-If you do it, you will make it-
***"Lo udah putus sama Rena, berarti gue masih punya kesempatan buat deketin lo kan?"
Kalimat itu keluar mulus dari bibir seorang gadis dengan rambut yang terkepang rapi. Matanya menampilkan binar penuh harap, namun bukannya mendengar balasan, pria tinggi yang mengenakan jaket jins berwarna hijau toska itu memilih untuk pergi menjauh.
Wajah pria itu sudah memerah, jemarinya terkepal kuat menahan emosi yang berhasil tersulut. Cafe depan sekolah yang masih ramai berhasil membuat dirinya mati kutu.
"Baruna," panggilnya cukup keras.
Sekali lagi gadis itu membuat mereka menjadi pusat perhatian. Baruna tidak mendengarkan dia betah melangkah, membuat gadis itu kesulitan mengikuti jejaknya yang lebar.
"Jangan sebut nama gue Metari Freya Abian kalau gue gak bisa buat lo jatuh cinta sama gue."
Satu kalimat lantang itu berhasil menghentikan langkah Baruna. Pria itu diam. Tatapannya tajam seolah siap melahap Metari hidup-hidup. Rahangnya sampai mengeras melihat senyum tulus yang tercetak dalam lekuk bibir Metari. Baruna benci melihatnya.
"Pede banget lo ya," cetusnya sarkas, "dimata gue elo itu cewek yang-"
"Enggak cantik! Enggak manis! Enggak menarik, itu kan yang mau lo bilang?!"
Baruna tertawa sinis, tawa yang berhasil mematahkan hati Metari untuk kali kesekian.
"Semakin keras lo berusaha, semakin lo ngerasa patah hati."
Baruna kembali melangkah menabrak keras pundak Metari sampai gadis itu kehilangan keseimbangannya. Metari diam, menatap dalam punggung Baruna yang semakin menjauh.
Entah itu peringatan atau kalimat motivasi agar Metari berusaha lebih keras lagi, tapi yang jelas Metari tidak akan mundur semudah itu, meski ia sudah ditolak namun perasaannya untuk Baruna masih sama. Ia tidak akan berhenti sampai ia bisa membuat Baruna jatuh hati padanya.
Moto hidupnya hanya satu:
If you do it, you will make it.Selama hidupnya ia selalu mendapatkan apapun yang ia mau. Pantang menyerah adalah sifat yang sudah mendarah daging. Tapi masalahnya ia jatuh hati pada Baruna Lancaska Priyadi, pria yang sama sekali tidak menganggap hadirnya.
"Baruna!" pekiknya.
"Lo pasti jadi pacar gue," sambungnya penuh percaya diri.
Baruna menghentikan langkah menatap lekat manik sendu gadis itu. Smirk kecil adalannya berhasil tercetak begitu kentara disudut bibir Baruna.
"Tetap berharap selagi lo masih bisa berharap," cebiknya. Kembali melangkah meninggalkan Metari.
Metari diam, kekesalan Baruna berhasil membuat hatinya berdesir. Ia sadar hubungan Baruna dan Rena berakhir karena dirinya. Padahal mereka baru berpacaran sehari.
***
Mau bilang:
Happy birthday Suga💜
Dan Happy birthday juga buat Luplup yang ultah hari ini. Wish terbaik untuk kalian 🎊🎊🎂Kenalan dulu yok:)
Nama kalian---->
Kapan ni kalian ultah--->
Gimana perasan kalian pas baca part pertama--->
Makasih Luplup udah mau baca cerita ini:)
Kalau kalian suka sama ceritanya bantu aku share cerita ini ketemen-temen yang lain ya.Komen next disini (biar gak sider)---->
Kasih aku purple love (💜) biar semangat nulisnya----->
Line ID: @480dbbyq (pakai@)
Instagram : miminglup_Note: Luplup = temen-teman tercinta
(biar beda aja gitu hehe)Jangan lupa vote.
Makasih Luplup semua💜
09.03.2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Sunset
Teen Fiction#Follow dulu ya Luplup💜 Update tiap hari selasa, kamis dan sabtu. Ps: kalau gak update hari itu berarti update di hari besoknya:)# *** -Kisah cinta ini seperti mactha late, punya rasa pahit yang khas- Metari bukan gadis yang pantang menyerah, sela...