan Om juga tau kemarin dia makan apa aja sama bayar pake duit apa aja."
"Kan intro Om, nanti ke inti terus outro. Dengerin Rosé dulu biar paham." Kali ini Seojoon hanya mengangguk dia harus mencegah adanya adu bacot yang akan membuatnya pening nantinya.
"Ya udah lanjut," suruh Seojoon.
"Jadi, Rosé sama Minhyun itu ketemu pas masih maba terus dia lihat Rosé yang aduhai cantik sekali akhirnya dia falling in love terus ngejar-ngejar Rosé soalnya Rosé itu bak dewi yang banyak disukai orang jadi dia nggak pengen ada yang deketin Rosé selain dia."
Sebuah pembukaan yang membuat bibir Seojoon tangan Seojoon berkedut ingin menarik pipi gemas keponakannya. Cerita keponakannya itu terlalu menjunjung tinggi dirinya sendiri. Seojoon akui bahwa Rosé memang cantiknya kelewatan hanya saja saat mendengar kalimat penuh percaya diri yang terus melambungkan diri sendiri itu membuat Seojoon jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Out ✔
FanfictionKeinginan Roseanne keluar dari status jomblo harus terkubur saat ketiga omnya ikut campur tangan. "Jadi, kamu mau saya tembak mati atau mundur alon alon?" "Cuma bisa jajanin cimol aja berani deketin Rose, sana pergi! Dateng kalo udah bisa jajan Lamb...